Bab 18, King: The King

Start from the beginning
                                    

"Aku tidak menyesal melakukan itu," Evan berujar acuh, "kita tidak harus menuruti apa yang ayah mau saja, Ethen."

"Tidak, kita harus. Kita hanyalah bidak di permainan catur, dan ayah yang memainkannya," ucap Euthenia, suaranya terdengar pecah seperti ingin menangis lagi.

"Aku tidak merasa bahwa kita adalah bidak catur."

"Kita ya, itu sudah tertulis sejak kita dilahirkan di keluarga ini. Dan beruntung untukmu karena kau adalah rajanya, Evan."

"Kenapa aku harus merasa beruntung? Apakah itu karena aku tidak bisa melakukan apapun sesuai dengan keinginanku atau karena yang bisa aku lakukan hanyalah menjalankan sesuatu yang diberikan ayah kita, begitu?" Evan bertanya marah, matanya menatap tajam sang kakak.

"Karena kau adalah pewaris keluarga Rosier." Euthenia bangkit berdiri, berbalik pergi meninggalkan Evan.

Evan menyandarkan tubuhnya yang penuh luka. Dia membuka bungkusan makanan yang diberikan Euthenia. "Menjadi raja bukanlah keberuntungan, Ethen. Karena yang raja inginkan hanyalah menjadi bebas," lirih Evan.

° ° °

25 Desember 1977

"Kenapa sampai sekarang Evan tidak mengirim kita ucapan dan hadiah natal?" Barty bertanya, dia menatap khawatir Pandora yang duduk didepannya.

Pandora menghela nafas, kemudian berujar, "Barty, mungkin saja Evan tengah sibuk melakukan sesuatu dengan keluarga Rosier."

Barty menggelengkan kepalanya. "kau jelas tahu bagaimana Evan, Dora," ujarnya, "perlukah aku pergi ke Rosier Manor?" tanyanya khawatir.

Suara Crack terdengar sebelum Pandora sempat menjawab pertanyaan Barty. Peri rumah itu menundukkan kepalanya sebelum berkata, "Master Regulus meminta Kreacher untuk memberikan ini kepada Gadis Moon dan Pemuda Crouch, Master juga meminta Kreacher untuk menyampaikan pesan bahwa Master Regulus mungkin akan datang terlambat pada pesta natal hari ini," Peri rumah itu berujar, sebelum pergi menghilang lagi.

"Dora, bagaimana jika ternyata terjadi sesuatu kepada Evan dan Regulus?" Barty bertanya khawatir, dia mulai menggigiti kuku jarinya.

Pandora mendekati pemuda itu, dia menggenggam erat tangan Barty agar pemuda itu berhenti menggigiti kuku jarinya. Pandora kemudian berujar, "Barty, kita berdua telah memutuskan untuk bersiap dengan apapun yang akan terjadi semenjak Regulus menerima tanda kegelapan itu. Dan percayalah, Evan baik-baik saja, atau setidaknya itu yang aku harapkan."

"Aku takut, Dora. Bagaimana jika suatu saat nanti aku kehilangan kalian?" Barty bergumam pelan.

° ° °

"Kau akan bergabung dengan Pelahap Maut," Atlas Rosier berujar dingin, mata birunya menatap sang putra.

"Bagaimana jika aku menolak?" Evan bertanya menantang.

"Begitu? Kau tidak ingin memanfaatkan ini untuk bergabung dan menjaga temanmu Regulus Black? Dan apakah kau pikir kau memiliki kebebasan untuk menolak?" Atlas Rosier memandang putranya dengan tatapan merendahkan.

Evan berdecih mendengar perkataan ayahnya. "Lakukan apapun yang kau mau, Tuan Rosier," ujar Evan sinis pada akhirnya. Euthenia benar, dia adalah bidak dalam sebuah permainan catur dan itu telah tertulis semenjak dia dilahirkan.

"Pangeran Kegelapan adalah Legilimens yang hebat, jadi jangan pernah sembunyikan apapun darinya. Sekarang pergilah dari hadapanku, dan obati lukamu. Aku tidak ingin orang lain melihat pewaris keluarga Rosier tampak seperti sampah," usir Atlas Rosier.

FLOWERSTAR - [Regulus Black]Where stories live. Discover now