15 Rengkah

14 4 14
                                    

"Umi...pagi sekali...." Ujar Nadia saat membuka pintu kantornya di kawasan Grogol itu .....Perempuan yang diajak bicara itu hanya tersenyum sepenuhnya sementara sosok yang lebih Muda menawarkannya untuk masuk....

"kopi ? Teh?" lanjut si muda sementara Umi terduduk di kursi di hadapannya ....

"teh saja ....hijau ...tanpa gula ....mencoba menghindari diabetes...." timpal Perempuan setengah baya yang masih tampak cantik itu ...Nadia sedikit terkekeh mendengarnya ...

"Dengan badan seperti itu ...? bahkan gak mungkin diabetes mampir sejenak" lanjut Nadia seraya berjalan menuju mini Pantry untuk membuatkan minuman yang diminta Umi ...

"kita gak tahu nad ...mungkin Stress bisa membuatku lari ke glukosa ....sejenak menenangkan diri?" dingin sang bunda ...Nadia terdiam mendengar kata kata perempuan setengah baya itu ...

"mungkin Umi bisa lari ke Yoga ...atau Pilates ....kudengar Krav Maga juga seru" kecut si perempuan muda

"kamu menawarkan banyak cara untuk lari sejenak dari kepenatanmu sementara kamu lari dengan meninggalkan Putra semata wayangmu di Jogja Nad?" lanjut si perempuan setengah baya itu dengan pandangan menusuk ...

"aku kerja Mi ....lari gimana sih?" desah Nadia tidak setuju

"bahkan gak mau sebentar saja menghadiri career day di sekolahnya?" lanjut sang perempuan tua dingin ...Nadia terdiam dan menyerahkan mug berisi teh hangat dihadapan Umi

"kebetulan kemarin ada agenda mendesak ...lagi pula Ale doing great ...dia berhasil memikat para orang tua murid dan teman teman Matahari ....dia lebih tepat untuk career day dibanding aku kan?" ujar Nadia mencoba membela diri

Umi terdiam dan menarik napas panjang ... "dan Jati sempurna dalam menjaga Matahari setiap harinya,kan? kamu mau bilang gitu Nad?" lanjut si perempuan memandangi Nadia yang tampak salah tingkah

"yeah Umi gak salah" lirih Nadia

"kamu Ibunya Nad ...kamu harusnya tahu lebih baik..." lanjut Umi kesal

"a...aku ...aku gak paham maksud Umi" timpal Perempuan yang lebih Muda dengan suara tergetar

"kamu pintar Nad ...kamu mengerti maksud Umi" sinis perempuan yang lebih tua memandangi mantan kekasih mendiang anaknya itu

"Mi.... " Lemah sang perempuan yang lebih muda

"Kamu gak menyerahkan tumbuh kembang anak laki laki tunggal kamu ke Pasangan Gay nad!!! " Kesal perempuan yang lebih tua

Nadia terdiam mendengarnya

"Yeah... Umi tahu.... " Lanjut perempuan yang lebih tua itu...

*********
Ale terbangun ketika dirasakan sesosok tubuh memeluknya.... Sedikit kaget dan mencoba mencerna... Badan mungil siapa yang memeluknya begitu erat... Lalu pelan pelan si cungkring tersenyum

"Good morning nak.... " Lirihnya menepuk nepuk tangan kecil Matahari

"Ini morning... Tapi Matahari gak tahu ini good apa enggak" Lirih si Bocah mendung...

Ale terdiam sejenak seraya kembali menepuk lembut lengan lengan gempal lelaki kecil itu

"Harusnya good kan cah bagus? Apa yang membuat matahari pikir pagi ini akan jadi Bad...? " Senyum laki laki yang lebih tua seraya mengecup lembut jemari Matahari...

"Aku suka papa Le... Aku suka Baba.. Aku sayang kalian dan aku gak mau milih.... " Lanjut Bocah itu sendu....

"Kenapa Matahari pikir Matahari harus pilih Nak? " Lanjut Ale seraya terduduk... Memandangi laki laki muda yang masih terbaring manyun

Pria Pohon dan Matahari yang terburu buru : Ayat 3Where stories live. Discover now