[22] ↳𝖣𝖾𝗏𝗂𝗅𝖽𝗈𝗆'𝗌 𝖫𝗂𝗍𝗍𝗅𝖾 𝖡𝗅𝖺𝖼𝗄 𝖢𝗋𝖾𝖺𝗍𝗎𝗋𝖾✧

299 40 0
                                    

Aku reflek menjauhkan wajahku dengan cepat. Ekspresi heran terpasang diwajahku. "Iri? Denganmu? Huh, untuk apa aku iri padamu, Asmo? Hanya akan menambah beban hati saja"

"Aww, akui saja, nona (Name)~ semakin kau menepis perkataanku, kau semakin lucuuuu~"

"Cuih" Aku lebih memilih untuk mengabaikannya daripada terus meladeninya. Aku mengeluarkan pakaianku dan menatanya di lemari yang sudah disediakan. Simeon juga melakukan hal yang sama. Tak lama kemudian, Asmo kembali bersuara.

"...Oh iya, Simeon. Aku ingin bertanya padamu. Image yang seperti apa yang kau miliki tentang diriku?" Tanyanya. Aku mengangkat sebelah alisku dalam diam. "Hm, coba kupikirkan dulu. Ah, sepertinya dulu aku pernah mendengar seorang penyair memujimu dalam syairnya" jawab Simeon.

Asmo mengangkat sebelah alisnya. "Dulu?"

"Ya. Ia berkata seperti ini 'Lucifer, kebanggaan Celestial Realm, yang dicintai oleh semua ciptaan... Ada seorang malaikat yang menurutnya sangat cantik, yang dia banggakan dan ia simpan di sisinya. Ia adalah Asmodeus, permata surga' " ucap Simeon dengan pandangan menerawang.

"Ya, benar! Itu aku, itu aku!" Asmo berucap dengan amat senang. "Namun, kupikir aku melihatmu sebagai seseorang yang sangat terikat dengan reputasi itu, dan berusaha hari demi hari untuk tetap mempertahankannya" lanjut Simeon. Raut wajah Asmo berubah tidak senang. "Hahh? Jadi maksudmu aku ini adalah seseorang yang ingin dicintai?"

Simeon tersenyum. "Aku tidak berkata seperti itu tapi, yah, kupikir itu benar"

"Mmmh, kurasa itu bukan deskripsi yang bagus. Maksudku, siapa di tiga dunia yang lebih pantas mendapatkan cinta daripada aku? Dan juga, memangnya ada diluar sana yang tidak mencintaiku?" Tanya Asmo dengan percaya diri. Iblis ini, kepercayaan dirinya tinggi sekali.

"Ada kok" Asmo dan Simeon menoleh kearahku, setelah asik mengobrol berdua saja. "Contohnya, aku"

Senyuman mengejek terbit di wajah Asmo. "Hah! Aku sudah tahu dari awal kalau kau iri padaku, nona (Name). Kau iri padaku, karena aku mendapatkan banyak cinta, dan menjadi pusat perhatian, kan?"

"Bukan menjadi pusat perhatian, tetapi mencari perhatian" jawabku sarkas. Asmo menatapku, sebelum akhirnya menyilangkan kedua tangannya di depan dada. "Huh? Jadi maksudmu, aku ini kurang perhatian? Jadi aku berusaha mencari perhatian, begitu?"

Kini giliranku yang tersenyum mengejek. "Kau yang mengatakannya sendiri dengan lengkap lho, ya. Bukan aku" Asmo menekuk alisnya, sebal. Ingin menjawab lagi, tetapi seseorang menginterupsi kami.

*tok tok tok

"Hey, kalian bertiga" Satan berdiri di ambang pintu ruangan dengan kedua tangan dimasukkan ke dalam saku. "Tur kastil raja iblis akan dimulai. Apa kalian tidak ingin ikut?" Simeon menjawab Satan sambil menoleh kearahku dan Asmo. "Ah, benar. Kami hampir lupa tentang turnya. Kami terlalu asik mengobrol disini sampai lupa hal itu. Benarkan, Asmo? (Name)?"

"Haha, iya benar"

"Iya benar. Baru kali ini aku betah mengobrol dengan seorang manusia" Asmo melirik kearahku dengan senyum, begitupun denganku. Melirik dengan begitu intens, sampai-sampai rasanya seperti ada petir diantara kami.

"Baiklah, ayo. Semuanya sudah menunggu kalian di ruang utama"
________________________________________

"Aku mau pulanggg :(" Ketika kami sampai, Luke terus merengek meminta pulang. Kutebak ia tidak cocok dengan teman sekamarnya. Levi dan Beel.

"Ada apa, Luke? Sepertinya tadi kau masih bersemangat seperti biasa?"

"Itu benar, tadi sepertinya anjing kecil ini masih bersemangat. Sekarang dia bersedih" Ucap Asmo terkikik. Tetapi diabaikan oleh Luke.

"Haaaaa Simeonnn, kau sangat beruntung karena teman sekamarmu masih normal. Tidak sepertiku. Kamarku kacau sekali! Kau tahu? Leviathan, si penggemar karakter 2D itu menguasai hampir setengah ruangan untuk memajang barang-barangnya yang tidak jelas!" Keluhnya. Sedangkan yang dibicarakan hanya tertawa kecil.

"Hehehe, besok adalah festival ulang tahun karakter favoritku. Nanti, kalau alarm tengah malamku berbunyi, aku akan bangun dan mulai streaming. Dalam streaming itu, aku akan berbagi tentang keinginanku, kesenanganku, dan-"

"Tuh, kan! Setidaknya bicaralah dengan bahasa yang mudah kupahami!" aku tahu perasaanmu Luke. Tolong jangan menangis.

"Dan juga Beel, kau bisa menebak apa yang ia lakukan? Ia memakan sebuah LUKISAN yang terpajang di kamar kami! Kau bayangkan itu!"

Sama seperti Levi, Beel hanya tertawa tidak bersalah. "Hehe, lukisan buah itu terlihat sangat nyata! Jadi kupikir itu buah sungguhan" Luke semakin kesal dengan Beel. "Ya, baiklah! Tapi apakah kau tidak sadar kalau yang kau makan itu adalah sebuah lukisan?!"

"Hey, jangan menggodanya terlalu berlebihan. Anjing kecil ini akan menangis nanti" Mammon tertawa ketika menyebut 'anjing kecil' yang merujuk pada Luke. Semua tertawa (kecuali aku, tentunya), terutama Mammon yang tertawa paling keras. "AKU BUKAN ANJING!"

Tawa Asmo mulai mereda, menyadari sesuatu. "Oh? Mammon, kau tiba-tiba semangat sekali. Apa ada sesuatu yang membuat moodmu naik? Seperti...menyusun rencana yang bagus untuk mencuri sesuatu yang bernilai untuk dijual?" Tanyanya. Yang ditanya menunjukkan wajah bingung. "Hah? T-tentu saja tidak! A-aku tidak ada niatan seperti itu disini!"

Asmo mengangkat alisnya tidak percaya. "Hoho, benarkah?"
"Tentu saja! Maksudku, aku tidak berpikir untuk mencuri sesuatu di kastil ini bahkan jika aku dapat kesempatan! Dan itu juga bukan berarti aku, Solomon dan Satan sadar kalau kami memiliki minat dan tujuan yang sama karena Solomon menginginkan beberapa magic item milik Demon Lord dan Satan hanya ingin mengganggu Lucifer dan tiba-tiba semuanya jadi lebih menarik ketika kami sadar kalau kami bisa bekerja sama. Sama sekali tidak seperti itu, paham?" jawab Mammon panjang lebar. Semuanya sweatdrop, termasuk aku. 

"Bukankah barusan itu artinya kau telah memberitahu kami semua rencana kalian, Mammon?" ucapku mewakili semuanya. Mammon baru sadar, dan tiba-tiba menutup mulutnya, terkejut sendiri dengan apa yang sudah ia katakan. Ia berbalik, dan dihujam tatapan kekesalan dan maut dari Solomon dan Satan. Aku bisa membayangkan berbagai macam umpatan yang ada di hati mereka sekarang.

"Solomon, segel mulut idiot ini sekarang" - ucap Satan dengan wajah masam.
"Jangan menyuruhku begitu. Bukankah itu adalah tanggung jawabmu? Bagaimanapun juga ia adalah saudaramu, kan?" - jawab Solomon dengan senyum kesal.

Kami semua menengok ketika terdengar langkah kaki yang mendekat, dan itu adalah milik Diavolo. Lucifer dan Barbatos juga datang bersamanya. "Kelihatannya semua sudah disini"

"Kalau begitu, artinya kita bisa memulai turnya" ucap Lucifer sambil berjalan melewati Mammon. Mammon menghela napas lega. "Fyuh! Tadi itu hampir saja. Baguslah jika Lucifer tidak mendengar perkataanku tadi" sesaat setelah Mammon mengatakan itu, Lucifer kembali mundur selangkah, dan berhenti tepat didepan Mammon. "Mammon, ketika tur ini sudah selesai, datanglah ke kamarku. Jelaskan semua yang tadi kau katakan secara detail" bisik Lucifer yang masih terdengar olehku, karena aku berdiri disamping kiri Mammon. Ekspresi Mammon kembali menegang.

"Astaga" desis Satan yang berada disamping kanan Mammon.

"Nah~ kupikir itu bagus, memiliki setidaknya satu orang bodoh dalam grup yang dapat kalian goda. Itu dapat meringankan suasana, bukan begitu?" tiba-tiba muncul suara, entah dari mana. Kami menoleh kesana kemari, tapi tidak menemukan sumber suaranya.

"HEY, SIAPA YANG KAU SEBUT BODOH, HAH?!"
"Darimana suara itu berasal?" tanya Simeon.

"Whopsie! Dibawah sini! Kupikir seharusnya aku memperkenalkan diriku terlebih dahulu tadi!"
________________________________________

AKU KEMBALI DENGAN DOUBLE UPDATE! seneng ga? kangen aku gak? (ngga sih kayanya)

𝐌𝐲 𝐅𝐚𝐭𝐞 𝐢𝐬 𝐘𝐨𝐮 || 𝐋𝐮𝐜𝐢𝐟𝐞𝐫 [𝐎𝐛𝐞𝐲 𝐌𝐞!] [SEDANG DIREVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang