BAB 03 WHO?

1.2K 416 27
                                    

Sebenarnya, aku tidak mempermasalahkan hal kemarin. Maksudnya Pak Bayu salah orang dan itu tidak menggangguku sama sekali. Hanya saja aku jadi dibuat keki karena dia terus menerus mengucapkan maaf, padahal aku tidak mengatakan apapun tentang itu semua.

Rasanya itu nggak enak banget kalau jadi pusat perhatian apalagi bos di sini. Pak Bayu tiba-tiba menawarkan ingin mengantarku pulang, padahal kosku saja hanya 5 langkah dari kantor. Otomatis aku tolaklah. Lalu ada saja alasannya untuk membuat aku bertatap muka dengannya. Entah apa maunya.

"Mbak Nazwa, ada kiriman makanan nih."

Seperti sore ini, saat aku baru saja masuk ke dalam kamar kosku, tiba-tiba pintuku diketuk oleh Lia. Dia memberikan satu bungkus makanan di dalam tas kresek.

"Dari siapa?"

Lia kini menatapku dan mengangkat bahu, " Yang nganterin sih Abang ojol, cuma nggak bilang dari siapa."

Waduh. Tentu saja aku menggelengkan kepala takut kalau itu kiriman dari orang nggak bener.

"Ah enggak mau nanti aku disantet atau diguna-guna."

Dan tawa Lia langsung meledak mendengar ucapanku.

"Dih, Mbak Nazwa terlalu over thingking. Ini tuh dari Pak Bayu tuh ada tulisannya."

Lia menunjuk bungkusan yang ada di dalam tas kresek. Sterefoam itu memang di atasnya ada tulisan dengan nama Bayu. Oalah, dia lagi?

Aku langsung menerima dan membuka isinya yang ternyata berisi donat dengan berbagai toping.

"Wah, mau?"

Lia langsung menganggukkan kepala dengan antusias.

"Ini mah kesukaanku."

Aku memberikan semua kepada Lia "Udah dimakan aja sama anak-anak. Aku nggak suka donat."

Bohong banget sih, sebenarnya aku penyuka donat. Tapi mengingat itu dari Pak Bayu, aku jadi merasa tidak doyan kalau membayangkan wajahnya yang tiba-tiba hadir di depanku.

"Masa? Tempo hari aja Mbak Nazwa beli donat 2 box kok."

Lia tampak tak percaya dan aku mengulas senyum "Aku lagi nggak doyan sekarang. Udah dimakan aja, aman ini. Yang beliin bos baruku kok."

Dan mata Lia langsung berbinar. "Aih makasih Mbak Nazwa. Aku bagiin sama teman-temanku ya."

Aku menganggukkan kepala dan melihat Lia langsung berlalu dari hadapanku. Lia dan teman-temannya memang sedang mengerjakan tugas di ruang tamu. Pasti mereka akan sangat senang sekali.

Aku menutup pintu kamar dan kini merebahkan diri di atas kasur. Capek. Saat itulah ponselku berbunyi. Aku menatap layar dan nama Pak Bayu langsung tercetak jelas. Aduh maunya apa sih?

"Halo..."

"Nazwa, selamat makan ya."

Dih....

"Makasih Pak, donatnya,"

Aku mengatakan itu, bagaimanapun dia sudah berniat baik.

"Sama-sama. Ehmmm kamu udah maafin aku kan?"
Astaga.

Dia jadi menganggap aku masih marah?

"Pak, saya udah biasa kali Pak. Enggak merasa marah kok. Bapak tenang saja, saya orangnya nggak gampang ngambekan."

Ada jeda di ujung sana entah dia mendengarkanku atau tidak.

"Ehmmm, tapi saya masih merasa bersalah."

Aku menghela nafas dan kini beranjak dari acara rebahanku.

"Bapak maunya saya gimana coba?"

Dia berdehem sekali lagi "Temani saya nonton saja, mau?"

Laaahhhh... ini dia kenapa sih?

"Maksud saya ehmm ini tuh saya masih baru di sini. Belum punya banyak teman juga. Mau nonton film kok rasanya kalau sendirian, malas. Mau ya?"

Aku terdiam. Ini beneran Pak Bayu yang ngomong? Atau jangan-jangan dia sedang bertaruh dengan siapa gitu. Tapi nggak mungkin juga sih, aku nggak sepopuler itu.

"Baik, tapi..."

"Yesss... tunggu aku dalam 20 menit."

Nah kan dia memotong ucapanku lagi dan setelah itu sambungan terputus.

*****

Kedatangan Pak Bayu membuat heboh seluruh kos. Apalagi masih ada Lia dan teman-temannya. Penampilan Pak Bayu yang charming, bukan seperti biasanya dia di kantor yang tampil formal kali ini dia hanya mengenakan kaos polo dan juga celana jeans. Ditambah sepatu kets yang menambah kesan anak mudanya.

"Maaf ya Pak, kelakuan anak-anak. Maklum masih hormon remaja."

Aku mengatakan hal itu saat masuk ke dalam mobilnya setelah Lia dan teman-temannya berseru dan menggoda Pak Bayu.

Dia mengulas senyumnya Its oke... saya nggak merasa terganggu."

Dia mulai menjalankan mobil setelah mengatakan hal itu. Aku sendiri sekarang malah yang canggung. Lha sebenarnya kami kan belum saling mengenal sehingga akan akrab seperti sekarang ini, dalam artian pergi untuk menonton film di bioskop seperti orang sedang berkencan.

"Kamu sekarang sedang mengerjakan naskahnya Mr. L kan?"

Dia menyebutkan salah satu penulis terkenal yang naskahnya sedang aku edit.

"Yup," jawabku singkat.

Lalu dia menganggukkan kepala.

"Kerja sesuai jam nya aja, jangan kecapekan, ya."

Astaga. Dia kenapa perhatian banget? Ini beneran Pak Bayu? Salah makan kayaknya dia.

BERSAMBUNG

INI MAU KETIK KOK DIGANGGUIN SI KECIL TERPAKSA SEGINI DULU. KOMEN DAN VOTE YUK YANG BANYAK BIAR SEMANGAT UPDATE DI SINI

JODOH SESUAI APLIKASI YA..Where stories live. Discover now