Bab 22: The Darkness Comes

442 87 10
                                    

"Pangeran Kegelapan datang mengutusku untuk berbincang dengan kalian," Regulus berujar, matanya menatap awas sekumpulan manusia serigala didepannya.

"Kenapa Pangeran Kegelapan tidak datang sendiri menemui kami?" raung pemimpin manusia serigala itu, ekspresi wajahnya sarat akan penghinaan. "Apakah Pangeran Kegelapan berpikir kami tidak cukup kuat seperti Fenrir Greyback?"

Regulus mendengus, kumpulan manusia serigala didepannya sangatlah keras kepala sedari tadi. Dia menarik tongkat berintikan taring Basilisk miliknya. "Mungkin memang aku harus menghajar kalian semua," ujarnya dingin.

Kumpulan manusia serigala itu mulai meraung marah. Beberapa dari mereka bahkan telah berubah wujud menjadi serigala sungguhan. "Tahan semuanya!" perintah sang pemimpin.

Mata kuning pemimpin serigala itu menatap Regulus dingin. "Kau bodoh jika menginginkan pertarungan di markas kami, anak muda," peringatnya.

"Begitu?" cemooh Regulus. Dia mengangkat tongkat sihirnya, melemparkan kutukan pembunuh kepada salah satu manusia serigala yang berdiri tak jauh darinya.

"ALAS! PERINTAHKAN KAMI UNTUK MENYERANG! DIA MEMBUNUH TEMANKU!" salah satu manusia serigala berseru marah.

"Kau seharusnya tidak melakukan," sengit Alas, pemimpin sekumpulan manusia serigala itu mulai berubah menjadi serigala sungguhan.

Regulus menyeringai senang. "Bagus! Serang dan cabik-cabik aku jika kalian bisa," Regulus berseru, tertawa seperti orang gila. Dia dengan cepat membuat perisai transparan yang melindunginya.

Para manusia serigala meraung marah. Mereka berusaha menembus paksa perisai transparan milik Regulus, tetapi tidak ada satupun dari mereka yang mampu melakukan itu. "Jika harus aku katakan, kalian sangatlah lemah," Regulus berujar dingin, menatap hina sekumpulan serigala itu.

"Perhatikan ucapanmu, anak muda," Alas berdiri didepan Regulus, wujudnya telah kembali menjadi manusia. Dia merobek perisai transparan Regulus menggunakan pisau hitam dialiri sihir miliknya. "SERANG!" raungnya.

Regulus langsung sadar dari keterkejutannya. Dia melemparkan kutukan pembunuh kepada serigala yang tengah mencakar lengan kirinya. "BAGUS, SERANG AKU LAGI." Regulus tertawa kesetanan, darah mengucur dari lengan kirinya tetapi pemuda itu tetap menyerang sekumpulan manusia serigala tanpa ampun.

"Avada Kedavra," desis Regulus. Sinar hijau itu telak mengenai Alas sang pemimpin, semua manusia serigala langsung terdiam begitu melihat pimpinan mereka jatuh tak bernyawa.

"Lihat," kata Regulus dingin, dia menunjuk jasad Alas. "Pemimpin kalian telah aku bunuh, ikuti Pangeran Kegelapan atau kalian akan aku bunuh seperti pemimpin kalian?" ancamnya.

Manusia serigala perempuan maju berdiri didepan jasad Alas, dia manatap sengit Regulus. "Hanya karena ayahku tewas, bukan berarti kami akan mengikuti tuanmu! Kami tidak akan mengikuti bangsa penyihir, kalian telah mengasingkan manusia serigala, menganggap kami bangsa yang biadab," getirnya.

Sorot mata Regulus menggelap. "Dan itu bukanlah hal yang salah, kalian memang bangsa biadab. Menyerang penyihir dan Muggle lalu memakan mereka, itu hanyalah dilakukan oleh bangsa biadab seperti kalian," Regulus berujar rendah. Dia mulai mengangkat tongkat sihirnya bersamaan dengan perisai transparan yang mulai kembali menyelimutinya.

Regulus memejamkan matanya, mulai menggumamkan mantra yang dia baca dari buku pemberian Helios. Dia dapat merasakan para manusia serigala berusaha menembus perisai transparan yang ia buat. Kelopak mata pemuda itu mulai terbuka, Regulus mengarahkan tongkatnya ke segala penjuru.

Perlahan hutan tempat mereka bertarung mulai diselimuti oleh es, para manusia serigala yang menyerangnya juga perlahan mulai membeku. "Apa yang kau lakukan? Hentikan ini," salah satu manusia serigala berseru panik sebelum akhirnya ikut membeku.

FLOWERSTAR - [Regulus Black]Where stories live. Discover now