Seragam baru

161 30 6
                                    

Sebenernya aku hanya iseng, tapi kalo temen temen lagi baca tolong sekedar vote atau komen, makasih❤🙂

Tolong vote atau komennya aja sih guys. Kalo males komen setidaknya vote, cape juga mikir,plis🥲🙏.

BANTU AUTHOR PROMOSI GES, AWOK"
.
.
.
.
.
.
.

Azura, gadis itu masih dilanda bingung akan kemana dua totebag ini. Ia berjalan melewati pekarangan rumah itu, menuju halaman belakang. Setelahnya, ia berjalan menuju rumah kayu kecil yang teronggok ditanah itu.

Tangan bergerak membuka pintu, dan mendapati Arin, ibunya duduk dengan wajahnya yang tampak lelah dan menua.

"Ibu kok ga di rumah nyonya El?" Tanya Azura yang masih berdiri di pintu.

Arin yang terpejam pun membuka mata, melihat putrinya yang sudah pulang.
"Nyonya El nyuruh kita istirahat. Itu apa nak?" pandangan Arin jatuh pada dua totebag mewah yang digenggam anaknya itu. Biasanya nyonya besar mereka yang sering bawa benda itu setiap harinya dengan merek berbeda.

Azura membuka sepatunya yang sudah robek itu, dan meletakkan disudut pintu. Gadis itu berjalan riang menuju ibunya dan mendudukkan pantatnya dilantai.
"Tadi kak Gibran ngasih ini, bu. Katanya buat ibu,"

"Buat ibu?" Arin yang penasaran pun membuka dan mengeluarkan semua isinya.

"Inikan baju sekolah, masa buat ibu, dan siapa Gibran?" Sebelumnya Arin tak pernah sekalipun melihat putrinya itu berinteraksi dengan pria manapun.

"Kak gibran itu, kakak kelas Zura, bu. Galak, tapi baik. Dia juga beliin Zura jajan," gadis itu dengan antusias mengeluarkan jajanan yang lumayan banyak dari tasnya.

"Zura pacaran?" Arin menatap dalam netra putrinya yang begitu damai. Ia masih trauma akan laki-laki mengingat suaminya yang meninggalkan dirinya beserta Azura yang masih bayi demi wanita lain. Ia takut putrinya yang polos akan merasakan sakit itu.

Azura menggeleng, lalu membuka cikinya, "ibu mau jajan Zura?"

Arin menggeleng, ia bergerak mengelus rambut putrinya itu. "Kenapa dia bilang ini buat ibu?"

"Tadi dia bilang buat pacarnya, terus Azura kasih deh nanti pacarnya marah kan, bu?" Tanya Azura polos.

"Dia udah punya pacar?" Arin heran, bagaimana nanti jika Azura nya yang polos dikatai pelakor.

"Hu'um, terus Zura pulangin deh. Zura bilang nanti pacarnya marah kalo ngasih ke zura, tapi dia bilang buat Zura,"

Azura menjilat jari-jarinya bekas makanan itu, "terus Zura tanya lagi, buat siapa. Eh dia marah marah sambil bilang buat ibu. Zura dah bilang kalo ibu udah ga sekolah lagi, tapi langsung pergi sambil marah," Adunya.

Arin tersenyum, pantas saja marah. Ia yakin anak laki-laki yang diceritakan putrinya itu pasti emosi menghadapi Azura yang lemot dan telat mikir.

"Coba pakai baju nya sana," titah nya.

Azura beranjak dari lantai, dan pergi ke kamar membawa semua barang yang Gibran berikan. Ia kembali menampilkan dirinya dengan pakaian yang baru dan bagus. Gadis itu tersenyum lebar dan antusias. "Ibu, liat. Azura punya seragam baru, bu!?" Gadis histeris sambil tertawa memutar mutar tubuhnya.

Arin, wanita itu hanya bisa tersenyum dengan bibir bergetar, matanya berkaca kaca. Seumur umur, ia tak pernah membelikan seragam atau apapun pada Azura. Putrinya itu sudah sangat bahagia apabila majikan mereka memberikan seragam bekas anak anaknya. Kadang, ia hanya membeli yang tak lengkap.

GIBRANWhere stories live. Discover now