[2] ↳𝖢𝗎𝗋𝗂𝗈𝗌𝗂𝗍𝗒 𝖠𝗋𝗂𝗌𝖾𝗌✧

1.2K 181 14
                                    

Italic font means flashback.
________________________________________

"Hari ini cukup menyenangkan, duo malaikat itu terlihat seperti ayah dan anak." ucapku sambil terkekeh. Melihat bagaimana Simeon menasehati Luke dan Luke menunjukkan wajah sebalnya, sangat menyenangkan. Tapi tadi siang, Luke mengatakan sesuatu padaku.

"Jangan pernah mempercayai....mmrrmrmrmrm." aku tidak mendengar apa yang dia katakan, jadi aku merunduk untuk mensejajarkan tinggiku dengannya. "Maaf, aku tidak mendengar apa yang kau katakan." wajahnya memerah dan ia marah padaku. "Hey! Jangan merunduk padaku seperti orang dewasa mendengarkan anak kecil! Karena aku bukan anak kecil!" Aku menahan tawaku agar ia tidak bertambah marah. Dan wajahnya kembali serius. "Jangan pernah mempercayai iblis. Khususnya jika iblis itu adalah Lucifer."

"Dengarkan aku. Dia adalah monster dan brutal. Tidak beradab, tidak bermoral, dan juga, eum... dan juga..."

"Sadis?"

"Ya! Benar! Dia itu paling sadis dari yang sadis!" Ketika ingin bicara lebih lanjut, bel kelas sudah berbunyi. "Kau mengerti apa yang aku katakan kan?"

"..."

Aku meletakkan kedua tanganku di bawah kepalaku, menyangganya saat aku berbaring sembari berpikir. "Haaah, aku jadi tidak bisa tidur karena memikirkan perkataan Luke tadi. Apa maksudnya?" Tanyaku pada diriku sendiri. Aku terus mencoba memejamkan mataku, tapi tetap saja tidak bisa. Dan kemudian...

"...ng"

"...?"

"...long.."

Aku kembali membuka mataku ketika mendengar suara seseorang.

"...Tolong..."

Aku bangun dari posisi tidurku, penasaran akan suara itu. Suaranya seperti seorang pria, tapi dari mana? Jam segini semuanya pasti sudah tidur.

"...siapapun tolong aku!"

Ku putuskan untuk keluar dan mencari tau siapa itu. Suara itu seperti memanggilku ke suatu tempat, tapi aku tak tau kemana. Akhirnya aku sampai di tangga menuju ke atas. Sepertinya menuju loteng.

"Ya...benar! Kemari!"

"Berhenti, (Name)"
"*gasp*!!!"

Ketika aku melangkah menaiki tangga, aku dikejutkan dengan wajah Lucifer yang langsung muncul di depanku layaknya hantu. "L-Lucifer?!" Ia melipat tangannya di depan dada, matanya menatapku dengan tajam dan dingin. "Kau tidak akan pergi lebih jauh. Ini bukan tempat untuk manusia. Tempat ini berbahaya. Kembali ke kamarmu, sekarang." perintahnya dengan dingin. Aku mengerutkan keningku, tidak suka dengan perintahnya. Tanpa takut aku menolak perintahnya.

"Tidak."

Ia terdiam memandangiku, sebelum akhirnya tertawa.

"Pf―pft, hahahahah!" Aku memandanginya dengan sebelah alis yang terangkat. Kenapa ia tiba-tiba tertawa hah?

"*clear throat* Hm, menarik. Sepertinya aku mulai mengerti kenapa kau terpilih dalam program pertukaran ini dan datang kesini. Tapi, kau tidak bisa mengatakan tidak. Karena aku memberimu perintah, bukan pilihan." ucapnya dengan sedikit mengangkat dagunya. "Jadi, kembalilah ke kamarmu. Jika kau masih menyayangi nyawamu, lakukan sesuai yang kukatakan." lanjutnya. Aku masih penasaran dengan apa yang ada diatas sana, tapi aku tak punya pilihan lain selain menurutinya. Akupun kembali ke kamarku. Aku mencoba untuk tidur, tapi...sungguh aku tak bisa, karena aku masih penasaran dengan apa yang ada diatas sana. Dan juga, aku teringat dengan ucapan Luke.

"Jangan pernah mempercayai iblis. Khususnya jika iblis itu adalah Lucifer."

Akh sialan! Aku jadi semakin tidak bisa tidur! Mau tidak mau, aku harus tau apa yang ada di atas tangga itu. Aku kembali pergi menuju loteng, dan berusaha sesenyap mungkin. Tapi sialnya, Lucifer kembali muncul di depanku dan kali ini wajahnya sangat dekat dengan wajahku. Deru napasnya saja menyentuh wajahku.

"Ada apa (Name)? Keluar untuk berjalan-jalan?" Seketika aku jadi gugup di depannya. "T-tidak kok!"

"Aku selalu muncul setiap kau datang kesini bukan? Kelihatannya kau sangat penasaran tentang apa yang ada diatas tangga ini." ucapnya dengan senyum arogan. "Aku yakin aku sudah mengatakan kepadamu bahwa ini bukan tempat untuk manusia. Jika kau tidak bisa tidur, mungkin aku bisa membuatkanmu teh? Sesuatu yang akan membantumu untuk tidur."

Ha? Serius dia menawarkanku teh? Tidak tidak. Lebih baik aku tidak percaya padanya untuk kali ini.

"Tidak, itu tidak perlu" jawabku menoleh kearah lain. "Benarkah?" Ucapnya. "Kau mungkin harus tahu bahwa itu agak terlalu efektif pada manusia, sampai-sampai kau mungkin tidak akan pernah bangun lagi dan kembali ke duniamu." lanjutnya dengan senyum sadis. Aku meneguk ludah. Bukan karena takut, hanya saja tenggorokanku kering. "Kau mengerti apa yang kukatakan di sini kan? Kembali ke kamarmu. Selamat malam, (Name)." Dengan terpaksa, aku kembali lagi ke kamarku dan memaksa diriku untuk tidur. Sepertinya aku tidak akan bisa mencapai puncak tangga itu kecuali ada sesuatu yang bisa membuat Lucifer pergi dari tangga itu. Tapi apa?

________________________________________

"Haah, kenapa aku harus terjebak di sini denganmu hal pertama di pagi hari harus melihat wajahmu saat aku mencoba makan sarapanku. Bagi kami para iblis, memakan manusia sepertimu adalah hal yang spesial, mengerti? Namun aku tidak diizinkan untuk melakukan itu. Aku harus duduk di sini dan makan sarapanku sebagai gantinya. Maksudku, ini seperti babi panggang kelas premium Iriomote musk―"

Hal pertama yang Mammon lakukan hari ini adalah mengoceh panjang lebar. Aku tidak tau kemana arah ocehannya itu, dan aku tidak mendengarkannya. Aku sibuk memikirkan apa yang ada di ujung tangga sana sampai-sampai Lucifer menjaganya dengan ketat. Sungguh aku tak bisa berhenti memikirkannya. "Hei, perhatikan saat aku berbicara denganmu, bodoh! Atau apakah telingamu itu tidak berfungsi?! Lagi pula, aku yakin yang lain sudah bergegas ke kelas dan meninggalkanku untuk menjagamu sendiri."

"Ck, jika kau tidak ingin menjagaku, kenapa kau tidak pergi ke kelas saja? Aku bisa menjaga diriku sendiri disini." ucapku kesal. "Jika bisa, aku sudah melakukannya dari tadi! Sialan. Mereka semua busuk! Ini semua karena Lucifer! Terjebak harus menjaga manusia, berakhir dalam sebuah perjanjian, semua itu adalah salahnya! Potongan rambut Levi sangat aneh, tanduk Satan yang terlihat sangat bodoh, dan kaki Lucifer sangat busuk, semua itu salah Lucifer!...Bukannya aku pernah benar-benar mencium bau kakinya―"

Aku harus bertanya pada Mammon soal apa yang ada di ujung tangga itu. Semoga saja Mammon bisa menjawabku dan rasa penasaranku hilang.

"Apa yang ada di ujung tangga?" Tanyaku. Ia terdiam, dan kemudian wajahnya terlihat kesal. "Hey! Aku bilang padamu agar mendengarkanku saat aku bicara!" Aku memutar bola mataku bosan. Apa ia tidak lelah mengoceh? Aku bersumpah ia bisa mengoceh lebih lama dari pada ibu-ibu rumah tangga umumnya. "Aku mencoba untuk memberitahumu tentang― ..Tunggu, tangga apa? Apakah kau bicara tentang tangga yang mengarah ke loteng?"

"Ya" jawabku singkat. Jujur saja, aku sudah malas bicara dengannya. "Haah, mulai lagi kau, ikut campur masalah orang..."

𝐌𝐲 𝐅𝐚𝐭𝐞 𝐢𝐬 𝐘𝐨𝐮 || 𝐋𝐮𝐜𝐢𝐟𝐞𝐫 [𝐎𝐛𝐞𝐲 𝐌𝐞!] [SEDANG DIREVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang