Rumah baru

122 26 9
                                    

Sebenernya aku hanya iseng, tapi kalo temen temen lagi baca tolong sekedar vote atau komen, makasih❤🙂

Tolong vote atau komennya aja sih guys. Kalo males komen setidaknya vote, cape juga mikir,plis🥲🙏.

BANTU AUTHOR PROMOSI GES, AWOK"
.
.
.
.
.
.
.
.

Setelah perdebatan panjang dengan ibunya, kini Gibran berada didepan sebuah kontrakan yang tidak terlalu kecil dan terdiri dari ruang tamu, dua kamar, dapur dan kamar mandi. Sudah dilengkapi mesin cuci, kulkas, televisi, dan alat rumah tangga lainnya.

"Jadi kalau mau disewa, perbulannya itu
2 juta, tapi listrik dan air bayar sendiri."

Gibran mengangguk-angguk kepala, tanda mengerti atas ucapan wanita dengan kerudung itu.

"Gimana kalo saya beli?" Tanya Gibran enteng, tak ada beban dalam kalimat nya.

"Saya terima kalo kamu beli seharga 70 juta," ujar wanita dengan kesempatan yang baik ini.

"Oke, urus semua surat-suratnya atas nama saya, dan ini nomer telepon saya. Anda bisa hubungi saya melalui itu. Dan uangnya akan saya transfer," Wanita itu mengangguk dan pergi dari sana.

Gibran tersenyum menatap rumah ini sembari memutar-mutar kunci rumah itu ditangannya. "Akhirnya gue bisa ketemu Zura sepuasnya,"

Flashback on,

Hari minggu ini, dengan langkah cerianya, Gibran berjalan menuju meja makan. Seperti rutinitas biasa meski libur, makan tepat waktu tetap dilaksanakan. Setelah itu bebas, mau ngapain.

Setelah selesai sarapan, Gibran pamit ingin pergi.

"Tumben, biasanya tidur seharian. Mau main bareng Leo?" Tanya Gyan.

"Ngga, mau ngapel." Jawab Gibran seadanya.

"Ciahh, mau ngapelin siape lu? Mba Lisa?"
Ejek Gabriel. Lisa, tukang jamu komplek.

"Ck, gausah sok asik." Ketus cowo itu, Gabriel hanya cengengesan.

Azrina muncul dari dapur setelah membantu para asistennya menyimpan piring kotor. "Kamu mau ketemu Azura?"

"Iya mi,"

"Bawa kesini ya, bunda mau ajarin dia buat kue," Gibran mengangguk.

"Gibran pergi dulu."

Gibran pergi menggunakan mobil BMW M760 hitam yang dibelikan oleh ayahnya pada sweet seventeen-nya .

Ia menghentikan mobilnya tepat didepan gerbang rumah dimana biasa ia mengantar Azura. Dan ini pertama kalinya ia akan masuk, dan mengapeli kekasihnya itu.

Cowo itu bergerak memencet bel yang tersedia disisi gerbang. Dan ya, gerbang itu dibuka oleh dua orang satpam.
"Cari siapa ya mas?"

"Saya cari Azura, ada?" Tanyanya.

"Ooh ada, mari mas masuk dulu," Gibran berjalan masuk kedalam pekarangan rumah itu.

Lumayan besar, tapi tak sebesar dan seluas rumahnya. Baru saja menginjakkan kaki di sana, seorang wanita modis terlihat sangat marah, guratan amarah terlihat jelas di wajahnya.

Ia perlahan mendekat dan terkejut saat Azura dan ibunya lah yang menjadi sasaran amarah wanita asing itu.

"Kemarin baju saya, sekarang blazer suami saya bibi gosongin. Niat kerja nggak,sih!?" Bentaknya.

GIBRANWhere stories live. Discover now