chapter 11,

33 34 7
                                    

"Berdiri sini" ayah tiri yunina menarik kerah baju avandi

BUGHHH BUGHH tendangan lutut dari ayah tiri mengenai perut avandi, satu lagi ia pukuli di rahang avandi sehingga bibirnya robek, dia benar benar dalam keadaan mabuk hingga oleng & tepar di lantai

Yunina semakin menangis kencang, mamanya berusaha menenanginya namun tak membuahkan hasil ketika semua sudah terjadi dan berakhirlah sudah

Daniska yg mendengar suara tangisan yunina segera berlari menuju ke tempat kejadian

"AYYYY...." panggilnya kaget, daniska menggeleng pelan sembari menutup mulutnya dengan tangan, air matanya kembali menetes tak menyangka dia juga tidak bisa menjaga sahabatnya

Avandi mengusap bibirnya yg terluka dengan punggung tangannya lalu menoleh menatap yunina

Ketika di tatap, yunina semakin takut dengannya dan malah mengumpat di pelukan mamanya, tangisnya semakin kencang bersamaan dengan teriakan

"What? Apa yg gua lakuin? Yunina gak mau liat gua? Dia udah benci sama gua?" Pikir avandi

PLAKKK

Satu lagi tendangan kaki ayah tiri mengenai kepala avandi, kini kulit dahi samping kepalanya pun ikut tersobek membuat avandi berbaring di lantai, pasrah? dia anggap itu hukuman untuknya sendiri yg telah menyakiti orang yg ia sayang

"AYAHHH BERENTIII JANGANNN,,,hikss" baiknya yunina masih menghentikan hukuman ayahnya pada pacarnya namun tidak di gubris

"MASSS!! Udahlah jangan main hakim sendiri!!" ujar mama yunina

"Halahhhh" ayah tiri memutarkan bola matanya malas

"Heh vandi Bangunnnn!!!"

Tidak!! tubuhnya sudah lemas

"Ayo bangun!! Pokonya saya laporin kamu ke polisi sekarang" ujar ayah tiri sembari mengambil ponselnya di saku celana

Avandi tidak mahu bangkit dia hanya memejamkan matanya sembari mengeluarkan airmata

"ENGGAKK, JANGAN, AYAHHHHH HIKSS GAKKK,, maaaa jangan maaa,,, avannnnnnn hikss huaaaa aaaaaa ENGGAAAAA" tangisan yunina semakin kencang air matanya semakin deras

"Tenang sayangg,, udah diemm" tenangkan mama yunina sembari meng puk puk punggung yunina

"Halahhh orang kek gini harusnya di penjara" sahut ayah tiri

"ENGGAAAA, AAAKHHH HUAAA AKHHH HIKSSS AVANNNNN ENGGAAAA"

"Kalau menurut dani sebaiknya dinikahin aja sih om ehe" ujar dani sembari menunduk ragu

"Apa dani? Nikahin? Saya punya menantu kek gini? Ck!! Gak" tolak nya mentah mentah sembari melangkah keluar meninggalkan tempat itu untuk menelfon polisi, dibuntuti oleh istrinya

Daniska hanya terdiam saat ini

Melihat orang tuanya sudah pergi yunina turun dari sofanya melangkah hati² walau sakit ia perlahan menuju ke arah avandi dengan kaki berlumur darah

Sekarang ia duduk di samping dekat avandi lalu menariknya ke dekapan hingga avandi ikut terduduk

"Avann,," panggilnya dengan suara menggetar

"Hmm" sahutnya, air matanya masih menetes

"Ayo pergi kerumah sakit" ajaknya

"ga perlu, orang kayak gua gak cocok ada di sana"

"Enggakkk, avan sakit harus ke RS hikss"

"Lu jauh lebih sakit daripada gua, maafin gua yah? Gua harap lu bisa maafin gua walau belum tentu gua gak bisa maafin diri gua sendiri"

4VANDI CRISTIANO [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang