28

605 112 22
                                    

28

jongin mendudukkan dirinya di samping gundukan yang jelas berisikan putra bungsunya. jongin tersenyum karena mendengar jika tangisan vincent sudah tidak terdengar lagi. jongin yakin bocah itu malu saat ini dan menahan tangisannya agar tidak terdengar siapapun.

"kenapa vincent sangat marah? apa karena liburannya harus di tunda? atau karena mark tidak punya visa dan pasport? atau karena papa hanya santai-santai saja?" tanya jongin yang membuat gundukan sedikit bergerak.

"sekarang vincent bangun dan bersiap lagi, mama sudah menyuruh papa untuk berganti baju dan kalian akan berangkat duluan, biar mark, sungchan tante yong menyusul" ucap jongin yang sukses membuat vincent menarik selimutnya dan menoleh kearah jongin memastikan tidak ada kebohongan di wajah mamanya.

"bohong" gumam vincent yang membuat jongin tersenyum.

"tidak, papa sudah bersiap, kakak logan dan kakak jeno sedang sarapan, jadi vincent akan bagaimana?"

"mama?" tanya vincent memastikan karena mamanya hanya memakai pakaian rumahan saja, bukan pakaian yang biasa mamanya gunakan saat akan pergi ke suatu tempat.

"mama akan menyusul bersama mark, sungchan dan tante yong"

"kanapa tidak bersama saja?"

"kasihan tante yong harus bingung tidak tahu bagaimana cara bepergian yang jauh. bukannya vincent ingin segera berangkat dan tidak mau menunggu sampai semua dokumen mark selesai? kalau begitu vincent berangkat lebih dahulu, kita bertemu disana"

"ah tidak mau" rengek vincent sambil bangkit dan memeluk jongin dengan erat, duduk di pangkuan jongin dan bersandar di tubuh jongin lalu kembali mulai menangis.

"lalu maunya vincent bagaimana sebenarnya?"

"ingin berangkat hari ini, semuanya berangkat hari ini"

"vincent, tidak semua yang kamu inginkan harus dikabulkan hari ini. ada hal-hal yang harus menunggu waktu yang tepat. sama seperti saat ini. vincent harus memilih. papa sudah bersiap. vincent harus pertimbangkan dan memilih"

"tapi mama"

"tidak bisa sayang vincent harus memilih, mama tunggu diruang makan ya. kasihan papa dan kakak menunggu" kata jongin sebelum turun dari ranjang vincent, mengusap air mata vincent dan mengusap rambut vincent pelan.

jongin tidak tahu apa yang akan vincent putuskan tapi jongin yakin putranya akan memutuskan sesuatu yang entah akan menuruti keinginannya untuk berangkat hari ini juga atau menunggu mark dan menekan keinginannya untuk sedikit bersabar. jongin menantikan keputusan mana yang akan vincent ambil.

jongin kembali keruang makan dan menemukan sehun bahkan sudah rapi dengan pakaiannya dan sibuk sarapan bersama si sulung dan tengah yang menikmati sarapan kali ini.

"vincent mana?" tanya sehun ketika jongin duduk di sampingnya dan akan memulai sarapannya juga.

"sebentar lagi juga turun, sedang menimbang mana yang harus dilakukan jadi sedikit membutuhkan waktu"

sehun hanya bergumam dan kemudian melanjutkan sarapannya lagi. tidak ada obrolan setelah itu hingga suara langkah kaki terdengar dan tak lama setelah itu sehun bisa melihat vincent berjalan kearah mereka tanpa berganti pakaian masih sama menggunakan pakaian yang tadi. entah apa yang bocah itu pikirkan dan putuskan.

vincent duduk dengan tenang dan mulai makan sarapannya juga dalam diam hingga 20 menit kemudian semua orang sudah selesai dengan sarapan pagi mereka. sehu menjadi orang pertama yang bangkit dan bersiap memakai jaketnya untuk segera berangkat ke bandara dan terbang menuju ke salah satu hotel miliknya untuk berlibur.

THE OH'S STORYWhere stories live. Discover now