Bab 15 Nonton konser

1.1K 382 20
                                    

Sam : Jadi dijemput?

Nazwa: Nggak ngerepotin. Udah malam banget ini.😔

Sam : Enggaklah. Lagian emang aku udah janji kan? Kita juga bisa ketemu live deh

Nazwa : Makasih banget ya. Aku kasih posisi di mana aku berdiri deh. Biar nggak macet. Kamu pake motor kan?

Sam  :  Iya. Siap. Otw

Aku sama anak-anak kos memang sudah lama tahu Blackpink mau konser di Indonesia dan kita semua antusias. Memang harus nabung dulu tapi worth it lah. Dan malam ini tuh emang Sam tahu aku nonton konser dan dia menawarkan menjemputku dikarenakan memang kami menggunakan transportasi umum. Tadi ke sininya aja naik MRT dan anak-anak udah pulang juga. Karena janji sama Sam itulah aku sendiri yang belum. Nggak enak dari kemarin janjian mau ketemuan selalu gagal. Semoga malam ini bisa beneran ketemu. Karena kami sudah menjadi sahabat via telepon makanya aku juga penasaran sama sosok aslinya.

Suara klakson mobil memekakan telinga. Aku mengernyitkan kening saat melihat sebuah mobil berhenti persis di depanku. Ini karena banyak yang menggunakan driver online makanya aku pikir itu bukan klakson aku. Tapi begitu kaca mobil di buka dan...

"Naz, masuk!"

Dan wajah si Bos yang terlihat.

"Saya?"

Aku celingukan dan menunjuk diriku sendiri. Tapi Pak Bayu langsung menganggukkan kepala.

"Cepetan. Keburu macet parah."

Karena dilihat banyak orang mau tak mau aku segera masuk ke dalam mobil. Tapi tentu saja aku masih memikirkan Sam.

"Bapak ngapain di sini?"

Dia tidak menatapku dan sibuk menjalanankan mobilnya. Memang macet kan apalagi bubaran konser begini. Artis internasional lagi.

"Kencan sama Lisa."

Aku mengernyitkan kening mendengar ucapannya. Lah dia malah ngajakin bercanda.

"Serius ini Pak, saya juga lagi nungguin  jemputan."

Aku jadi panik saat mobil bisa melaju lebih cepat karena mobil di depan sudah berjalan lancar. Ini Sam gimana coba? Kalau dia nggak nemuin aku?

"Turunin aja Pak."

Dan begitu mendengar ucapanku dia baru menoleh, kebetulan mobil berhenti lagi.

"Kamu mau digodain cowok? Lihat itu pakaianmu."

Aku menatap diriku sendiri. Celana jeans, kaos warna pink dan rambutku aku cepol ke atas. Ada clutch dengan warna senada yang aku gunakan karena memang tidak boleh membawa tas besar.

"Lah saya normal lho Pak. Masa godain gimana coba? Tuh banyak yang lebih seksi dari saya."

Aku menunjuk orang-orang yang masih berlalulalang. Pak Bayu berdecak dan menjalankan mobilnya lagi. Duh ini Sam gimana coba.

"Pak...."

Tidurlah. Daripada ceriwis."

Tuh kan... nyebelin.

Aku langsung mengambil ponsel dan mengetikkan sesuatu kepada Sam.

Nazwa : Sam sori aku malah udah pulang. Duh sori banget ini ada situasi yang mengharuskan aku pulang. Besok janji kita bakal ketemuan. Maaf banget ya. Aku beneran nggak enak sama kamu.

Semoga Sam membacanya. Tapi pesanku malah tidak terkirim. Sinyalku padahal bagus. Apa ponsel Sam nggak aktif?

"Besok kayaknya hari kerja dan nggak boleh telat. Serius nggak mau tidur?"

Sindiran lagi. Emang si Bos satu ini rese. Aku segera memejamkan mata dan mengabaikan kekehannya. Bisa gila aku kalau nurutin si Bos ini. Tapi aku kok yq nurut-nurut aja coba?

*****

"Naz,..."

Panggilan itu membuatku tergeragap. Astaga. Aku beneran ketiduran.

Pak Bayu sedang menatapku saat refleks aku mengusap pipiku. Padahal juga nggak ada ilernya. Ah salting coba.

"Jelek kamu kalau lagi bangun tidur."

Tuh kan. Ucapannya bikin keki.

"Lha udah tahu saya jelek masih...."

Ucapanku terpotong karena dia sudah keluar dari mobil. Dan aku segera mengedarkan pandangan. Lho ini kok bukan depan kos tapi di parkir halaman restoran cepat saji yang buka 24 jam. Laaaahh..

"Pak..."

Tentu saja aku ikut turun dan berlari menyusul Pak Bayu yang sudah melangkah terlebih dahulu.

"Aku lapar."

Dia hanya mengatakan itu dan langsung masuk. Setdah. Bisa sport jantung kalau di samping si Bos.

Saat dia bertanya aku mau makan apa, aku sebutkan saja semua menu. Ayam double, es krim, sup, kentang goreng. Biarin.

Dia sedikit terkejut tapi kemudian menganggukkan kepala. Bahkan saat aku sudah duduk dan menyantap makanan dia hanya diam. Tumben enggak sarkas lagi.

"Nggak takut gendut?"

Nah baru juga dipuji. Ini udah nyeletuk saja. Aku baru menyuap nasi dan ayam. Pak Bayu hanya pesan burger saja ternyata. Lah katanya dia lapar?

"Mau gendut, mau enggak, bukan urusan Bapak."

Dia tersenyum "Aku nggak mau punya karyawan gendut. Merusak pemandangan."

Another sarkas lagi. Ckckckc pingin aku sumpelin itu mulut pake saos.

"Hahahaha.... lucu."

Aku hanya menanggapi itu dan kembali makan.

"Besok lagi, jangan gitu ya?"

Aku mengernyit mendengar ucapannya. Dia sudah menandaskan burgernya dan kini mencomot kentang goreng milikku.

"Apanya?"

"Berdiri sendirian gitu. Kenapa nggak bareng temen?"

"Tadi? Sama anak-anak kos cuma udah pada pulang. Dan saya nungguin..."

Eh gimana nasib Sam? Aku segera mengambil ponsel dan membuka pesanku tapi pesanku belum juga terkirim. Duuuhhh.

Dan tiba-tiba aku terkejut saat sudut bibirku diusap oleh Pak Bayu.

"Eh..."

Dia menunjuk ibu jarinya.

"Ada saos. Makan kayak anak kecil."

Kenapa jantungku berdegup kencang?

Bersambung

Pak Bayu nonton Black pink juga lho eh atau cuma kebetulan tuh lewat? Masa?

JODOH SESUAI APLIKASI YA..Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz