Kiss?

127 22 12
                                    

Sebenernya aku hanya iseng, tapi kalo temen temen lagi baca tolong sekedar vote atau komen, makasih❤🙂

Tolong vote atau komennya aja sih guys. Kalo males komen setidaknya vote, cape juga mikir,plis🥲🙏.

BANTU AUTHOR PROMOSI GES, AWOK"
.
.
.
.
.
.
.

Untuk kesekian kalinya Maureen menghadang Azura disekolah. Tapi sepertinya, tujuannya kali ini berbeda.

"Heh, sini lo!" Maureen mengibaskan tangannya memanggil Azura.

Azura pun lantas mendekati Maureen yang sedang bersama kedua temannya.
"Ke-kenapa kak?"

"Gue yakin lu bakal ngadu kek Gibran kalo gue suruh lu ngerjain tugas. Makanya tujuan gue beda, gue cuman mau bilang kalo Dhea, anak 12 IPS 3 udah balik. Lu tau nggak siapa Dhea!?"
Maureen nyerocos tanpa jeda.

Azura dengan pelan menggeleng, "Ngga tau kak..."

"Asal lo tau, ya. Dhea itu pacarnya Gibran, lu jauh-jauh deh dari cowoknya. Gue aja ga berani sama Dhea, dia itu berbahaya," kali ini wajah Maureen tampak lebih serius.

Dan benar saja, Azura tampak ketakutan
dengan hanya mendengar kata-kata Maureen. Hanya untuk mengatakan itu, Maureen langsung pergi dari hadapan Azura.

Azura diam dalam pikirannya, bingung mengambil keputusan. Menjauhi Gibran yang sudah berbaik hati dengannya dan ibunya. Tapi bagaimana nasibnya jika masih berhubungan dengan pria itu?

"Zura nggak mau dibully lagi.." Zura sedih, kapan hari bahagianya?

/////////////////

kring!!!!!

Bel istirahat berbunyi, menggema keseluruh penjuru sekolah bertingkat tiga itu. Sekolah besar yang begitu elit, sekolah yang didambakan seluruh masyarakat negara.

Siswa/i berlalu lalang memenuhi lorong-lorong kelas yang mereka lewati.

Azura membereskan buku-bukunya, memasukkan beda berlapis itu kedalam laci meja yang ia tempati. Setelahnya, ia bergerak mengambil bekal yang ia sematkan pada salah satu bagian tas yang dibelikan oleh Gibran.

Ia meyakinkan diri sebelum keluar dari kelas. Teman-temannya pun heran melihat seorang Azura keluar dari kelas, tak biasanya.

Baru saja hendak keluar, ia berhenti melangkah melihat banyaknya masyarakat sekolah yang berlalu dari depan kelasnya. Ia gugup, memperbaiki kacamatanya. Ia bahkan tak pernah bertindak sejauh ini, namun ia memberanikan diri.

Ia berjalan menunduk, tak berani menatap siapa saja yang lewat dari sisinya.

Gadis itu berjalan menuju perpustakaan dengan menenteng kotak bekal dan botol minum yang selalu ia pakai. Ia yakin, Gibran tak tau jika dirinya berada di perpustakaan. Ya, tujuan memang ini, menghindari Gibran.

Ia berjalan menuju meja, dimana penjaga perpustakaan duduk dan tampak sibuk dengan berkas-berkas yang ia tak tahu apa.

"Ibu...." Nada suaranya melirih, seperti biasa.

Wanita tua bername tag Azwa itu, menarik perhatiannya pada Azura. Gadis yang sangat ia kenali, salah satu murid yang paling sering mengunjungi gedung berisi buku-buku tebal yang memuakkan tapi tidak bagi orang yang menggemarinya.

"Ya, ada apa Azura?" Tanya wanita itu.

"Emm, Zura mau makan disini. Apa boleh?" Tanya Azura takut-takut.

Wanita menghela nafas panjang, ia menaruh kedua tangannya diatas meja,
Menatap Azura lekat.

"Disana ada peraturan terpajang dengan besar. 1.Tidak boleh membawa makanan, 2. Tidak boleh membawa senjata tajam atau benda yang menghasilkan api, 3. Tidak boleh membuat keributan, 4. Tidak boleh-"

GIBRANDonde viven las historias. Descúbrelo ahora