"Darimana kau bisa yakin disana sedangkan kau tidak berada disana."

Kai mendudukkan tubuhnya, "Kau bodoh? Aku bisa merasakan Mana miliknya. Sialan! Gara-gara wanita ini aku tidak bisa menghadiri pernikahan Taeyong!" Kai mengusak kasar rambutnya.

"Aku tahu dia pasti mengerti situasimu, kau juga sudah mengirim ia suratkan?"

"Tentu saja sudah, aku tidak ingin mengecewakannya lebih dalam. Oh, aku menemukan Pin Keluarga ini." Kai merogoh kantung celananya dan mengambil sebuah Pin berlambang elang dengan dua ular di masing kanan dan kiri.

"Pin ini terjatuh dari kantung yang dibawa Tiffany." Lanjutnya sambil memberikan pin tersebut.

"Ini..." Lay mengamatinya perlahan, Pin ini terlihat cukup tua dan seperti sudah tersimpan lama, bisa dilihat dari banyaknya debu di sela-sela Pin.

"Ini Pin milik Keluarga Einfer, tapi mereka sudah lama tidak menggunakan Pin ini. Bagaimana bisa Tiffany mendapatkan Pin ini!"

"Aku tidak tahu dari mana dia mendapatkannya, tapi dia membawa ini dengan sangat terburu-buru bersama sebuah kantong yang memiliki Mana sangat besar. Lay perintahkan Sehun untuk memantau daerah itu, aku yakin ada sesuatu yang mereka sembunyikan disana."

Lay mengangguk dan memberikan kembali Pin itu, "Baiklah, akan aku sampaikan. Dan aku sarankan kau segera memberitahu Pin ini pada Jaehyun, aku bisa merasakan sesuatu yang berbahaya sebentar lagi terjadi."

...

Pernikahan Jaehyun dan Taeyong sudah memasuki minggu ke-3, dan satu hal yang sangat membuat Taeyong kesal. Istana mereka yang berletak sangat jauh, dari Istana Kaisar menuju Istana Permaisuri saja membutuhkan waktu 7 menit untuk berjalan. Dan itu cukup merepotkan baginya, apalagi saat dia harus melakukan pelayanan malam untuk Jaehyun, ataupun ingin melaporkan sesuatu yang penting pada Jaehyun. Akhirnya setelah 100 tahun Kerajaan Nedmarz berdiri, dilakukan penyatuan Istana Kaisar dan Permaisuri yang tentu saja mendapat protes dari para Tetua. Namun Jaehyun tetaplah seorang Suami yang lebih mementingkan Suami mungilnya daripada Tetua kolot itu, karena Jaehyun juga menyetujui usulan Taeyong tentang penyatuan, karena setelahnya dia pasti tidur satu kamar dengan Taeyong.

Seperti di pagi hari yang hangat ini, pemandangan bangun tidurnya sangat indah. Melihat Taeyong yang sedang tertidur adalah hobi terbarunya belakangan ini, karena saat tidur Taeyong terlihat seperti bayi kucing. Jaehyun menyentuh permukaan wajah Taeyong secara lembut takut membuat pria mungilnya terbangun.

"Kau sangat indah, sangat indah hingga membuat merasa tidak pantas berada di sampingmu." Jaehyun bergumam sambil mengelus pipi yang terlihat membesar semakin lama.

Jaehyun menghentikan gerakan tangannya saat perutnya kembali nyeri seperti sedang diputar. Jaehyun segera bangun dari tidurnya dan berlari menuju kamar mandi untuk memuntahkan isi perutnya. Taeyong yang mendengar erangan Jaehyun bangun dari tidurnya menyusul sang suami menuju kamar mandi.

"Masih mual lagi?" Tanya Taeyong sambil memijat tengkuk Jaehyun. Taeyong bertanya karena ini hari kelima Jaehyun terus mual di pagi hari, bahkan pria itu juga tidak bisa memakan olahan daging karena harum makanannya yang membuatnya mual.

"Aku panggilkan Doyoung ya?"

"Tidak perlu, aku sudah tidak mual lagi." Jawab Jaehyun dan membersihkan pinggiran mulutnya.

"Tapi ini sudah hari kelima Jaehyun!"

Jaehyun tersenyum kecil lalu menarik tangan Taeyong untuk membawanya keluar kamar, "Aku tidak apa-apa, mualnya juga sudah hilang." Ujarnya lalu memeluk Taeyong.

"Tapi aku khawatir denganmu, mual-mualmu sudah hari kelima terjadi terus-menerus. Belum lagi kau yang selalu pulang larut malam, aku panggilkan Doyoung ya?"

El Rey MaskedWhere stories live. Discover now