12 🌱

410 149 21
                                    

***

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

Malam pun tiba, masih di Rumah Kost Sinta tepatnya di kamarnya, Sinta sedang berkutat dengan laptopnya sedari jam 18:30 tadi. Dan sekarang terhitung sudah 3 jam lebih Sinta berada di posisi itu, walaupun sesekali berubah posisi sebentar karena badannya terasa pegal pegal.

Dan di jam kuliah kali ini Sinta tidak sama sekali mengecek bahkan memegang ponselnya, karena memang sangat fokus banget, hari ini di adakan tes dadakan jadinya ia tidak boleh lengah. Ponselnya mungkin akan mendapat ponsel dari Robby, karena memang beberapa hari ini aplikasi chatnya tidak sepi lagi. Walaupun dalam keadaan fokus ia tahu dan dengar jika sedari tadi beberapa kali notifikasi ponselnya berbunyi, tapi Sinta abai karena ya tadi ia jika sedang fokus akan sesuatu pasti tidak akan peduli sekitar walaupun ia tahu.

"Wahh badan gue" erang Sinta saat selesai mengerjkan tugas dan berakhirnya kuliah di hari terakhir di minggu ini. Ia pun langsung merebahkan badannya.

Dan saat ia ingin memejamkan mata, ponselnya berdering pertanda ada panggilan masuk, ia pun mengambil ponsel yang memang bisa ia jangkau. Dilihatnya dilayar tertera nama Robby disana, ia pun mengankatnya.

📞📞📞
"Udah selesai kelas ?"

"Hemm"

"Cape banget kayaknya"

"Iya, kepalaku mau pecah rasanya"

"Tadi mata kuliah apa emang ?"

"Full hitungan semua, gila gak tuh"

"Wow sih, hehe"

"Tapi mau gimana"

"Kamu udah makan ?"

Hening sebentar, Sinta bingung mau jujur atau bohong, takut katahuan kalo bohong.

"Udah" tapi ia tentu saja memilih bohong, jangan sampe Robby ngirimin makanan yang banyak banget lagi.

"Gak lagi bohong kan ?"

Tuh kan dicurigain.

"Enggak kok" Tentu saja Sinta mengelak.

"Aku udah pesenin makanan, bentar lagi sampe kayanya"

"Kamu mah, aku kan bilang udah tadi"

"Aku gak percaya"

"Ck"

Tok...tok...tok...
Terdengar suara pintu diketuk, Sinta pun tanpa suara langsung beranjak dari kasur masih dengan ponsel yang ia genggak, karena tadi ia sempat menyambungan headsetnya.

Pintu pun terbuka, dengan orang yang sama seperti kemarin membawa paperbag, lalu diserahkan ke Sinta. Sepertinya memang perempuan itu sering nongkrong di teras depan makanya selalu ia yang ketemu bapak kurir yang membawa pesanan makanan.

Sinta menerimanya, tak lupa mengucapkan terima kasih. Lalu ia duduk ditempat biasa ia makan.

"Siapa ?"

[END] The Handsome CEO and Ordinary GIRL "different " ✔Where stories live. Discover now