Bab 9: Astronomy Tower

792 137 55
                                    

25 Maret 1977

"Bisakah kau duduk diam?" tanya Evan terganggu, melirik sinis pemuda dengan rambut coklat sedikit terang.

Barty mendengus, menjatuhkan tubuhnya disamping Regulus yang tengah sibuk membaca buku. "Ini gila, OWL membuatku gila," gerutu Barty.

"Bukankah kau tidak peduli dengan hal itu?" Regulus bertanya acuh, masih fokus pada bacaannya.

"Aku tidak," Barty melanjutkan, "tapi ayahku jelas peduli dengan OWL sialan itu."

"Ayolah, kutuk saja ayahmu dengan kutukan sengat. Atau kau mau aku melakukannya untukmu?" Evan menawari, menyeringai senang dengan ide mengutuk seseorang.

"Kutuk saja ayahmu sendiri, idiot." Barty berkata sinis. Evan yang berada didepannya tertawa keras, "oh aku sudah melakukannya." katanya misterius.

Tawa Evan terhenti begitu melihat gadis berwajah seperti katak berjalan ke arah mereka, "ada apa Umbridge? mau menyatakan cinta pada Reg lagi?" Evan bertanya kejam, raut wajahnya menyiratkan rasa jijik yang sangat kentara.

"Aku hanya ingin mengatakan kalau Macmillan sedang menunggu Black didepan pintu asrama," Umbridge berkata sangat cepat, lalu pergi meninggalkan ketiga pemuda yang sedang duduk di sofa pojok common room Slytherin.

"Untuk apa my flower menunggumu?" tanya Barty, memandang Regulus curiga.

Regulus melirik sekilas Barty, kemudian pergi keluar dari asrama Slytherin, membuat Barty yang diabaikan berteriak kesal, "REG! JAWAB PERTANYAANKU SIALAN."

"Apakah menurutmu mereka berkencan?" tanya Barty pada Evan yang hanya mengangkat bahunya tidak tahu. "Entahlah, mereka akan cocok jika berkencan," Evan menjawab acuh.

"Sialan kau, Rosier." umpat Barty kesal, memukul wajah Evan yang langsung berseru sangat marah.

° °

Edelweis menunggu dengan cemas didepan pintu masuk asrama Slytherin. Dia tadi telah meminta seorang siswa Slytherin yang mungkin berada beberapa tahun dibawah mereka untuk memanggil Regulus, tetapi ekspresi sinis siswa itu ketika dia menyebut nama Regulus membuatnya tidak yakin apakah siswa itu akan memanggilkannya atau tidak.

"Ada apa?" Suara tidak asing memasuki pendengaran Edelweis ketika dia hendak berbalik untuk pergi.

"Oh, Merlin!" Edelweis berseru terkejut, "aku kira siswa Slytherin itu tidak akan memanggilkanmu." lanjut Edelweis.

"Ada apa?" Regulus bertanya lagi, wajahnya terlihat tanpa ekspresi seperti biasa.

"Kau benar-benar tidak sabar," Edelweis mendengus, lalu melanjutkan, "apakah kau lupa hari ini ramuan kita seharusnya telah selesai?"

"Aku tidak lupa," Regulus berujar singkat.

"Lalu kenapa kita tidak melihatnya sekarang? untuk memastikan ramuan kita gagal atau tidak," Edelweis berucap sedikit cemas, mendekati OWL membuatnya selalu cemas setiap saat.

"Kau benar-benar tidak sabar," kata Regulus, menyeringai senang telah membalikkan kata-kata yang Edelweis lontarkan padanya tadi.

Edelweis mencibir melihat seringaian pemuda Black didepannya, "kau dan mulutmu yang luar biasa." cibir Edelweis.

"Mulutku yang luar biasa?" Regulus bertanya, menyeringai geli dan melanjutkan, "oh yeah, aku lupa kau pernah merasakannya."

FLOWERSTAR - [Regulus Black]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang