40

698 113 50
                                    

40

setelah mama dan papa pergi jeno, logan dan juga vincent memutuskan untuk turun juga. vincent tiba-tiba ingin ice cream dan juga sepertinya makan snack tidak buruk juga. jadi ketiganya berjalan tak tentu arah di dalam resto hotel, melihat dan memilih dimana mereka akan duduk, menu apa yang mereka inginkan hingga akhirnya pandangan mata vincent berbinar ketika melihat seseorang yang benar-benar ingin dia lihat. teman mama.

vincent berjalan dengan penuh semangat mendekat kearah kursi teman mama yang membuat jeno dan logan mengikuti vincent. jeno dan logan jelas tidak mengerti kenapa vincent terlihat begitu bahagia. entah apa yang ada di dalam pikiran vincent.

"tante, teman mama" sapa vincent dengan senyuman yang penuh kebahagiaan, seperti adik mereka ini sedang mendapatkan jackpot.

"oh?"

"oh vincent tante, anaknya mama jongin. kemarin kita bertemu" ucap vincent masih dengan senyumannya yang tidak luntur juga.

"ah iya tante, ini kakak nya vincent, kakak logan dan kakak nono. mama dan papa sedang pergi berkencan, boleh tidak jika kami bergabung disini juga? tante sendirian kan?" tanya vincent yang dengan semangat langsung menarik kursi dan duduk di samping tante teman mama yang sampai sekarang tidak vincent ingat namanya. meski tadi pagi papa mengatakan namanya tapi vincent lupa lagi. lagi pula nama tante jahat tidak perlu diingat-ingat terus kan?

"kita pesan dulu" ucap jeno sebelum mengangkat tangannya sebagai tanda jika dirinya sudah siap memesan.

setelah pelayan datang, jeno sibuk dengan buku menu, memesan apa yang dia inginkan dan yang sudah disepakati dengan kedua adiknya. jeno cukup terganggu sebenarnya dengan apa yang vincent lakukan. vincent seperti sedang memerankan peran lain yang tidak jeno kenal. hingga akhirnya logan lebih dulu bereaksi.

"berhenti bersikap sok ramah adik vincent, kamu tidak perlu pura-pura ramah" ucap logan dengan nada super dingin yang membuat vincent menoleh kearah kakaknya yang sedang melihatnya dengan pandangan yang sama dinginnya dengan nada yang logan gunakan saat bicara. tapi sayang vincent tidak takut dengan pandangan dingin menusuk milik kakaknya. sudah terlalu biasa untuknya melihat dua kakaknya dalam mode menyerang seperti saat ini. vincent juga punya mode seperti itu karena ketiganya lahir dari papa yang sama.

"harus ramah pada istri pegawai papa kan kakak logan" ucap vincent tak kalah dingin sambil mengalihkan pandangannya dari kakak logan kearah teman mama yang sedari tadi hanya terdiam saja.

"tante, ceritakan dulu mama seperti apa saat sekolah?" tanya vincent yang lebih mirip dengan perintah daripada sebuah pertanyaan atau permintaan.

"a-aku tidak terlalu mengenal mama kalian" ucap teman mama dengan tawa yang di buat-buat yang membuat jeno mengerutkan dahinya dalam.

"tapi aku dengar jika tante ingin mengadakan kencan ganda dengan mama dan papa, jadi kalau tidak dekat kenapa harus begitu? mengatur rencana bertemu" ujar logan.

"hanya kencan ganda biasa yang biasa dilakukan teman lama" kata teman mama sambil menyelipkan rambutnya ke belakang telinganya.

"ah kalau begitu, nanti vincent bujuk mama untuk ikut kencan gandanya ya tante" kata vincent dengan penuh semangat.

"ti-tidak perlu jangan memaksakan kehendak mama kalian. bertemu dengannya saja sudah cukup"

"cukup mengejutkan karena ternyata orang yang tante remehkan sekarang menjadi istri dari pemilik hotel dimana suami tante bekerja?" tanya jeno lengkap dengan senyuman ramahnya yang membuat kedua mata jeno melengkung manis.

"y-ya itu memang mengejutkan"

"tante tahu, jika papa tahu tentang masa lalu yang sedikit saja tidak mengenakkan tentang mama maka habislah orang itu. tante mengenal pria bernama song mino? mantan pacar mama saat sma? dia hilang" ucap logan dengan nada super serius yang membuat sora merinding.

sora jelas tahu jika sehun bukan orang biasa yang akan membiarkan sesuatu yang mengganggunya pergi begitu saja. sehun bukan orang biasa yang mungkin saja bisa menghilangkan seseorang hanya dengan menjentikkan jarinya saja. tidak heran jika benar mino bisa menghilang begitu saja.

"masa lalu hanya ada di masa lalu. tidak ada hubungannya dengan saat ini"

"ada tante, masa lalu ada hubungannya dengan saat ini. contohnya saat ini. tante berhadapan dengan kami karena masa lalu tante yang sangat menyenangkan untuk tante dan sangat mengesalkan untuk mama" ucap logan enteng.

"ada apa ini?" tanya seorang anak yang lebih besar dari jeno dari segi badan dan juga mungkin umurnya juga. dia datang dan langsung mengajukan pertanyaan menyebalkan yang membuat vincent mengerutkan dahinya.

"siapa?" tanya vincent.

"kalian yang siapa? mengganggu mamaku seperti ini? jika berani jangan dengan mama tapi denganku" ucap anak laki-laki itu yang membuat jeno, logan dan vincent langsung mengerti jika anak laki-laki ini adalah putra tante teman mama mereka.

"apa yang bisa kakak lakukan?" tanya vincent dengan santai sambil berdiri dan melihat kearah kakak laki-laki yang jauh lebih tinggi dari vincent saat ini. "kakak bisa merubah ketakukan menjadi sebuah kebahagiaan di masa lalu?"

"apasih yang anak kecil ini katakan?" 

"bisa menyatukan kembali pecahan kaca menjadi utuh dan tanpa bekas?" kata vincent lagi sambil melihat kearah wajah kakak di depannya.

"apasih sebenarnya yang kamu maksudkan? jangan bercanda di siang bolong!!" teriak anak laki-laki di depan vincent dengan penuh amarah. entah apa yang ada dipikirannya tapi mungkin ucapan vincent tidak dimengerti olehnya yang membuat vincent tersenyum miring.

"jawabannya tidak bisa, kenapa malah balik bertanya?" tanya vincent sebelum tersenyum ramah kearah anak tante yang ada di depannya saat ini.

"mengesalkan sekali" kata anak laki-laki tante yang tidak diketahui namanya itu sambil menarik kerah kaus yang vincent pakai.

"apa yang kamu lakukan?" ucap jeno dengan tenang sambil menarik tangan yang menarik keran vincent, jeno bahkan kaget melihat vincent bukannya takut tapi tersenyum. 

jeno sedikit khawatir juga melihat vincent yang bukannya takut dengan keadaan seperti ini tapi malah tersenyum tanpa beban dan tanpa ketakutan di kedua matanya. jeno jadi sedikit merasa bersalah karena mungkin saja papa saat marah jauh lebih menyeramkan dari pada yang sekarang terjadi.

"selesaikan dengan kepala dingin kakak berbadan besar, adikku hanya bertanya hal yang biasa di tanyakan. jangan terlalu diambil serius karena adik itu seperti itu adanya" ucap logan dengan tenang masih sambil duduk nyaman di kursinya. 

"jangan selesaikan sesuatu dengan kekerasan dong kakak" ucap jeno sambil meremas tangan yang masih saja menarik kerah vincent.

"apa yang kalian lakukan?" tanya chanyeol yang datang dan langsung memisahkan jeno, vincent dan juga satu anak laki-laki yang tidak chanyeol kenal. chanyeol melirik satu-satunya orang dewasa disana yang hanya diam saja tidak melakukan apapun.

"tidak ada paman yeol" ucap vincent sambil tersenyum. "terlalu banyak bertanya pada orang yang tidak punya adik itu berbahaya"

"nyonya kenapa tidak dipisahkan?" tanya chanyeol pada tante teman mama.

"kenapa harus dipisahkan? mereka bertiga yang mulai menyerang terlebih dahulu. yang bersalah harus diberi hukuman kan?" tanya sora dengan nada mengesalkan yang membuat jeno langsung mengerutkan dahinya dalam.

"ah kalau begitu, tante juga siap untuk dihukum juga?" tanya jeno dengan nada dingin yang membuat chanyeol merinding. 

chanyeol selalu menganggap sehun menurunkan semuanya pada anak-anaknya dengan sempurna. wajah tampan mereka, sikap dingin mereka, hingga sikapnya saat marah semuanya terlalu sempurna yang sukses membuat chanyeol tidak merasakan perasaan takut sedikitpun dari ketiga putra sehun. meski sekarang yang mereka hadapi adalah orang-orang yang lebih tua dari mereka. 

vincent si bungsu saja terlihat sangat tenang berdiri dengan pandangan dingin yang membuat orang awam yang tidak tahu bagaimana sehun saat marah akan berfikiran jika mungkin saja vincent sedang mencoba membangkitkan iblis di dalam dirinya.

tbc

Yuhuuuuu!!!! Back with this one 😂😂😂

Selamat hari raya idul fitri gengs. Maaf lahir batin yak, mari kita mulai dari nol lagi 😂😂😂

Yok komen yok yok

THE OH'S STORYWhere stories live. Discover now