Sebenernya aku hanya iseng, tapi kalo temen temen lagi baca tolong sekedar vote atau komen, makasih❤🙂
Tolong vote atau komennya aja sih guys. Kalo males komen setidaknya vote, cape juga mikir,plis🥲🙏.
BANTU AUTHOR PROMOSI GES, AWOK"
SEDIH SIH, YANG BACA BERAPA YANG VOTE BERAPA. TAPI GAPAPA, ADA READERS ADA AJA UDAH SENENG KOK🫂say hay to Gabriel Mahesa
say hay to Gideon Mahesa
.
.
.
.
.
.
.
.Entah apa yang Azura lakukan dihalaman kecil rumahnya itu. Tangan nya sibuk bergerilya pada tanah hitam yang mungkin sudah bosan pada gadis yang sedari tadi mengobrak-abrik dirinya.
Karena sedari tadi, sejak jam 8 pagi dihari Minggu ini, iasibuk pada benda-benda berbutir hitam itu.
Arin yang sedang memasukkan sebuah kue pesanan kedalam freezer pun menoleh. Ia tersenyum, putrinya bahkan masih seperti anak kecil.
"Zura.." panggilnya.
Gadis yang ia panggil itu mengalihkan pandangannya, tersenyum pada Arin. "Zura kenapa main tanah, nak?"
Azura cemberut, "Zura bosen ibu..."
Arin merogoh sakunya, ia menemukan uang yang hanya sejumlah 5 ribu saja. Kemudian menyodorkan pada Azura.
"Zura mau jajan, nggak?" Wanita itu mengibaskan uang di depan Azura yang tengah berjongkok. Gadis itu mengangguk dengan antusias, persis seperti anak kecil.
"Tapi cuci tangan dulu ya,"
Azura pun melangkah menuju keran yang ada didepan rumah itu. Mulai mencuci tangannya, tak sulit karna kukunya tak panjang. "Ibu, udah!" Ia menyodorkan tangannya yang sudah bersih.
Arin pun menyerahkan selembar kertas itu dan disambut oleh Azura. "Langsung pulang ya, nak!"
Azura mengiyakan dan langsung melesat ke kedai terdekat. Setelahnya, ia kembali dan menemui Arin yang berada didapur.
YOU ARE READING
GIBRAN
Teen FictionFOLLOW SEBELUM BACA, SIDER MINGGAT AJA🙏🥳 BAPER AREA ‼️ Azura yang baik, Azura yang polos, Azura yang lugu harus terjebak pada laki laki terpuja disekolah. Dia, Gibran Mahesa, pria arogan yang mampu membuat Azura ketakutan. "Azura, dipanggil kak...