03

3.6K 478 105
                                    

Helow, Sunny kembali :D

◤━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━◥

(Name) POV.

Hari ini adalah hari keduaku sebagai siswi Prodi Pahlawan di UA. Jika ada yang bertanya tentang kesanku pada pelajaran normal di UA maka akan kujawab, MEMBOSANKAN. Iya membosankan, karena aku tidak suka belajar.

Kepalaku sudah berasap sejak Mic Sensei berbicara bahasa asing dicampur bahasa Jepang, ditambah pelajaran geometri dan teknik komputer pada jadwal berikutnya.

SUDAH CUKUP!

Aku butuh makanan bergula! Setidaknya sesuatu yang manis gitu, misalnya kaya mas-mas ikemen di belakang sana, awokawok. Tidak, aku bercanda.

Tapi serius! Aku butuh asupan gula. Andai tadi aku membeli roti cokelat untuk kumakan di kelas.

Sekarang ini kami masih memiliki waktu sebelum pelajaran Dasar Kepahlawanan dimulai. Jujur saja satu-satunya kegiatan yang paling kutunggu. Yang kumaksud dari tidak suka belajar itu hanya pelajaran akademiknya saja, aku tak sanggup memikirkan teori-teori berkepanjangan.

Dan kini kami tengah memasuki waktu rehat sepuluh menit sebelum memasuki pelajaran berikutnya. UA ini sekolah bergengsi, tau. Aku tidak yakin akan ada jam kosong pada hari biasa, jadi hal-hal begini harus dimanfaatkan dengan sangat baik.

Contohnya seperti saat ini, mulutku sedang asik mengunyah perkedel kentang.

Jangan tanya dapat dari mana, sudah jelas aku membuatnya. Kuharap ini bisa mengganjal perutku agar bisa fokus di pelajaran pahlawan.

"Mikazuki-chan, menurutmu siapa yang akan mengajar berikutnya? Aku sangat penasaran!"

Aku menoleh ke Hagakure di sampingku. "Syudhah khukwatakhan uncwuk pwanggwil (Nwame) swajah kam," jawabku melalui mulut penuh perkedel.

"Uh, sebaiknya kau habiskan dulu makanannya, aku tak bisa mengerti ucapanmu."

Segera saja kuselesaikan kegiatan mengunyah perkedel ini dan mengirimnya ke lambung, kemudian meminum sebotol air. "Sudah kubilang untuk panggil (Name) saja, kan. Aku tidak nyaman jika dipanggil menggunakan margaku."

"Baiklah, (Name)-chan. Jadi menurutmu siapa yang akan mengajar?" ulang Hagakure.

Aku berpikir sesaat. "All Might mungkin? Kudengar dia sudah bekerja di UA. Memangnya All Might akan mengajar apa lagi selain pelajaran pahlawan? Masa tukang kebun."

Aku sudah tau hal itu dari surat penerimaan Izuku, tapi mana mungkin aku memberitahunya.

"Jadi itu benar, ya? Aku makin bersemangat!" seru Hagakure melakukan gerakan.. em.. entahlah, yang kulihat hanya seragamnya bergerak-gerak random.

Aku menutup kotak hartaku dan memasukkannya ke dalam tas. Semua perkedelnya sudah habis, jadi pulang sekolah nanti aku mau membeli kroket. Dilihat-lihat perkedel dan kroket cukup mirip ya, sama-sama berbahan kentang, hehe.

Hagakure lanjut bercerita soal dia yang tadi pagi hampir tertabrak mobil saat menyebrang, karena tidak terlihat oleh si pengendara. Apalagi warna seragam UA itu abu-abu yang sekilas mirip warna aspal.

𝐓𝐈𝐌𝐄  ||  𝐁𝐍𝐇𝐀 𝐱 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐞𝐫Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang