"Irene!"

"Irene berhenti! Apa kau sudah gila?" Hendrey menarik tangan Irene dan membawanya menjauhi Kediaman Elixion.

"Apa maksudmu gila?"

"Apa kau sudah gila memanggil si Keparat itu dengan monster? Dihadapannya?"

Irene melipat kedua tangannya dan menatap jengah Hendrey, "Lalu apa bedanya dengan dirimu yang memanggilnya Si Keparat?"

"Namun tidak dengan dihadapannya. Dan jangan lupakan rencana kita Irene, jangan mencari masalah sampai seluruh persiapan kita selesai. Jangan memancing amarahnya apalagi dengan budak rendahan itu."

"Kalau begitu, apa rencanamu selanjutnya? Kenapa kau begitu tidak menginginkannya masuk ke dalam kelompok?"

Hendrey tersenyum miring, "Aku tahu rencananya, sudah pasti dia masuk kelompok untuk mendorong dirinya semakin sukses di pergaulan kelas atas. Mengingat kelompok kita sangatlah mendominasi."

"Tetapi Karina dan Ryujin mengizinkannya untuk masuk, apalagi si bodoh Mingyu. Bagaimana bisa dia lari dari rencana!"

"Hiraukan bocah itu namun tetap berhati-hati. Keluarganya sangat terkenal dengan kubu Netral mereka, pergunakan saja dia hati-hati." Ujar Hendrey dan memberikan sebuah botol kecil pada Irene.

"Ini titipan Duke Loica, jangan lupa untuk memberikannya dan jangan sampai hilang." Ujarnya.

Irene mengambilnya dengan kasar, "Ck, Baiklah."

...

Sudah dua hari sejak kedatangan Siwon ke Istana mereka, dan sejak saat itu juga Istana menutup diri. Seluruh pertemuan dilaksanakan di Kediaman Duke Elixion atau Kediaman Duke Luston. Ini dilakukan untuk membersihkan Istana dari para hama yang cukup merusak pemandangan Jaehyun.

"Jaehyunie! Untuk pernikahan kita, sebaiknya dilaksanakan dimana?" Ujar Taeyong yang saat ini sedang berada di ruang kerja Jaehyun, lebih tepatnya sedang tiduran di sofa dengan sebuah katalog di tangannya.

"Semuanya aku serahkan padamu, Sayang." Balasnya tanpa melihat Taeyong dan fokus pada berkas di hadapannya.

"Sebenarnya yang ingin menikah itu, aku dengan Papa atau dengan dirimusih?! Kalau begitu kapan jadwal Jaehyunie kosong? Bagaimana kalau kita mendatangi butik ini bersama? Atau aku minta dia datang kesini saja ya?" Gumam Taeyong.

Selama beberapa menit pertanyaan Taeyong tidak mendapat satu jawaban apapun, Taeyong menolehkan kepalanya melihat Jaehyun yang sedang bercumbu dengan kertas-kertas dihadapannya.

"Apa kertas-kertas itu jauh lebih penting daripada pernikahan kita, Jaehyun? Aku merasa seperti akulah yang memaksa dilaksanakannya pernikahan ini."

"Diamlah sebentar, Taeyong! Aku benar-benar tidak bisa memikirkan apapun selain pekerjaanku sekarang ini!" Ujar Jaehyun dengan suara yang cukup keras.

"Oh? Baiklah maafkan aku, sepertinya aku sangat mengganggu disini. Padahal kau sendirilah yang menyuruhku untuk mendiskusikan pernikahan kita hari ini dan disini. Maaf saya sudah mengganggu Anda, silahkan dilanjutkan kembali. Saya permisi." Taeyong membereskan beberapa katalog yang dibawanya kemudian pergi meninggalkan Jaehyun.

Pintu besar itu tertutup bersamaan dengan tubuh Taeyong yang menghilang, Jaehyun melepaskan kacamata miliknya kemudian menyandarkan tubuhnya. Dia sangat tahu dimana kesalahan miliknya, namun memang benar hari ini pekerjaannya cukup menyulitkan dirinya ternyata. Saat sedang asyik berdiskusi dengan Taeyong, Chanyeol tiba-tiba datang dengan membawa setumpuk kertas laporan yang berasal dari Yuta dan Kai tentang wilayah utara.

Jaehyun menghela nafasnya kemudian memakai topeng miliknya dan berjalan keluar ruangan miliknya untuk menyusul Taeyong.

Sedangkan Taeyong dengan mata yang berkaca-kaca berlari menuju kamar miliknya tanpa menghiraukan seluruh sapaan para pelayan. Taeyong langsung membanting pintu kamar miliknya dan melempar katalog yang dibawanya di meja kerja miliknya. "Aku sudah tidak perduli lagi dengan pernikahan ini!"

"Aku ingin cepat-cepat melakukan pernikahan ini karena aku sudah berulang kali meminta pengunduran. Mulai dari keadaan psikisku yang belum stabil, kakak yang meminta pengunduran dan persiapan acara minum teh." Taeyong membuka tirai jendela kamarnya, menatap taburan bintang yang mengihasi gelapnya malam.

"Apalagi saat mendengar bahwa aku bisa mengandung, Jaehyun terlihat sangat bahagia. Aku tidak mau menghancurkan impian itu, impian kecil Jaehyun yang ingin memiliki dua orang putra. Hiks...aku tidak mau di tinggalkan lagi, tidak lagi..." Taeyong terisak.

"Aku tidak akan pernah meninggalkanmu, Sayang."

Taeyong terperanjat saat sebuah tangan melingkari pinggulnya dan merasakan deruan nafas. "Apa ini yang menyebabkan kau terlihat murung dua hari ini?"

Taeyong menggigit bibir bawahnya berusaha menahan isakannya dan menghindari Jaehyun. Jaehyun menghela nafas kemudian melepaskan pelukannya dan membalik tubuh Taeyong. "Jawab pertanyaanku, Sayang."

"I-iya, aku takut. Aku takut tidak bisa memenuhi keinginanmu dan seluruh rakyat. Bagaimana jika aku tidak bisa melahirkan dua putra seperti yang kau inginkan dan malah melahirkan seseorang anak yang aneh dan penuh kekurangan sepertiku..."

"Tidak ada satu orangpun yang bisa menetapkan takdir seseorang, termasuk diriku. Aku tidak masalah jika kita tidak memiliki anak nantinya, karena yang mengandung mereka nantinya adalah dirimu, Yongie. Dan kau bukanlah anak yang aneh apalagi kekurangan, lihat kau bisa mengatasi masalah kekurangan bahan pangan dan melawan Tiffany. Kau anak yang kuat Taeyong, bisa bertahan selama 17 tahun ditengah siksaan itu."

Jaehyun mengangkup wajah Taeyong dan mengecup bibirnya yang sudah memerah, "Kau adalah Taeyong Keenan Tigve, pemilik kendali seluruh hidupmu, tidak ada yang bisa mengubah fakta itu. Kau sangat kuat, rendah hati, tegas dan hangat. Kau pantas mencintai seseorang, apalagi dicintai. Selalu ingat ini, Taeyong. Aku selalu berada di sampingmu, dan tidak akan pernah meninggalkanmu."

"Jaehyunie..."

"Menangislah, kau sudah terlalu lama menahannya." Dan Taeyong akhirnya mengeluarkan seluruh emosi yang ditahannya. Cacian Irene, rumor-rumor buruk tentangnya yang tersebar di koran, dan Tiffany yang secara tiba-tiba datang di Rumah barunya.

"Maafkan aku yang tidak bisa mengontrol emosiku tadi, maafkan kecerobohanku, Yongie..."

TBC



.

.

.

Maaf banget pendek dan berantakan, kita happy dan perkuat hubungan mereka dulu ya sebelum perang besar:(  Dan kayaknya aku bentar lagi mau hiatus dulu, tapi nnti aku bom up dulu kok hehe. terima kasih gaes~

El Rey Maskedजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें