Niat Angelina

82 16 1
                                    

Sebenernya aku hanya iseng, tapi kalo temen temen lagi baca tolong sekedar vote atau komen, makasih❤🙂

Tolong vote atau komennya aja sih guys. Kalo males komen setidaknya vote, cape juga mikir,plis🥲🙏.

BANTU AUTHOR PROMOSI GES, AWOK"
SEDIH SIH, YANG BACA BERAPA YANG VOTE BERAPA. TAPI GAPAPA, ADA READERS ADA AJA UDAH SENENG KOK🫂. Untuk cast beberapa pemeran kapan" dulu, author lagi gada kuota mwehehe.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Cowo yang kemaren itu siapa?" Angelina Seryn, bertanya meskipun sudah yakin jika Azura memiliki hubungan khusus pada pria semalam.

"Pacar Zura," sahut Azura.

"Bohong lo?" Angelina berusaha untuk tak menatap rendah Azura. Bagaimana pun, gadis didepannya ini yang akan menjadi perantara untuk dekat pada pria itu.

Jadi tak salahkan jika ia berpura-pura baik dulu?

Sementara Azura mengernyit sedikit tak suka dengan pertanyaan Angelina.
"Kak Gibran beneran pacar aku," Azura enggan menatap Angel.

"Namanya Gibran?" Azura mengangguk.

"Kok dia mau pacaran sama, lo?" Angelina menatap wajah dengan tatapan polos seolah perkataannya tak punya arti menyakitkan.

Azura memberanikan diri menatap wajah cantik Angel, " kok kamu nanya gitu?"

Angel tertawa hambar, "nggak cuman nanya, kok."

Setelahnya Azura kembali fokus pada bukunya, setidak pantas itukah ia untuk Gibran? Tapi jika dipikir-pikir, memang benar. Gibran itu nyaris sempurna, pintar, kaya, daya tariknya kuat.

Sangat jauh dengan Azura, yang tak punya apa-apa, tak cantik, hanya mengandalkan kepintarannya saja.

Angelina menatap Azura yang melamun disebelahnya. Dalam hati ia tertawa, sepertinya ia berhasil menjatuhkan mental gadis itu.

"Tadi gue kekantor guru, katanya bu Deri ga hadir hari ini?" Ketua kelas mereka muncul dari luar, mengalihkan semua perhatian semua murid kelas Azura.

"Jadi..?" Tanya Deon.

"Ya free!" jawab Edro selaku ketua kelas.

Mereka bersorak senang, kecuali Azura. Kalau ditanya senang? Pasti. Hanya saja dia tidak mungkin ikut berteriak seperti mereka, yang ada dikatai sok asik.

Banyak dari mereka yang keluar kelas, jelas untuk bersenang-senang selama empat jam kedepan.

Azura memilih dikelas, dan bermain game diponsel yang selalu ia bawa kesekolah.

Sementara kelas Gibran, juga tampak ricuh sekali dan sangat berisik. Sudah berapa kelas seberang menegur tapi tak mereka hiraukan.

Gibran menelungkup wajahnya diatas meja. Benar-benar sangat mengantuk akibat begadang bermain game bersama Gideon semalam.

"Gib, kelas cewe lo lagi free tuh," Gibran mengangkat pandangannya menatap Awan yang menyemburkan kulit kuaci dari mulutnya.

"Anjing lu, Wan!" Umpat Gibra seraya mengusap wajahnya.

Awan tertawa, "samperin cewe lo sono, disini kayak orang ga tidur setaun!"

Gibran bangkit, berniat menuju kelas Azura. Ia menghentikan langkahnya dan menoleh pada Laskar yang memanggil.

"Kenapa?"

"Mau kemana gib?" Tanya cowo yang tengah memangku sebuah gitar.

"Kelas cewe gue," jawab Gibran singkat.

GIBRANOnde as histórias ganham vida. Descobre agora