33. the wedding (bagian 1)

24 4 2
                                    

"Kalo lagi sepi rame sendiri.... Kalo lagi rame malah cari tempat sepi.... " Ujar Seorang laki laki di punggung Allegro.... Sejenak si cungkring menoleh dan terkekeh....

"Aku pengen es puter.... Dan aku gak suka makan es puter sendirian.... " Lanjut sang laki laki seraya menyerahkan cangkir mungil itu ke tangan pria cungkring di hadapannya...

Ale berteriak girang sesaat lalu menikmati es krim di tangannya....

"Mas Happy? " Lirih laki laki mungil bermata besar itu...

Jati mengangguk "yeah.... Bapak sudah tenang sekarang... Dan karenanya aku bisa konsentrasi untuk diriku sendiri.... " Ujarnya sementara tangannya spontan membenahi rambut Ale yang tertiup angin malam....

Bintang bintang tampak berkelip genit sementara dibawah terdengar suara riuh rendah.... Suara ramai dan bahagia.... Suara para tamu yang menikmati pernikahan yang begitu syahdu,sederhana namun memiliki makna mendalam.....

Bapak Menikahi Ibu Suci di Gereja Ganjuran sore itu.... Lalu di malam harinya mereka mengadakan resepsi kecil kecilan di Rumah dan peternakan kambing Ettawa milik Jati di daerah Sriharjo.... Makan malam berkonsep rustic dengan diiringi grup Cello dari ISI.... Gelaran khidmat... Romantis dan Indah yang dikonsep oleh Event Organizer terkenal yang sedang naik daun di bawah pengelolaan Mauliate Nasution.... Margareth Soewito

"Terimakasih karena sudah berhasil meyakinkan Ate untuk bikin pesta Bapak ya le" Lanjut Jati dengan senyum mengembang

Ale manyun memandangi si tampan "itu doang? " Rajuknya

Jati tersenyum dan menggaruk garuk kepalanya yang tidak gatal "memang apalagi?" Ujarnya nakal

"Gak terimakasih untuk blowjob sepanjang perjalanan dari ganjuran ke sini? " Timpal Ale seraya menghabiskan es krimnya

Jati mengangkat bahunya "yeah... Itu... Lumayan... "

"Lumayan? How dare you" Kesal Ale pura pura terluka...

Jati terkekeh sesaat "bahkan untuk mengembalikan bapak.... Untuk mau kembali padaku... Dan untuk berkenan tetap mau bersamaku walau aku sempat brengsek... Makasih aja gak cukup kan? " Lanjutnya serius...

"Tetap di situ... Aku akan menjagamu keras keras... Begitu konsepnya..." Ujar Ale seraya menggenggam erat tangan Jati sementara dari balkon mereka memandangi langit berbintang yang ditimpali suara gemercik sungai dan tamu yang masih riuh rendah di bawah sana

Sejenak Jati tersadar.... Teringat kejadian beberapa saat lalu... Kejadian yang membentuk apa yang terjadi malam ini

Jati dengan berhati hati membawa mangkok mangkok plastik berisi kopi memasuki lorong kantor polisi itu untuk memberikan asupan kafein pada teman temannya.... Ketika berbelok sejenak dia menghentikan langkahnya ketika didengarkan suara yang amat familiar

"Ate tidak akan menolakku.... Jadi jika Ben tidak mau tunduk pada deal yang aku berikan.... Biarkan saja dia membusuk di penjara... Yeah tentu saja... Kita sudah pegang para penyidik" Ujar Suara itu kemudian seraya menutup teleponnya

Dahi Jati mengerenyit dan segera berjalan cepat meninggalkan Sudut itu dengan Jantung berdegup kencang...

..... Apa yang tadi dibicarakan Pramuditto Askara....?....

"Ada Apa Mas? " Bingung Ale memandangi laki lakinya yang tiba tiba terdiam

Jati menggeleng dan meletakkan kepalanya di bahu Ale .... "Ndak.... Aku ndak apa apa" Jawabnya lirih....

********
Askara Tower, kawasan kebun Jeruk
Beberapa saat sebelumnya

"Tentu saja.. Kau dengan bagianmu... Aku dengan bagianku.... " Ujar Ditto dingin di telepon.... Laki laki itu menelepon kembali......laki laki yang menghubunginya pada malam dia baru saja landing di Jakarta..... Lelaki yang tak sengaja masuk kehidupnya dalam lingkaran ruwet tentang cinta, uang dan kekuasaan

Pria Pohon dan Matahari yang terburu buru : Ayat 3Where stories live. Discover now