Bab 02 Dia Bos

1.3K 447 27
                                    

Minder.

Bukan. Bukan itu yang sekarang aku rasakan. Katakanlah, aku memang tidak terlihat kan? Siapa juga yang peduli denganku?

Cantik.

Seksi.

Charming.

Semua itu bukan aku. Jadi ketika kedatangan orang baru, seperti Bos yang menggantikan Pak Ali, maka aku tetap tidak terlihat.

Sekarang aku hanya sedang diam di balik kubikelku sambil mendengarkan pujian si Bos buat Meta. Editor yang baru sebulan gabung tapi memang sudah menarik perhatian semua yang ada di tower ini. Jadi bukan hanya dari perusahaan tempatku bekerja saja.

Shelomita. Tapi akrab dipanggil Meta. Cewek cantik, kulit putih, tinggi semampai dan body bak gitar spanyol. Setiap cowok di sini pasti akan mengalihkan tatapan setiap dia lewat. Nah sepertinya, Bayu ehmm maksudku Pak Bos baruku itu. Dia langsung mencegat Meta di ambang pintu ruangannya dan memuji kalay novel yang baru terbit menjadi bestseller.

Padahal...

"Pertahankan kinerjamu. Saya suka."

Aku hanya mengangkat alis mendengar pujian Pak Bayu kepada Meta. Dan orang yang dipuji langsung mengeluarkan senyum seribu bidadari. Pasti Pak Bayu langsung terpesona.

"Makasih Pak, udah suka sama saya. Tapi maaf, ini novel bukan saya yang edit."

Aku langsung menyalakan laptop di depanku. Tidak mau mendengarkan mereka berdua lagi.

"Loh bukannya editornya kamu?"

Aku masih mendengar Pak Bayu seperti tidak percaya.

"Bukan, Pak. Saya baru juga masuk. Ini novel di edit sudah 3 bulan sebelum terbit."

Nah...

"Eh, benarkah?"

Makan deh itu cantik. Aku menyibukkan diri dengan naskah yang ada di depanku. Tipeku kalau bekerja memang langsung larut begitu saja dan tidak mempedulikan sekitar.

Lalu...

"Nazwa."

Aku benar-benar terkejut saat bahuku ada yang menepuk. Dan aku mengalihkan tatapanku ke arah pria yang kini sedang berdiri menjulang di sampingku persis.

"Pak..."

Dan Pak Bayu menatapku dengan kening berkerut.

"Kamu editor kan?"

Bukan, Pak. Saya pelukis.
Aku menjawab di dalam otakku.

"Ini kamu yang editorin?"

Dia menunjuk novel yang dipegangnya dan aku menganggukkan kepala dengan malas.

"Yup."

Hanya itu jawabanku. Pak Bayu menganggukkan kepalanya. Lalu mengusap tengkuknya dengan salah tingkah.

"Owh, saya pikir si Meta yang..."

"Yang cantik dan seksi itu kan Pak?"

Astaga. Mulutku kenapa sih?
Mendengar ucapanku Pak Bayu tampak malu. Aku bisa melihat wajahnya memerah dan juga telinganya. Kulit dia itu putih dan langsung kelihatan kalau seperti itu.

"Maaf. Saya nggak baca."

Dia menunjuk namaku yang ada di novel.

"Saya pikir Nazwa Armeta ini ya Meta tadi."

Aku tersenyum kecut "Iya Pak. Wajah saya mah emang nggak cocok ya sama nama itu. Udah biasa, Pak."

Dan kembali kali ini wajah Pak Bos benar-benar seperti kepiting rebus.

****

"Lo dikasih apa sama Bos ganteng kita?"

Celetukan Ranti membuatku menggelengkan kepala. Kami sedang makan di kantin dan aku bosan dengan topik ini.

"Nggak dikasih apa-apa. Cuma permintaan maaf karena dia salah ngasih selamat ke Meta."

Mata Ranti membulat. Dia menggelengkan kepala.

"Namanya juga cowok normal ya, lihat Meta aja langsung meleleh. Padahal Meta itu nggak becus apa-apa. Kemarin gue sampe disemprot pihak percetakan. Editannya Meta ckkck payah."

Ranti menggumam seperti itu dan aku tidak terkejut mendengarnya. Meta itu masuk juga lewat jalur orang dalam. Tapi kemampuannya nol.

Cantik memang mempunyai nilai plus.

Aku kalah kalau sudah seperti itu.

"Pak..."

Sapaan Ranti membuatku menoleh dan menemukan Pak Bayu sudah berdiri di belakangku.

"Boleh pinjem Nazwanya?"

Aku mengernyit mendengar ucapannya.

"Owh silakan Pak."

Jawaban Ranti dan saat kemudian dia malah berdiri dengan mengedipkan matanya lalu berlalu dari depanku membuatku menghela nafas.

"Maaf kalau ganggu."

Pak Bayu sudah menarik kursi di depanku dan duduk di sana. Dia menyodorkan satu gelas jus alpukat.

"Buat kamu."

"Eh..."

Aku menatap bingung. Lalu Pak Bayu menatapku dengan canggung.

"Saya mau minta maaf atas kesalahpahaman tadi."

Aku menggelengkan kepala.

"Owh nggak apa-apa. Sudah biasa, Pak. Saya memang tidak terlihat kok."

Kali ini dia hanya diam mendengar ucapanku. Lalu mengalihkan tatapan ke tempat lain. Nah dia aja tetap nggak betah kan lihat wajahku?

Bersambung

Ramein dulu yuk...

JODOH SESUAI APLIKASI YA..Where stories live. Discover now