CHAPTER 23 [Berita Buruk]

643 68 0
                                    

-----

Selamat membaca

-----

Jam istirahat sudah berbunyi sejak lima menit yang lalu.
Heksa dkk sekarang berada di sebuah warung kecil yang terletak tidak jauh dari SMA Gerdana.

Heksa dkk sering memanggil warung ini Warpit alias warung bi Ipit. Warung bi Ipit ini merupakan warung yang bisa dibilang tempat tongkrongan kedua mereka setelah rooftop jika di sekolah.

Mereka dan pemilik warung sudah akrab saking seringnya mereka ke warung ini, apalagi saat kelas sepuluh dan sebelas.

Terkadang Heksa dkk sering menjadikan warpit sebagai salah satu tempat bolos mereka.

Bi Ipit sering sekali menasihati ketujuh pemuda tampan tersebut, namun mereka nantinya pasti akan menjawab,

"Bosen Bi, gurunya nyebelin."

"Bosen Bi, pelajaran hari ini bikin pusing."

"Gurunya galak Bi, jadi saya kabur aja."

Kira-kira begitulah tanggapan-tanggapan mereka. Ada-ada saja.

Saat ini, mereka sedang menikmati semangkuk mie, ditemani dengan gorengan dan secangkir es teh manis.

"Huh, nikmat mana lagi yang kau dustakan," celetuk Jiko senang saat merasakan rasa mie-nya yang tentunya enak.

Lima menit kemudian mie yang mereka makan habis.

"Neng Elsa, gue mau es teh lagi dong satu." Heksa menampilkan senyuman mautnya disertai kedipan mata pada Elsa, anak bi Ipit yang usianya satu tahun dibawahnya.

Elsa membalas senyuman Heksa dengan senyuman manis. "Tunggu bentar ya Bang."

"Oke cantik!" Kembali Heksa mengedipkan matanya genit. Ia kembali ke kursinya.

Keenam sahabat Heksa yang melihat tingkahnya mencibir.

"Keluar juga ke permukaan sifat aslinya."

"Si eksotis sedang beraksi."

"Hih, keluar juga jiwa-jiwa ke playboy - an nya."

"Playboy ya gitu."

"Kenapa lo kedip-kedip mata gitu? Sakit mata ya?" tanya Rasya yang sebenarnya sedang meledek tingkah Heksa tadi.

"Diem lo pendek!" balas Heksa kesal.

"Gue kan makhluk hidup, jadi gak bisa diem. Gitu aja gak tahu. Dasar item."

"Anjing ya lo."

"Elo ya yang anjing."

"Dasar setan."

"Dasar tuyul."

"Diem lo babi."

"Elo yang harusnya diem, buaya darat."

Oke, kelima pemuda yang tersisa hanya menghela napas jengah dengan keributan Heksa dan Rasya di hadapan mereka. Mereka sudah terbiasa, begitulah Tom and Jerry.

Ting

Heksa mengambil ponselnya yang ia letakkan di meja.

Sebuah pop up pesan dari Marka disertai dengan sebuah link  yang membuat keningnya mengernyit.

Dek jangan panik!

Itu isi pesannya

Heksa membuka pesan tersebut, memencet link yang diberikan, membaca satu persatu kata yang ada di judul yang dibawahnya terdapat sebuah screenshot berita.

Heksa Story ✓Donde viven las historias. Descúbrelo ahora