12. Lari

20 4 7
                                    

Beberapa Malam sebelumnya

"Jadi... Kamu mau bertemu sejuk? " Senyum Satrio memandangi Nadia di kantin rumah sakit  itu...

Si perempuan tertawa "tapi untuk apa? " Timpalnya kemudian

Laki laki berwajah oriental itu mengangkat bahunya "untuk lihat... Gimana kami kalah.... Untuk... Memaafkan dia? " Ujarnya kusam...

"Gak semua hal tentang menang kalah iyo.... Dan kalopun ini tentang menang kalah... Kamu tahu... Kalian lah pemenangnya... Karir hebat... Keluarga bahagia.... Dan... Bayi sebentar lagi" Sahut perempuan cantik itu kemudian...

Satrio terdiam... Rasa bersalah muncul menggelegak di hatinya

********
"Terimakasih.... " Lurus Luther memandangi sosok pria setengah baya yang masih sibuk di pantrynya

"Santai.... Itu hanya teh... " Ujar si pria lebih lanjut....

"Bapak menghilang dari London... Dan kemenlu tidak memberikan informasi apa apa.... " Lanjut Luther kemudian....

"ibumu cerita semua hal sama kamu ya?" cibir Drajat masam , Luther mengangkat bahunya ....

"Mama hanya punya kami ....would be nice kalo ada Papa tapi yeah ...tidak ada Papa dalam cerita keluarga kami ...." timpal si Muda 

Drajat memandangi wajah pemuda itu ....mata bulat jernih dengan rahang kokoh dan hidung ramping ...titik titik rambut kebiruan bekas cukuran cambang memenuhi pipi dan dagu pemuda tampan itu .....dia mirip suci ....suci dan tentu saja si keparat itu.....

"kalian selalu bertiga ...Mama ....Luther ...Calvin ....bukankah itu sudah lengkap ?" senyum Drajat sambil meminum tehnya ....

"dia minta dipanggil Ndalu ....dia gak suka ide bahwa kami adalah kembar ....pagi dan malam....Luther dan Calvin......berasa produk pabrik katanya ...." ujar Luther dalam tawa

"dan kalau dia Ndalu ....berarti kau ...Enjang...?" dahi Drajat berkerenyit ....Luther makin tertawa sejenak ...

"It's Mananero... " Lanjut laki laki yang lebih muda

"Spanish.... Aku kagum... " Timpal si Tua....

"Dan aku bingung...." Lirih Luther memandangi si Tua dengan serius....

"Kenapa memangnya? " Ujar Drajat tersenyum misterius

"Bapak gak kasian sama mas Jati? Pascal? "  Lanjut Luther kesal

Drajat terdiam memandangi si pemuda... Air matanya hadir lagi

**********
"Badannya panas.... Ndak mau bangun dari kemarin... " Ujar Pascal ketika Ale turun dari taksi siang itu di rumah singgah....

"Makannya gimana? " Timpal si cungkring khawatir

Pascal menggeleng "terus nolak.... Cuma mau minum susu.... " Lirih pria yang lebih muda...

"Terus kamu piye nak? " Ale mencoba tersenyum memandangi Pria muda yang dengan sigap mengurus kopernya

"Aku menjaga apa yang harus kujaga dan kupikir hasilnya lumayan" Sahut Pascal Masam

Ale terdiam dan menepuk pipi pria tanggung tampan itu..... "You doing great big boy" Senyumnya hangat

Pascal tertawa pahit "masak?... Bapak hilang... Mas Sakit... Berasa wabah.. " Ujar laki laki muda itu seraya berjalan menjauhi Allegro yang hanya bisa memandanginya sedih...

Sebentar lagi bapak balik nak... Sabar ya... Pikir si cungkring dalam hati

"Mau kemana cal? " Teriak Ale pada si muda yang berjalan menuju pintu depan

Pria Pohon dan Matahari yang terburu buru : Ayat 3Where stories live. Discover now