Bab 17: Heart of the Lion

545 99 20
                                    

Celah gua tempat tinggal Helios telah ditutupi sempurna oleh sulur tumbuhan yang telah tumbuh lebih lebat dari yang Regulus lihat terakhir kali. Dia memasuki celah sempit itu, mempersiapkan dirinya untuk berlatih dengan Helios. Helios telah mengiriminya surat beberapa waktu lalu untuk segera datang, dan disinilah Regulus sekarang.

Padang hijau menyambut Regulus begitu dia memasuki gua tadi. Dia berjalan dengan tenang menuju pondok kecil yang berada tepat ditengah padang hijau, tetapi tubuhnya tiba-tiba saja terlempar jauh oleh mantra yang tak terlihat ketika dia hendak mendekati pondok itu.

"Sial, apa-apaan ini," Regulus mendesis kecil, bangkit berdiri.

"Pertahanan dirimu sangat buruk nak, kau bahkan tidak dapat mendeteksi mantra yang akan datang menyerangmu." Helios berdiri disamping Regulus, memandang pemuda Black dengan tatapan mencela.

"Tidak ada penyihir yang dapat mendeteksi mantra yang akan menyerangnya," bela Regulus.

Helios mendengus, mengarahkan tongkat sihirnya ke arah padang hijau. Sebuah hutan kecil muncul begitu saja membuat Regulus terkejut, dia tidak pernah melihat penyihir melakukan sesuatu seperti yang Helios lakukan.

"Transfigurasi macam apa itu?" Regulus bertanya tertarik, memandang takjub hutan kecil yang telah sempurna.

Helios memasukkan tongkat sihirnya, berjalan menuju hutan kecil tadi. "Itu bukan sembarang transfigurasi, nak. Kau masih jauh untuk mencapai level itu, dan sekarang ikuti aku masuk ke hutan," katanya.

Hutan itu persis seperti hutan sungguhan, gelap dan lembab begitu Regulus memasukinya. Mereka berjalan sampai tiba disamping sungai kecil yang mengalir, Regulus tidak tahu bagaimana Helios melakukan hal seperti ini. Padang hijau dengan sinar matahari didalam gua telah cukup membuat Regulus terkejut, dan sekarang ada hutan kecil dengan aliran sungai.

"Untuk apa kita kesini?" Regulus bertanya tidak tahan begitu melihat Helios yang hanya fokus memandang sungai kecil tadi.

"Aku akan mengajarimu tentang sensorik terlebih dahulu. Tidak, tidak sama dengan mantra pendeteksi," Helios berujar, menatap galak Regulus yang hendak menyelanya, "sensorik ini tidak perlu pengucapan mantra, ini dirasakan oleh tubuhmu. Oleh sebab itu kita harus melatih pengindraanmu terlebih dahulu, indramu sangat tumpul jika harus kukatakan."

Anggukan mengerti Regulus disambut oleh senyum kecil Helios, "sekarang duduklah di tepi sungai ini. Tenangkan dirimu dan fokuskan pikiranmu," ujarnya.

Regulus menuruti perkataan Helios, dia mendudukkan dirinya ditepi sungai kecil tadi. Dia mencoba melakukan apa yang diperintahkan oleh Helios tetapi sulit melakukannya, bunyi gemericik air sungai sangat mengganggunya.

"Fokus, nak!" Dia dapat mendengar Helios berseru, dia melakukannya sekali lagi yang diperintahkan oleh Helios.

"Bagus, sekarang biarkan sihir mengaliri seluruh tubuhmu," Helios berujar lagi begitu melihat Regulus mulai tenang

Sihir yang Regulus tahan dalam lengannya mulai pemuda Black itu lepaskan, dia membiarkan sihir mengaliri seluruh tubuhnya. Dia dapat merasakan tubuhnya terasa lebih kuat, dia juga dapat merasakan seolah dia dapat menghitung jumlah ikan yang berada didalam sungai disampingnya.

"Buka matamu," perintah Helios. Regulus mulai membuka matanya seperti yang diperintahkan Helios. "Apa yang kau rasakan begitu sihir mengaliri tubuhmu?" tanya Helios.

"Aku merasakan seolah tubuhku jauh lebih kuat, dan aku merasa seolah aku dapat menghitung jumlah ikan yang berada didalam sungai itu," Regulus terdiam sebentar, sebelum melanjutkan, "Helios, bisa aku bertanya sesuatu?"

Helios mengangguk, pertanda bahwa Regulus boleh bertanya kepadanya. "Mengapa kita harus membiarkan sihir mengaliri tubuh kita? Bukankah akan lebih kuat jika kita memfokuskan sihir pada kedua lengan kita?" tanya Regulus.

FLOWERSTAR - [Regulus Black]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon