CHAPTER 24 [Penjelasan & Oleh-oleh]

517 65 1
                                    


-----

Selamat membaca.

-----

"Adek, Abang. Kalian ngapain disini?"

Sebuah suara bariton membuyarkan lamunan Heksa. Marka dan Heksa dkk menoleh ke sumber suara.

"Kalian juga kenapa pada bolos sekolah?"

"AYAH!" pekik Heksa saat melihat Joni yang sedang berjalan kearahnya sambil membawa koper juga sebuah tas di punggungnya.

Heksa memeluk Joni dengan erat, sedangkan Marka dan keenam sahabat Heksa menghela napas lega saat melihat Joni.

Joni yang mendapat pelukan dari Heksa mengernyitkan dahi bingung, namun ia juga membalas pelukan dari putra bungsunya.

"Kamu kenapa bolos sekolah?" tanya Joni setelah pelukan terlepas.

"Adek dapat berita dari Abang, kalau pesawat dengan tujuan Surabaya-Bandung jatoh Yah. Terus Adek langsung kepikiran sama Ayah. Ditambah Abang nemuin foto tas yang sama kayak punya Ayah, Adek takut Ayah jadi salah satu korban. Adek takut Ayah ninggalin Adek sama Abang," jelas Heksa disertai isakan pelan.

Joni mengusap punggung Heksa pelan mencoba menenangkan. "Sudah, gak usah nangis! Mending sekarang kita pulang. Ayah capek, gerah juga mau mandi."

***

Sesampainya di rumah, Heksa belum mau melepaskan pelukannya pada Joni.

"Dek, lepasin dulu! Ayah mau bersih-bersih dulu." Joni mengusap lembut bahu sang putra.

"Tapi nanti peluk lagi ya?" pinta Heksa.

Marka dan sahabat Heksa yang sedang terduduk di ruang tamu hanya asik menyimak. Dalam hati mereka mencibir sikap Heksa yang menurut mereka clingy sekali.

"Iya."

Setelah ayahnya menghilang dari pandangan. Heksa menghela napas dalam, ia merasa lega sekali setelah melihat sang ayah yang masih baik-baik saja dan tidak terlibat dalam kecelakaan pesawat itu.

"Lega kan lo sekarang?" tanya Januar.

"Lain kali jangan langsung lari gitu aja, lo juga tadi nerobos lampu merah kan? Untung gak ada polisi tadi," lanjutnya.

"Ya sorry, gue kan panik tadi," balas Heksa membela diri.

"Gue balik deh Bang!" pamit Jidan begitupun dengan yang lain.

"Iya, sorry dan makasih ya. Gara-gara gue, kalian jadi harus bolos juga."

"Gak papa, kita malah seneng, lumayan kalau ditanya kenapa bolos sama orang rumah, kita ada alasan."

"Ye si anjir, bisa aja lo."

"Bang, kita pamit!"

"Yoi, makasih ya."

Sekarang, tersisalah Marka dan Heksa disana.

"Abang bolos kuliah?" tanya Heksa memecah keheningan.

"Enggak, gue lagi libur."

Joni datang sudah dengan pakaian santainya. Ditangannya terdapat beberapa paper bag.

"Lho, temen-temen kamu mana Dek?"

"Udah pada pulang Yah,"

"Padahal Ayah, mau ngasih oleh-oleh nih buat mereka."

"Nanti aja Yah, biar Adek yang anterin. Deket ini kok rumahnya."

"Yasudah."

Heksa berpindah duduknya menjadi ke sebelah Joni.

"Sekarang Ayah jelasin. Bukannya Ayah di penerbangan pesawat yang jatuh ya?"

Heksa Story ✓Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz