14

807 129 118
                                    

14

malam semakin larut, jaehyun, taeyong dan ibu memutuskan untuk pulang meninggalkan mark dan sungchan yang memutuskan untuk menginap di rumah sehun dan tidur bersama di ruang tengah dengan menggelar kasur disana berjajar, yah meski jeno akhirnya mengendap-endap naik ke kamarnya sendiri setelah semua orang tidur. sehun tentu harus menjaga anak-anak di bawah dan harus rela meninggalkan jongin lalu berakhir tidur di sofa di ruang tengah.

semua tenang hingga tiba-tiba tubuh sehun di goyangkan di pukul 2 pagi oleh jongin yang terlihat tidak tenang yang membuat sehun mengerutkan dahinya dalam. apa yang terjadi? batin sehun saat itu. jongin langsung menarik tangan sehun dengan tangannya yang bergetar menjauhi tempat anak-anak sedang tidur ke area lain di rumah mereka.

sehun jelas hanya bisa mengikuti jongin yang menariknya menjauhi ruang tengah rumah mereka menuju ke dapur yang sedikit lebih jauh dari area anak-anak sedang tertidur dengan wajah bantal dan super mengantuk.

"kenapa jongin?" tanya sehun saat keduanya sudah sampai di area dapur dan jongin sudah berhenti menariknya.

"paman sudah pergi" bisik jongin yang membuat sehun terkejut. 

sehun langsung memeluk jongin, mengusap punggungnya pelan dan membiarkan jongin bersandar padanya. sehun tidak tahu harus bersikap seperti apa sekarang, sehun entah harus bahagia atau malah sedih sehun tidak tahu. yang sehun tahu hanyalah sehun harus menenangkan jongin.

jongin jelas terlihat tidak baik-baik saja. sehun jelas tahu jika jongin merasa bersalah dan sedih tentu saja. yah bagaimanapun paman adalah paman jongin. seberapa jahatnya dia tapi tetap paman adalah pamannya jongin. 

"kalau memang ingin menangis, menangis saja sayang" bisik sehun sambil terus memeluk jongin dan mengeratkan pelukannya.

"kerumah sakit sekarang sehun" ucap jongin kemudian.

"lalu anak-anak bagaimana?"

"sebelum pagi datang kita pulang"

"ya, bersiap dan aku akan panggil ibu" ucap sehun.

sehun masih terlihat cukup manusiawi dalam berpenampilan. celana olahraga hitam dan kausnya yang sama hitamnya cukup membuat sehun terlihat baik-baik saja. setelah memastikan jongin naik ke kamarnya lagi sehun segera membasuh wajahnya dan berjalan keluar dari rumah.

membangunkan beberapa bodyguardnya dan meminta mereka menyiapkan mobil dan berjaga dengan lebih karena anak-anak sedang tidur. setelah itu sehun berjalan dan mengetuk rumah ibu membangunkan jaehyun yang ternyata juga sudah mendengar kabar yang sama. 

10 menit kemudian ibu sudah siap taeyong jaehyun juga sudah siap jongin terlihat menuruni anak tangga menuju kearah sehun dan menyerahkan jaket hitam dan juga dompet sehun. yah meski sedikit panik jongin terlihat baik-baik saja. berbeda dengan ibu yang terlihat meneteskan airmatanya. 

sehun memilih untuk diam dan menyetir saja. tidak ada yang mengatakan apapun di dalam mobil hanya ada keheningan saja. malam dingin, jalanan yang sepi dan suasana diam di dalam mobil membuat perjalanan terasa lama meski jalan sedang sepi, tidak banyak orang yang berkendara saat ini.

20 menit kemudian mobil sehun sudah terparkir dengan sempurna di halaman depan rumah sakit dan semua orang turun. ibu berada di paling depan dan berjalan dengan cepat meninggalkan semua orang di belakangnya. entah apa yang membuat ibu begitu terlihat sedih meski semua luka yang paman buat jelas sangat menyakitkan meski hanya di dengar lewat sebuah cerita saja.

tapi entah kenapa ibu masih saja peduli pada paman yang selalu saja menyakitinya? sehun tidak tahu apa yang membuat ibu begitu peduli, jika itu sehun mungkin sehun sudah pergi keluar negeri untuk berpesta merayakan kebebasannya. tapi ibu berjalan dengan cepat bahkan nyaris berlari memasuki rumah sakit hanya untuk menemui orang yang menyakitinya untuk yang terakhir kalinya.

begitu sampai di depan ruang rawat paman dua menantu paman kim menghalangi ibu untuk masuk hingga sehun yang sudah hilang kesabarannya mendorong keduanya menjauhi ibu bahkan nyaris mencekik keduanya karena kemarahan. apa hak keduanya hingga menghalangi seorang adik yang akan menemui kakaknya untuk yang terakhir?

"berhenti jangan katakan apapun jangan halangi aku" bisik sehun yang membuat dua menantu paman kim tidak bisa melakukan apapun dan hanya diam.

"kalian tidak tahu apapun jadi jangan ikut campur" tambah sehun sebelum membuka pintu kamar rawat paman dan membuat semua orang yang ada di ruangan menoleh.

bibi kim, rona dan dua saudarinya sedang menangisi kepergian paman kini menoleh dan pandangan mereka jatuh pada sehun dan keluarganya yang baru saja memasuki ruangan dengan sedikit tidak bersahabat karena kejadian di depan pintu membuat sehun sangat emosi.

melihat kedatangan sehun bibi kim langsung berdiri dan berjalan menghampiri sehun dan bersiap ingin memukul sehun lagi tapi kali ini sehun lebih cepat dan menangkap tangan bibi kim membuat tubuh bibi kim langsung merosot dan terduduk sambil menangis.

"kalian seharusnya tetap membantu meski aku menolaknya. kenapa pergi dan membuat suamiku meninggal seperti ini. kenapa membuatnya menderita di akhir hidupnya?" teriak bibi kim memenuhi ruangan yang membuat sehun mengerutkan dahinya dalam dan menyuruh ibu juga jongin menuju ke ranjang paman kim dan membiarkan bibi kim bersama sehun.

setelah semua orang beranjak sehun kemudian berjongkok dan melihat kearah kedua mata bibi kim yang melihat kearahnya dengan tatapan marah dan juga kecewa. mungkin bibi kim merasa kecewa karena tidak menerima bantuannya dan menyelamatkan suaminya. 

"bukankah ini yang kamu inginkan?" bisik sehun dengan suara super pelan "bukankah ini yang kalian harapkan? menyenangkan kan tidak bisa berbuat apapun? sangat menyenangkan melihat seseorang pergi tanpa kita bisa melakukan apapun? oops aku salah seharusnya aku bertanya sangat menyenangkan kan kehilangan seseorang karena keegoisan kita sendiri?"

"aku sudah berbaik hati ingin membantu tapi bibi tidak menginginkannya dan menolaknya dengan sangat keras jadi kenapa aku harus terus berusaha membantu jika bibi tidak ingin dibantu? bibi aku bukan jongin, bukan ibu, bukan kakek, aku bukan salah satu manusia berhati lembut seperti mereka. aku iblis dan karma hidup yang akan membuat bibi dan keluarga bibi jatuh ratusan kali jatuh hingga bibi mengingat setiap keegoisan yang pernah bibi dan paman lakukan pada keluargaku. bukankah aku pernah mengatakan ini?" sambung sehun yang membuat bibi melebarkan kedua matanya karena terkejut.

"aku sudah membantu kamar ini, membayarkan setiap tagihan di rumah sakit ini dalam diam. jadi masihkah aku menjadi yang terjahat?" tanya sehun sebelum berdiri dan membiarkan bibi tetap terduduk dan menangis.

sehun berjalan mendekat kearah ibu yang sedang menangis, air matanya menetes dengan deras dan membuat sehun semakin tidak mengerti saja. seharusnya ibu tertawa bahagia karena orang yang terus terusan menyakitinya kini sudah pergi dan akan mempertanggung jawabkan hal yang sudah dia perbuat tapi kenapa ibu menangis? kenapa ibu masih bersedih saja saat satu-satunya hal yang menyakitinya telah pergi.

sehun tidak mengerti, benar-benar tidak mengerti. jongin bahkan terlihat sama sedihnya dengan ibu, jaehyun yang tadi masih terlihat sangat marah dan emosional kini juga terdiam tidak menangis tapi terlihat sangat sedih. taeyong berdiri di samping jaehyun diam, sehun tidak tahu apa yang taeyong pikirkan karena taeyong tidak berwajah sedih wajahnya hanya datar tidak menampilkan ekspresi apapun.

jadi sehun memilih untuk diam juga, berdiri di samping jongin dan menggenggam tangan jongin dengan erat berusaha menguatkan orang yang begitu berharga untuknya, dulu, kini dan nanti.

tbc

Hellow!!!! Sebelum mulai sibuk kerja mari kita update dulu 😂😂😂😂

Owh disini sape yg mabok vegaspete?? Owe ada temennya kagak?? 😂😂😂

Dah ah yok komen komen yok!!!

Have a nice day all

THE OH'S STORYWhere stories live. Discover now