13

826 128 98
                                    

13

"apa maksudmu jae? apa yang tidak aku tahu selama ini? katakan padaku" tanya sehun yang membuat jaehyun mendongak dan melihat kearah sehun dengan kedua mata yang berair yang membuat sehun tahu jika jaehyun sudah menahan semuanya begitu lama.

"bagaimana mungkin kakek menahan semuanya sendirian selama ini? bagaimana mungkin kakek begitu kuat menahan semuanya sendirian selama ini? disaat paman dengan bangganya menceritakan kepada semua orang tentang wisuda anaknya tapi kakek hanya bisa terdiam karena tidak pernah ada disana?" ucap jaehyun yang membuat sehun mengerutkan dahinya dalam. kejadian ini sudah berlalu begitu lama tapi kenapa jaehyun membahasnya hari ini? setelah puluhan tahun berlalu?

"apa yang terjadi kim jaehyun?" tanya sehun dengan nada tidak sabaran.

"aku bertemu dengan kakek han kemarin, dia saudara jauh kami dan dia bercerita beberapa minggu sebelum kepergian kakek dia bertemu dengan kakek dan mereka membicarakan hal yang membuatku sangat marah" sehun semakin mengerutkan dahinya karena jawaban jaehyun sangat bertele-tele dan menyebalkan.

"kakek han bilang jika kakek bercerita tentang wisuda kakak dengan bangga, membanggakan perjuangan kakak hingga akhirnya dapat wisuda dengan tepat waktu dan dengan nilai terbaik meski nyatanya kakek bahkan tidak tahu kapan kakak di panggil dan menunggu tapi ternyata kakak di panggil paling awal. tapi begitu kakek han menanyakan tentang wisuda dua putri paman yang lain kakek hanya bisa tersenyum dan menjelaskan jika tidak diajak pergi ke dua wisuda itu entah karena alasan apa. mungkin karena kakek adalah orang tua yang memalukan" ucap jaehyun dengan sedikit tawa yang terdengar sengau.

"lalu kakek bilang jika hanya kakak satu-satunya cucu yang membawanya pergi melihat apa itu wisuda. lalu bilang jika ibu yang menghidupinya, jika tidak ada ibu entah apa yang akan terjadi padanya. entah siapa yang akan memberinya makan setiap hari. itu membuat kakek han kaget. karena yang kakek han tahu selama ini paman yang menghidupi kakek. di usia rentanya bahkan namanya masih di manfaatkan. hingga setelah kematiannya pun semuanya diambil tanpa memiliki sisa lagi. aku yang mendengarnya saja sudah sangat marah."

"mengingat semua perlakuan paman pada kakek membuatku merasa bahwa apa yang sekarang paman terima bahkan belum setimpal dengan semua yang sudah dia perbuat hanya pada kakek, belum apa yang dia perbuat padaku, ibu dan kakak." ucap jaehyun menggebu penuh dengan kemarahan.

"jae ingin dengar pendapatku tidak?" tanya sehun yang sukses membuat jaehyun menoleh dan melihat kearah sehun sambil mengusap sudut matanya. sehun cukup tahu jika jaehyun menangisi kakek lagi. kakek yang telah pergi dan keberadaannya tidak pernah bisa tergantikan oleh siapapun, untuk jaehyun, jongin, ibu bahkan untuk sehun yang belajar apa itu keluarga pertama kali dari sosok kakek yang bahkan belum sempat sehun bahagiakan.

"kita tidak bisa melakukan apapun untuk masalalu kita, kita tidak bisa merubah apapun yang terjadi di masa lalu. yang bisa kita lakukan adalah berjalan terus berjalan kedepan dan menyongsong masa depan kita yang ada di depan sana. sakit jelas, rasanya sulit untuk bernafas aku tahu dengan pasti bagaimana rasanya jae. tapi aku yakin bukan ini yang ingin kakek dengar dari mulutmu ketika cerita ini sampai ketelingamu" ucap sehun dengan nada super seriusnya yang membuat jaehyun mengerutkan dahinya.

"jangan sibuk terluka karena masa lalu, jangan sibuk memikirkan masa lalu dan melupakan hal yang paling penting jae. kamu boleh tahu apa yang terjadi di masa lalu antara kakek dan juga paman tapi itu bukan berarti kamu harus kembali ke titik awal luka itu berasal, tengok saja sebentar lalu kembalilah berjalan. itu yang harus kamu lakukan" sambung sehun yang terdengar bijaksana tapi membuat jaehyun mengerutkan dahinya dalam.

"kakak ipar sangat mudah mengatakan itu karena kakak ipar hanya sebentar mengenal kakek. aku sudah mengenal kakek sejak aku terlahir. tentu saja sakitnya tidak akan sama" jawab jaehyun.

"jae, aku mengenal keluarga sejak aku bertemu dengan kakek jadi masihkah kakek menjadi orang yang tidak berharga untukku? kakek mengajarkan banyak hal tentang kehidupan padaku hal-hal yang tidak pernah aku tahu ada jadi masihkah kakek bukan keluargaku? jika boleh jujur jae aku beberapa kali berfikir untuk membayar seseorang untuk menghilangkan paman dan keluarganya tanpa jejak. aku punya lebih dari cukup jae. tapi apa dengan arogansiku dan kemarahanku ini semuanya akan membuatku sama seperti paman kim. jadi aku putuskan untuk membalasnya dengan cara yang berbeda"

"menyekolahkanmu ke luar negeri salah satu cara dari ribuan cara yang aku lakukan untuk membuat paman berhenti meremehkan kita tapi mau bagaimana lagi kan jae, pamanmu memang yang terburuk yang pernah ada dan kita semua tahu itu, jadi kenapa harus jadi sama seperti paman yang brengsek itu?" ucap sehun sebelum memelankan suaranya di akhir dan kemudian tertawa membuat kerutan di dahi jaehyun memudar.

benar kakak iparnya ini berbeda dari orang kebanyakan yang jaehyun kenal. sehun kakak iparnya ini bukan dari golongan yang sama dengannya, bukan seseorang yang dekat dengan keluarganya dan bahkan keputusannya menikahi kakaknya dulu juga sempat di tentang oleh kedua orang tuanya meski pada akhirnya kedua orang tuanya merestui juga karena jeno yang lucu saat itu.

jaehyun jadi mengingat hari pertama kakak iparnya datang dan mengobrol dengan kakek dan bahkan kakek menanyakan bagaimana harinya dan saat itu jaehyun jelas melihat jika kakak iparnya ini terkejut seolah hal yang kakeknya ucapkan adalah sebuah keajaiban yang membuatnya melepaskan topeng dinginnya dan kemudian tertawa. karena terlalu marah jaehyun jadi melupakan fakta paling penting tentang itu. 

"ya benar, kakek memang orang yang penting untuk kita semua" ucap jaehyun yang membuat sehun mengangguk.

"ikutlah makan dengan yang lain"

"aku tiba-tiba merasa kenyang"

"papa!!!" teriak vincent yang membuat sehun menghela nafas sedang jaehyun tertawa geli. vincent memang another level.

"apa?" tanya sehun sebelum menoleh dan melihat vincent dengan piyamanya tersenyum kearah sehun yang sedang duduk dengan tenang.

"ingin ayam lagi papa" rengek vincent.

"ayam yang tadi sudah habis?"

"kakak jeno makan seperti monster" jawab vincent sebelum berlari kearah sehun karena jeno sudah melotot dan siap melemparkan tulang ayam yang ada di tangannya tapi sukses di tahan oleh jongin.

"delivery saja, ini sudah malam" ucap sehun.

"dengan hp papa saja" jawab vincent sambil masuk kedalam pangkuan sehun, sok manja sekali bocah satu ini.

"kenapa tidak dengan hp mama saja? hp mama juga sama saja"

"kalau pakai hp mama kasian uangnya nanti habis"

"lalu kalau hp papa sama saja kan uangnya papa habis"

"plis papa jangan lebai. mau ayam" rayu vincent lagi dengan memasang wajah sok sedih. hingga sehun mau tidak mau mengulurkan hp miliknya dan memberikannya pada si bungsu yang sekarang ada di pangkuannya.

vincent dan sikap uniknya benar-benar menguras emosi sehun. terkadang sangat lucu minta di remas, kadang menyebalkan hingga sehun ingin mencubitnya, kadang super jahil yang membuat sehun benar-benar kesal. tapi mau bagaimana lagi. vincent tetap putranya.

tbc

Hellowwwwww!!!! Dah 50 komen mari kita move on ke chap selanjutnya 😂😂😂😂

Owe mumpung sedang senggang makanya up mulu hehe jan bosen ye

Komen yuk yuk biar owe seneng trus up nya cus cuss
Owe manusia mood soalnya mehehe 😁😁😁

Yok 50 lagi yook

THE OH'S STORYDonde viven las historias. Descúbrelo ahora