31.the ambush

28 5 7
                                    

Ndalu terdiam memandangi sosok yang tertidur di perpustakaan.... Saat terlelap dia tak lebih dari sosok tua yang terlihat lelah dan butuh istirahat.... Mereka boleh bilang Kusumo adalah jenderal kejam yang tidak memperdulikan apa apa selain ambisinya....

Sudah dua hari ini dia training kecil kecilan di rumah Jenderal Kusumo di kawasan taman suropati itu, setelah perjanjiannya antara Dirinya, si Jenderal dan tangan kanan sang Ibu, Allegro  si Jenderal terlihat lebih tenang dan sering tertangkap basah merenung, hal ini juga disebabkan kaburnya sang Istri dan anak angkat dari rumahnya.... Dia relatif sendirian dan hanya ada Ndalu yang walaupun baru saja bertemu dan berkenalan.... Adalah lingkaran utama sang Jenderal

Ndalu dan Kakak kembarnya Luther merupakan anak kandung sang jenderal dari hubungan di luar nikahnya dengan Suci Estrella, perempuan yang tadinya merupakan sasaran tembak sang Jenderal untuk menempatkan Putra tirinya di Legislatif untuk mempermudah langkahnya menjadi Presiden di pemilihan umum periode selanjutnya....

Tidak terduga Perempuan yang akan di korbankan melawan balik dengan peluru yang jitu... Dia adalah ibu dari tidak hanya satu tapi dua anak kandung sang jenderal.... Dan dia dan timnya tau segala jenis kebrengsekan masa lalu laki laki tua itu... Kebrengsekan yang bahkan lebih buruk dari beberapa Foto bugil sang perempuan yang sengaja Sang Jenderal dan timnya sebarkan kepada media untuk merusak reputasi anggota legislatif perempuan itu..

"Luangkan Waktumu... Biar tambah tajam..." Ujar sang Jenderal siang itu di perpustakaan sambil menunjukkan koleksi bukunya

"Biar tajam tusuk kiri kanan? Untuk menjadi pemenang...? " Dingin Ndalu sambil melihat lihat dan mencebik

"Kenapa? " Bingung si Jenderal kemudian

"Clearly... Disini gak ada komik... " Manyun laki laki yang lebih muda...

"Kamu gak akan tajam kalo baca yang begituan.... Lagian tajam itu bukan selalu berarti digunakan untuk merusak dan membunuh kok" Timpal Kusumo kemudian

"Lantas buat apa? " Lanjut Ndalu tertarik

"Ya terserah kamu... Kamu pakek buat potong bawang.... Kamu pakek buat tusuk di jahat... Atau kamu pakek buat memutus tali dan belenggu mereka yang teraniaya... Apapun itu tajam tetap tajam kan? " Senyum Kusumo

"Kalo aja Bapak gak brengsek... Aku hampir kagum pada bapak" Dingin Ndalu seraya memandangi si tua

"Manusia itu bukan TV nak....flat... Dua dimensi. ..  hanya memiliki satu sudut pandang" Timpal si tua dalam tawanya

Ndalu terkekeh "yang itu aku udah tau... Dan justru itu yang aku bingungkan dari Bapak.... " Sahutnya kemudian

Dahi Kusumo mengerenyit "dan apa itu? " Bingungnya

Ndalu mengangkat bahunya "dari sisi mana pun Bapak itu brengsek... " Jawabnya lurus

Sang pria tua tertawa lagi "ouch" Lirihnya masam

"Kenapa tersinggung? Bukannya bapak biasa digituin? " Senyum Ndalu kemudian

"Kenapa kamu bisa tau? " Lanjut Kusumo lagi

"Orang yang tersakiti menyakiti, dan yang paling menyedihkan adalah mereka pikir itu satu satunya siklus... Dan gak ada pilihan lain... " Tajam ndalu...

Kusumo terdiam "so kamu tahu kan nak... Aku lebih dari sekedar si brengsek multidimensional? " Lirihnya kemudian

Ndalu kembali mengangkat bahunya "yeah... Dan karenanya kita sama sama belajar kan? Aku jadi lebih tajam.... Bapak jadi lebih gak brengsek" Lugasnya kemudian...

Pria Pohon dan Matahari yang terburu buru : Ayat 3Where stories live. Discover now