EXTRA CHAPTER [Akhir yang Bahagia]

828 54 0
                                    

Hai, hello, annyeong!

Sudah hampir dua bulan aja ini cerita.

Aku ada janji mau buat extra chapter! Maaf baru bisa publish sekarang, dan maaf juga sudah membuat kalian menunggu lama!

So, enjoy ya!

-----

Selamat membaca

-----

"Abang cepetan! Nanti Adek bisa telat!" pekik Heksa sembari merapikan kerah kemeja putih yang dikenakannya.

Pagi-pagi sekali, rumah yang diisi oleh tiga orang lelaki itu terlihat berisik dan ramai oleh teriakan.

"Sabar, gue belum selesai," sahut Marka berteriak juga yang masih sibuk mencari-cari ponsel di kamarnya.

Joni yang sedang menuruni tangga hanya bisa menggelengkan kepala dengan tingkah kedua putra tersayangnya. Dirinya menghampiri si bungsu yang sudah asik di meja makan.

"Adek pagi-pagi banget datang ke sekolahnya. Acaranya baru mulai nanti jam delapan kan?" tanya Joni.

"Iya," jawab Heksa yang sedang mengolesi roti dengan selai coklat kesukaannya.

"Terus kenapa ngeburu-buruin Abang kayak gitu? Ini masih setengah tujuh lho, masih lama."

Acara apa sih? Acara wisuda Heksa. Ya tepat hari ini, Heksa dan sahabat-sahabatnya akan melepas masa SMA mereka, masa dimana mereka sibuk mencari jati diri dan masa dimana mereka sedang senang-senangnya mencoba hal baru, kecuali Chiko dan Jidan yang sekarang menjadi kelas dua belas. sudah beberapa bulan, bahkan hampir satu tahun sejak kejadian penculikan yang menimpa Heksa juga sejak mereka, keluarga bahagia itu berlibur ke Chicago.

Berbicara mengenai penculikan. Bram, Meisya beserta komplotannya sudah mendekam di penjara, mereka mendapat hukuman berat, sebab merencanakan tindakan pembunuhan dengan Heksa sebagai target.

Sedangkan Bima, karena dirinya masih di bawah umur, Bima tidak terlalu berat mendapat hukuman. Hanya 3 tahun penjara, namun karena Heksa merasa kasihan dengan Bima. Dirinya meminta sang ayah untuk membebaskan Bima, yang tentu saja mendapatkan tentangan dari Marka.

Menurut Marka, bagaimanapun Bima sudah salah dan ikut terlibat dengan rencana pembunuhan itu. Namun, karena bujukan sang adik akhirnya dirinya menyetujui untuk membebaskan Bima dengan catatan Bima jangan pernah muncul di hadapan mereka, yang Bima sanggupi saat itu.

Saat itu, Bima yang baru saja keluar dari sel tahanan langsung berlari memeluk Heksa dan terus bergumam, "Gue minta maaf."

Tak hanya itu, Bima juga turut meminta maaf pada Joni, Marka dan sahabat-sahabat Heksa.

Oke, kembali ke sekarang. Heksa berdiri, dirinya menyalami tangan sang ayah saat melihat Marka yang sudah selesai dengan makannya. "Ayah nanti datang kan ke sekolah?" tanyanya.

"Ya pasti dong, ini hari penting kamu. Masa Ayah gak dateng sih Dek," balas Joni seraya mengusak pelan rambut hitam Heksa.

"Yuk Bang berangkat! Temen-temen Adek udah pada disana?" ajak Heksa yang diberi anggukan kepala oleh Marka. Marka menyalami tangan Joni.

Mereka berdua berjalan menuju mobil yang sebelumnya sudah Marka panaskan, dan melaju meninggalkan area pekarangan rumah.

Setelah mobil sang putra tidak terlihat oleh pandangannya, Joni langsung memasuki mobilnya dan menjalankannya menuju kantor. Sebelum ke sekolah Heksa, dirinya akan ke kantornya terlebih dahulu. Menandatangani beberapa dokumen yang sebelumnya sudah diberitahukan sekretarisnya.

***

"Abang mau kesini nanti siang?" tanya Heksa sebelum menuruni mobil saat sudah sampai di area sekolah.

"Pastilah, Abang nanti kesini lagi sama sahabat-sahabat Abang," balas Marka.

"Yaudah, Adek masuk ya!" pamit Heksa setelah sebelumnya menyalami tangan Marka.

Heksa sedikit berlari saat melihat sahabat-sahabatnya yang sedang asik mengobrol.

"Woy!" pekik Heksa sembari merangkul Chiko dan Jidan. Matanya menatap satu persatu teman seangkatannya yang sama-sama memakai jas hitam, celana serta sepatu pantofel hitam. "Kita kelihatan keren ya kalau pakai kostum formal gini?"

Rasya mengangguk menyetujui, begitupula Yoga, Jiko dan Januar.

Jidan memasang raut sedihnya. "Hiks, masa kalian ninggalin gue berdua sama Chiko di sekolah ini," ucapnya mendramatisir.

Yoga menoyor kening Jidan. "Gak usah lebay lo! Setahun itu gak lama tahu gak."

"Udahlah, dramanya nanti aja. Sekarang ayo kita masuk ke aula. Bentar lagi acara wisudanya mulai."

Mereka berenam berjalan beriringan sembari tangan saling merangkul disisi kiri dan kanan. Chiko dan Jidan yang mengenakan seragam putih-abu terlihat mencolok dan berbeda dari keenamnya.

Disepanjang koridor mereka saling melontarkan candaan hingga membuat mereka berenam menjadi pusat perhatian.

Terlihat bahagia sekali!

_______________________________________________

Selesai! Benar-benar selesai!

Itulah akhir cerita dari "Heksa Story" gak terlalu banyak narasinya.

Sorry kalau kurang memuaskan. Terima kasih sudah mau membaca cerita tidak jelas yang saya buat.

See you in another projects.

Bye-bye!

Heksa Story ✓Where stories live. Discover now