03. Hilang kabar?

70 20 2
                                    

Haloo

Siap membaca part ini?

Sebelum lanjut jangan lupa pencet bintang di pojok kiri bawah yaa

Happy reading



Udara yang sejuk membuat sebagian orang memilih untuk bersembunyi di selimut tebal. Suhu yang semula hangat bisa terasa dingin akibat guyuran hujan semalaman.

Daun-daun yang terasa segar akibat tangisan semesta itu saling bercengkrama, sesuai dengan arus angin yang berirama.

Kini salah satu pemuda sudah bersiap-siap, ia sengaja bersiap lebih pagi karena ingin menjemput sang kekasih di rumahnya.

Sang sahabat yang melihat aksinya itu hanya geleng-geleng kepala, kalau sudah terkena virus bucin ya seperti ini.

"Pagi-pagi udah siap-siap aja lo, mana sok kecakepan lagi," sinis Alaska sembari memindai tubuh Gatha dari bawah.

"Idihh, gue mah emang cakep. Sampe-sampe ayang Sherly kepincut sama pesona gue." Mendengar itu Alaska berlagak seolah-olah ingin mual.

"Pede gila!"

"Bodo amat, iri ya lo?!"

"Gue? iri sama lo? Dunia berubah jadi monster kayaknya." Gelak tawa itu terdengar, sampai-sampai suasana yang semula hening sudah sedikit ramai karena itu.

"Dahlah, gue mau jemput ayang dulu. Baik-baik ya lo di sini," ucapnya setelah mengambil tas yang berisi berbagai macam buku untuk dipelajari hari ini.

Alaska memandang dengan sinis. "Diputusin mampus!"

"Hust, diem deh jomblo." Sebelum sapu yang berada di dekat Alaska terlempar ke arahnya, Gatha langsung bergegas menyalakan motor yang sudah di panaskan.

"Awas lo kalo di sekolah!"

"Bodo amat!"

Motor yang semula bertengger manis di pekarangan rumah kini sudah dijalankan oleh sang pengemudi.

Gatha menjalankannya dengan kecepatan standar, mengingat hari masih masih terlalu pagi membuat dirinya sedikit menikmati pemandangan yang belum ramai oleh pengguna jalan.

Andaikan setiap hari seperti ini, pasti dirinya tidak akan terlambat karena insiden kemacetan.

Beberapa menit kemudian, motor itu sudah bertengger manis pekarangan rumah yang semalam ia datangi.

Terlihat rumah itu nampak sepi, mungkin karena hari masih terlalu pagi. Tetapi ada yang aneh, lampu depan sudah redup dan terlihat dari balik gorden jika lampu ruang tengah mati.

Apakah sang penghuni rumah ada di dalam?

Entahlah, ia sepertinya tidak melihat tanda-tanda kehidupan di balik pintu itu.

Karena merasa penasaran, akhirnya ia mencoba untuk menghubungi Sherly.

Tutt...

𝐋𝐨𝐧𝐞𝐥𝐲 ✓Where stories live. Discover now