Chapter 2 : Handcuffs

Start from the beginning
                                    

"Buka kakimu," ucap Gabrielle melonggarkan dasi. "perlihatkan padaku," lanjutnya dengan suara rendah disertai membuka dasi.

Letizia entah mengapa menurut. Dan selanjutnya mendapati pria itu menatapi inti tubuhnya sambil membuka jas juga kancing kemejanya satu persatu. Sial, Letizia sudah tidak tahan dengan otot-otot Gabrielle berada di atas dan memompanya. Letizia meneguk saliva memerhatikan pemandagan indah itu. Entah sejak kapan Gabrielle melihat netra Letizia sambil membuka belt-nya, lalu tatapan itu kembali turun ke inti Letizia. Hal itu tentu membuat di bawah sana terasa lembab. Letizia menggigit bibir bawahnya tidak tahan.

Gabrielle segera menurunkan celananya masih dengan tatapan terkunci pada bagian bawah Letizia dan mendekat tidak sabaran. Ia menyentuh kedua kaki istrinya dan mendekatkan wajah pada objek yang sejak tadi ia pandang. "Damn," umpatnya sebelum menjulurkan lidah ke sana dengan amat rakus, membuat Letizia menjerit, bahkan menjambak rambut Gabrielle. Namun, mendengar jeritan itu Gabrielle malah menaikkan kedua tangannya dan menyentuh keindahan tubuh Letizia yang lain. Semua perbuatan pria itu membuat Letizia semakin gila dibakar gairah. Wanita itu mencapai puncaknya dengan terengah-engah.

Gabrielle mengangkat wajahnya menatap keindahan sang dewi yang kehausan napas. Ia tersenyum miring dan berucap pelan, "I will make you pass out of pleasure."

***

Dewa Apollo membuat matahari terangkat naik. Seolah ia penasaran akan sesuatu, ia menyelipkan cahaya mentari dari celah gorden pada mansion terbesar di Turin. Tujuan mengintip itu ternyata membangunkan seorang wanita di atas kasur yang kedua tangannya terborgol pada sandaran kasur.

Bagaikan Dewi Persephone yang terbangun di kerajaan Dewa Hades, Letizia terkejut mendapati dirinya masih diborgol di kasur dengan tubuh hanya ditutupi selimut. Kedua tangannya terasa kram akibat perbuatan Gabrielle yang melampiaskan kecemburuannya tanpa menahan diri.

Letizia mengedarkan pandangan dan tidak mendapati siapapun di kamar. Ia mendengar suara shower sudah pasti Gabrielle berada di sana. Letizia bersuara dengan manja karena ia tahu Gabrielle masih cemburu, "My husband? Tanganku sakit, bisa kau kasihani aku?"

Merasa tidak ada jawaban Letizia menghela napas berat. "Honey, aku berjanji itu tidak akan terulang lagi."

Tidak lama setelahnya Letizia mendengar suara pintu terbuka menampilkan Gabrielle hanya dibalut handuk di pinggang seksi pria itu. Tampaknya Gabrielle belum mengeringkan tubuhnya karena buliran air menetes di sela garis otot-otot tubuhnya hingga ke pusar dan... Ah! Letizia merasa menjadi perempuan hypersex sekarang, mereka baru saja bercinta tadi malam dan sekarang ia menginginkan Gabrielle lagi. Ia melirik netra biru laut suaminya yang menatap lurus dirinya dengan sorot mata yang gelap.

"You promise me that no one will touch you... ever," desisnya penuh penekanan.

"You are my God. I'm yours my Godfather, body and soul," lirih Letizia.

Gabrielle melangkah mendekati istrinya dan mengambil kunci borgrol di atas nightstand dan membukakan besi pengait itu. Letizia terhipnotis akan aroma maskulin Gabrielle yang sangat menggairahkan.

Setelah Gabrielle selesai, ia menjauh berniat memakai pakaiannya lantaran waktu sudah mengingatkan untuk pria itu pergi ke kantor. Namun, Letizia menarik tangan kokohnya, mencium bibir suaminya dan membuka handuk pria itu.

"Aku akan mengeringkanmu," ucap Letizia mulai mengeringkan rambut suaminya.

Di saat Letizia melap perut sixpacks-nya, Gabrielle mendesah pelan. Ia menahan tangan Letizia. "If you touch me more than this, I'll stick my dick inside you."

"Maybe I like it too," goda Letizia berbisik di telinga suaminya.

Gabrielle menarik tengkuk Letizia yang menempelkan hidung keduanya. "Late isn't cool."

Letizia tersenyum dan bersuara pelan, "But making love might be cool." Letizia menyentuh tubuh suaminya. "Dan tadi malam aku tidak bisa menyentuhmu, sayang."

Gabrielle menyeringai dengan penuh nafsu. "Naughty," desisnya mencium bibir istrinya dan membiarkan lidahnya mencari kemanisan di setiap sisi tubuh sang Dewi.

Letizia menghentikan gerakan Gabrielle dan berbisik, "No, let me touch you." Ia mendorong dada bidang Gabrielle hingga pria itu terduduk di kasur dan menatap haus istrinya.

Gabrielle menyeringai. "How can you be so wild?"

Letizia mengarahkan jari telunjuknya pada bibir tipis nan seksi sang Dewa dan menelusuri dagu, leher, dan dada pria itu lalu mendorong pelan agar pria itu berbaring. "Enjoy yourself, Dominico (King)."

Gabrielle terkekeh pelan dan memejamkan mata membiarkan istrinya menyentuh tubuhnya sesukanya. Pria itu menahan desahannya begitu merasakan basahnya lidah Letizia di tubuhnya yang paling sensitif, naik ke pusar dan kedua tangan Letizia menyentuh kedua tangannya mengarahkan ke atas.

Klik,

Gabrielle membuka kedua bola mata biru lautnya dengan tatapan menggelap merasakan kedua tangannya dikaitkan ke atas dengan besi dingin. "So, you want to revenge?"

Letizia tersenyum nakal dan berbisik, "No, I'm gonna please you with a different way, My God." Ia menyentuh dada bidang Gabrielle dengan jari telunjuk. "Atau mengajarimu agar mengajak istrimu makan malam bersama rekan kerjamu."

Gabrielle melebarkan seringainya. "You know just looking at you makes me want to rape you. How can I even think when you're around me. You are my gravity."

Letizia menyentuh bibir seksi suaminya. "That's no excuse, bad boy." Letizia turun ke bawah dan mencium Gabrielle. "I'll give you a lesson."



#To be Continue...




#110623 -Stylly Rybell-
Instagram: maulida_cy

Monster's Wife [Gabrielle's Season 2]Where stories live. Discover now