36.Ditto

36 4 12
                                    

Jati memandang ketika mobil yang membawa Ate dan Ben pergi meninggalkan jalan yang dipenuhi bebatuan koral kecil mengepul berdebu.... Apapun yang terjadi diantara mereka... Mereka butuh kesimpulan... Mereka butuh.. Jawaban....
Mata Jati memandangi langit dengan bulan keperakan besar menggantung anggun diantara bintang bintang....

Kamu itu random... Dan Ale harus selalu dengan Template... Walau kalian saling cinta dunia kalian amat berbeda.... Kau mungkin siap dengan segala sesuatu yang semesta lemparkan padamu... Tapi bagaimana dengan Allegro? Bagaimana dengan masa depan yang sedang si cungkring bangun

Perlahan Jati mengeluarkan kotak cincin dari jeansnya..  Mungkin gak sekarang.   Mungkin sebentar lagi... Pikirnya dalam hati.... Tiba tiba dirasakannya pelukan di pinggangnya .....

"Kalo itu ragu... Aku harap itu gak lama lama.... " Lirih suara di pundaknya

"Kalo akhirnya gak terjadi gimana sayang? " Lirih Jati menepuk nepuk lengan berambut halus milik si cungkring

"Aku pastikan kau tetap bersamaku... " Lirih pria mungil itu tergetar....

Jati berbalik badan dan memandang sosok berkaos dagadu   dan robek robek berwarna dongker itu .....

"Apakah aku benar pantas Le? Apakah aku benar benar orang itu? " Resah Jati memandang lekat lekat kepada tubuh mungil itu

Ale tersenyum hangat dan mengangkat bahunya "celakanya hanya kaulah yang benar-benar aku tunggu... " Ucapnya lirih.... Mereka berdua tak sengaja tertawa....

"Hai" Ucap Jati sumringah dengan mata sembab...

Ale tersenyum cerah dan menjawab "hai" Lirihnya tergetar.... Dengan tiba tiba Si cungkring meraih kotak cincin dari tangan Jati....

"Aku gak perduli dunia bilang apa.... Yang aku tahu kamu duniaku " Si cungkring dengan tiba tiba menyematkan cincin Zircon berwarna pink itu ke Jari manis laki laki di hadapannya...

Jati sejenak tersenyum dan menempeleng lembut  Pria tak seberapa tinggi di hadapannya "selalu aja terburu buru.... " Lirihnya....

"Udah setengah jalan lho... Jangan terlalu lambat... " Cibir si cungkring ditingkahi tawa renyah lelaki tampan dihadapannya

"Lambat.... Cepat... Pagi... Sore... Siang... Malam... Cerah... Hujan.... Selamanya aku rumahmu" Timpal Jati seraya memasangkan cincin yang tertinggal di kotak beludru itu di jemari Ale....

"Untuk selamanya sampai selamanya" Lanjut Ale mantap.... Jati membawa jemari ale ke bibir tipisnya dan memberikan kecupan manis pada jari jari si cungkring

"Untuk selamanya sampai selamanya" Lirih Jati memandangi si tampan yang lebih mungil... Ale membawa bibir lelakinya kedalam sebuah pagutan dalam nan manis

Tidak disadarinya Matahari terkejut memandangi mereka dari ambang pintu kamar

************
"Jadi aku diculik ceritanya? " Senyum Ben memandangi Ate yang masih serius di depan setirnya

"Kasian supir kalian butuh istirahat.... " Ujar si tampan sambil tersenyum.... Mobil mereka memasuki jalan raya panggang-parangtritis yang meliuk liuk naik turun bagai ular hitam yang membelah pepohonan Jati yang kering meranggas

"Padahal kuharap kau mengangguk dan berkata... Iya aku menculikmu tulang... Aku bawa kau ke antah berantah... Gak akan ku kembalikan" Ujar Ben sambil menerawang... Memandang ke jalan penuh kegelapan di depan mereka

"Mereka pernah mencuri tulang dariku.... Rasanya gak enak.... Dan aku gak mau sejahat mereka... " Jawab si tampan hangat.... Ben terdiam dan perlahan mengelus pipi Ate...

"Dan maaf aku curi bahagiamu... " Bisik Ben kemudian....

"Gracias memberikan dokumen human traficking pada pihak berwenang . .. Dan Ditto mendorong mereka supaya menangkapmu di Bandara.... Ada lagi yang perlu aku tahu? " Dingin Ate kemudian

Pria Pohon dan Matahari yang terburu buru : Ayat 3Where stories live. Discover now