[9] ↳𝖦𝗈𝖾𝗌 𝗍𝗈 𝗍𝗁𝖾 𝖠𝗍𝗍𝗂𝖼✧

533 91 13
                                    

Tanganku mengambil vinyl yang ia berikan dengan hati-hati. Karena dia juga memberikanku dengan hati-hati. Seakan vinyl itu rapuh, dan jika lengah sedikit saja, vinyl itu akan jatuh dan hancur. Setelah vinyl itu ditanganku, aku tersenyum lega dan berterima kasih pada Leviathan.

"Terimakasih ya, Levi" ucapku sambil tersenyum tulus. Pipinya seketika memerah hingga telinganya ikut memerah, dan ia langsung memalingkan wajah. Aku bingung kenapa wajahnya tiba-tiba memerah, apa ia demam?

"Ada apa Levi? Apa kau demam?" Tapi ia hanya menjawab dengan gelengan kepala. "T-tidak apa! A-aku tidak apa-apa, cepatlah kau kembali sana! Jika Lucifer melihat kita disini, ia akan sangat marah" jawabnya dengan wajah serius.

Aku mengangguk sebelum pergi meninggalkannya. Tapi sebelum benar-benar pergi, aku mengucapkan terimakasih lagi padanya.

'K-kenapa pipiku memerah hanya dengan hal-hal normie seperti itu?!' batin Levi.

Dengan segera aku menuju ke kamarnya Lucifer. Sebelum aku masuk kamarnya, aku mengetuk pintu terlebih dahulu. Jaga-jaga agar ia tidak terganggu denganku yang langsung masuk kamarnya.

"Tenang saja, pintunya tidak dikunci" ucapnya dari dalam. Ternyata ia sedang membaca sebuah buku di pinggir tempat tidur.

"Oh, jadi itu kau, (Name). Tadi siang itu benar-benar bencana bukan? Oh ya, bagaimana keadaanmu sekarang?" Tanyanya sambil menutup bukunya. 'Kau masih bertanya setelah melihatku di depanmu? Menurutmu bagaimana keadaanku hah?!' Batinku menjerit.

"*inhales* Yah, seperti yang kau lihat. Aku (tidak) baik-baik saja" jawabku dengan senyum yang biasa saja.

"Dengar, (Name). Kau harus tahu bahwa Levi tidak biasanya seperti itu. Dia mungkin iblis tingkat tinggi dan termasuk 7 penguasa neraka, tapi pada dasarnya dia tidak berbahaya" ucapnya dengan wajah datar. Batinku menjerit sekali lagi mendengar ucapannya. 'Tidak berbahaya gundulmu! Ia tidak berbahaya sampai-sampai mencekikku hingga nyaris mati!'

"Mungkin kau benar. Mungkin aku sudah membuatnya terlalu iri padaku" jawabku sambil mengangkat bahu. "Begitu. Oh ya, jadi apa yang membuatmu datang ke kamarku di jam seperti ini?"

Aku memberikannya vinyl soundtrack yang diberikan Levi padaku. Lucifer terlihat terkejut saat melihat vinyl yang kupegang. Bibirnya terlihat ingin bicara, tapi bingung ingin mengatakan apa.

"A-apakah ini... yang aku pikirkan? Oh, aku tau. Jadi ini tujuanmu dengan membuat pact dengan Levi?" Belum sempat aku menjawab, Lucifer sudah melanjutkan ucapannya.

"Apa kau tau cerita di balik vinyl soundtrack TSL ini?"

Aku yang tidak tau hanya menggeleng. "Tidak, aku tidak tau"

"Kupikir kau tau ceritanya. Ini bukan soundtrack biasa. Ada cukup sejarah di baliknya. Aku tidak memiliki minat khusus dalam cerita The Tale of the Seven Lords. Yang membuatku tertarik adalah orang yang menjadi komposer pertama untuk film TSL. Dan komposer yang aku bicarakan sekarang sudah mati. Dia membunuh dirinya sendiri. Lagu terakhir yang dia tulis sebelum kematiannya sebenarnya ingin digunakan dalam adegan di mana Lord of Corruption mengutuk para pahlawan.

Namun karena sang komposer bunuh diri, mereka memutuskan untuk tidak menggunakan lagu itu. Mereka menyimpannya, tetapi tidak merilisnya ke publik. Namun, sekelompok penggemar fanatik mengumpulkan dana mereka sendiri dan menghasilkan jumlah edisi vinyl yang sangat terbatas. Seperti yang mungkin sudah kau tau sekarang, rekaman ini adalah salah satu dari sedikit yang dibuat. Namun, semua orang yang terlibat dalam pembuatannya, serta setiap orang yang memiliki salinannya, akhirnya mati secara misterius. Jadi, orang-orang mulai mengatakan bahwa rekaman itu sendiri terkutuk" jelasnya panjang lebar.

𝐌𝐲 𝐅𝐚𝐭𝐞 𝐢𝐬 𝐘𝐨𝐮 || 𝐋𝐮𝐜𝐢𝐟𝐞𝐫 [𝐎𝐛𝐞𝐲 𝐌𝐞!] [SEDANG DIREVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang