Bab 17: Heart of the Lion

Começar do início
                                    

"Tidak nak, aku tidak tahu mengapa Dumbledore tidak menyuruh para profesornya untuk mengajari ini di Hogwarts," Helios mendengus kasar, "sihir adalah bagian dari tubuh kita sebagai seorang penyihir, ketika sihir mengaliri tubuh kita maka itu akan membuat indra yang berada dalam tubuh kita jauh lebih sensitif, jika tubuhmu telah terbiasa dialiri sihir maka akan mudah untuk melakukan sensorik yang aku katakan tadi."

Regulus mengangguk mengerti, "apa yang harus aku lakukan selanjutnya?" Regulus bertanya.

"Lakukan seperti tadi, konsentrasi dan cobalah untuk menghitung berapa jumlah ikan yang berada didalam sungai itu." Helios menunjuk sungai yang berada tepat dibelakang Regulus.

Mata Regulus mulai tertutup, melakukan seperti yang diperintahkan oleh Helios. Tetapi itu sulit, menghitung jumlah ikan di sungai yang mengalir sangatlah sulit meskipun dia telah membiarkan sihir mengaliri tubuhnya. "Menghitung ikan dalam sungai sangatlah tidak mungkin, pak tua!" Regulus berseru menyerah, hendak membuka matanya tetapi Helios telah menyela terlebih dahulu.

"Jangan buka matamu!" sela Helios, "lakukan sekali lagi, dan fokus nak!"

Regulus dengan enggan melakukannya lagi. Dia mencoba konsentrasi dan membiarkan dirinya menyatu dengan sihir miliknya. Regulus tersentak, perlahan dia dapat mendengar dengan jelas sayap sekawanan serangga yang bertebangan tidak jauh darinya. Dia mencoba berkonsentrasi lagi, membiarkan sihirnya mengambil alih indra dalam tubuhnya. "Itu dia!" Regulus berseru dalam hati, dia dapat mendengar air sungai yang berbunyi berbeda disebabkan oleh ikan yang sedang berenang.

"Ada 5 ikan tepat berenang dibelakangku, 10 ikan berenang mengikuti arus air sungai dan tidak ada ikan yang berenang melawan arus air sungai," Regulus berkata begitu dia selesai menghitung jumlah ikan yang dapat dia rasakan.

Suara tepuk tangan terdengar begitu Regulus menyelesaikan perkataannya. "Buka matamu, nak," perintah Helios, menyeringai dan bertanya, "Jadi bagaimana kau melakukannya?"

Regulus mulai membuka matanya, menjawab pertanyaan Helios, "aku membiarkan sihirku mengambil alih indra dalam tubuhku."

Seringaian Helios semakin lebar, "bagus, kau telah menemukan caranya. Itulah teknik sensorik, biarkan sihirmu mengambil alih indra yang berada dalam tubuhmu karena sihir milik seorang penyihir akan dengan mudah merasakan hal yang berada disekitar penyihir tadi, lalu kemudian sihir itu akan membagikan informasi yang didapatnya saat mengambil alih indra milik penyihirnya," Helios menjelaskan.

"Sekarang kita akan belajar berduel, Nak. Kau tentunya telah mempelajari buku yang pernah aku berikan?" Helios bertanya memastikan.

Regulus mengangguk sebagai jawabannya. Helios menyeringai, "siapkan dirimu, aku tidak akan segan untuk melukaimu," Helios berkata tegas.

° °

"Pertahanan sebelah kirimu lemah!" Helios berseru mengingatkan, sembari melempar mantra kepada Regulus tanpa ampun.

Sudah berlalu hampir satu minggu mereka berlatih berduel, Helios tidak bercanda ketika dia berkata tidak akan segan untuk melukai Regulus. Setiap selesai mereka berduel, maka sudah pasti tubuh Regulus dipenuhi oleh luka yang disebabkan oleh Helios, dan pria tua itu akan segera menyembuhkannya dengan sihir penyembuhan sebelum mereka mulai berlatih lagi hingga larut malam.

Regulus berusaha fokus menghindari mantra yang dikirimkan Helios. Dia membiarkan sihir miliknya mengambil alih indra dalam tubuhnya, membuatnya lebih gesit untuk menghindar dan melemparkan mantra. Dia mengarahkan mantranya ke arah kaki Helios yang pertahanannya baru saja terbuka, mantra itu telak mengenai kakinya dan membuat pria tua itu terjatuh.

FLOWERSTAR - [Regulus Black]Onde histórias criam vida. Descubra agora