[25] ↳𝖤𝗌𝖼𝖺𝗉𝖾 𝖿𝗋𝗈𝗆 𝖧𝖾𝗇𝗋𝗒 𝗍𝗁𝖾 𝖲𝗇𝖺𝗄𝖾✧

Mulai dari awal
                                    

"Kalian benar-benar kurang ajar, dasar tidak sopan!"

"Jadi, kalian berencana menggunakan Asmo untuk menghipnotis ular itu?" Ketiganya berhenti berdebat, saat Beel menebak niat ku dan Solomon. "Benar sekali! Akhirnya ada jawaban yang benar juga..." jawabku bercanda. Solomon mengangguk menyetujui ucapanku. "Benar. Kita bisa menggunakan pesona Asmodeus untuk menenangkan Henry dan keluar dari sini. Atau yang lebih baik lagi, ia bisa menunjukkan jalan keluarnya pada kita setelah kita menenangkannya."

"Haaa, aku paham. Sepertinya aku bisa melakukan itu. Kalian tahu? Sangat ilegal untuk menjadi sangat menakjubkan dan cantik sampai-sampai bisa menenangkan seekor ular raksasa. Terkadang aku bahkan takut dengan diriku sendiri karena terlalu menarik." ucap Asmo bangga sambil mengibaskan rambutnya, menebar pesona namun tidak tahu tempat.

"Oh, ya ampun..."
"Kenapa? Apa kau tidak merasakan pesonaku, Beel?"
"Bukan kau, Asmo. Maksudku, 'ya ampun', dia menuju kemari..."

"Henry 1.0!" Dan benar saja, Henry melesat kearah kami dengan sangat cepat!

"AHHHHH DIA MENUJU KEMARI! BAGAIMANA INI? BAGAIMANA?!" Mammon berusaha menarikku pergi, tapi aku membuat kakiku kaku sehingga dia tidak bisa menarikku. "(Name), kita harus segera pergi dari sini!" Aku menarik tanganku kembali dengan paksa. "Mammon, jangan panik dulu! Biarkan Solomon menjalankan rencana yang sudah kita susun tadi!"

"Benar." Solomon berusaha tenang, agar tidak membuat keadaan semakin kacau. "Aku akan menggunakan sihirku untuk memperkuat kekuatan Asmodeus. Lalu Asmo akan menenangkan Henry. Itu rencananya. Tapi proses penguatannya membutuhkan sedikit waktu, jadi...Mammon dan (Name), relawan?"

"Baiklah, kami akan melakukannya!" Aku meraih lengan Mammon, dan menariknya bersamaku menuju kearah Henry. "HAH? APA? MELAKUKAN APA? KENAPA KAU MALAH BERJALAN KEARAHNYA, (NAME)?" Mammon berusaha melepaskan lengannya dari genggamanku, tapi tidak bisa. "Kalian berdua akan mengalihkan perhatian Henry selama proses penguatan kekuatan Asmo."

Pelan tapi pasti, aku dan Mammon mulai berjalan kearah Henry yang bergerak kearah kami. Kami kemudian berhenti di tengah jalan. "(Name) aku mohon! Kalau kau ingin mati, mati saja sendiri, jangan bawa aku, aku mohon!" Henry semakin mendekat kearah kami, dan kami tetap diam di tempat. "AHH LUCIFER TOLONGG! GADIS INI AKAN MEMBAWAKU KE NERAKA BERSAMANYA!"

"Ck, tenanglah Mammon! Kita tidak akan terluka sedikitpun, aku janji! Lagipula kita sudah ada di neraka, memangnya kita akan pergi ke neraka mana lagi?" ucapku sedikit kesal dengannya.

"HEYYY KALIAN! APA SUDAH SELESAI? ULAR ITU SEMAKIN MENDEKATT!" 

"Sedikit lagi! Asmo, kau sudah siap?" Aku tidak bisa melihat ke belakang untuk mengetahui bagaimana Solomon memperkuat kekuatan Asmo, karena fokus dengan Henry. "Baiklah, aku sudah siap."

"CEPAT LAKUKAN SEKARANGGG!"

"Denizens of Darkness, awaken! You who are born of shadow, hear me! I am the one called Solomon. I call upon you now to lend your power to Asmodeus, Avatar of Lust!"

"Oh yess, aku sangat suka ini!" 

Ular raksasa itu semakin mendekat. Aku berusaha untuk tetap tenang, disaat Mammon yang tantrum. Tapi tidak peduli seberapa kuatnya aku berusaha untuk tetap tenang, detak jantungku meningkat dan tubuhku bergetar. Sedikit.

/ Author's pov. /

(Name) mengatur napasnya yang bergetar. Merasakan keanehan, Mammon berhenti tantrum dan menoleh kearahnya, matanya membulat kala menyadari kalau (Name) juga takut, disamping fakta bahwa ia yang memberanikan diri untuk maju dan menghadapi Henry. Mammon mengakuinya. (Name) adalah seorang pemberani. Tapi setiap pemberani pun pasti memiliki rasa takut ketika monster yang mungkin bisa jadi ajalnya ada tepat di depan matanya, kan?

𝐌𝐲 𝐅𝐚𝐭𝐞 𝐢𝐬 𝐘𝐨𝐮 || 𝐋𝐮𝐜𝐢𝐟𝐞𝐫 [𝐎𝐛𝐞𝐲 𝐌𝐞!] [SEDANG DIREVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang