13. Healer

3.4K 552 128
                                    

"Mereka bertengkar." Tankhun yang sedang duduk bersila diatas kursi dibawah pohon maple taman istana akhirnya membuka mulut setelah beberapa menit hanya diam. Bibirnya kemudian menyedot sebuah strawberry frappucino dengan whipped cream tinggi menjulang yang dia pegang di tangan kanan.

Ia kemudian kembali mengalihkan pandangannya kedepan, ke arah dimana Pete sekarang terlihat sedang berjongkok didepan kolam ikan taman istana dan memberi makan ikan-ikan mahal itu. Dan sebenarnya hal ini juga yang mendasari Tankhun berpikir demikian karena setelah pulang dari pantai saat itu, jika Pete memiliki waktu luang, dan jika Vegas juga sama, mereka berdua akan memilih untuk bertemu dan saling berbicara hingga keduanya terlihat sibuk dalam dunianya sendiri dan bahkan hingga mereka hampir lupa waktu.

Tapi sudah beberapa hari ini, kalau si omega itu memiliki waktu luang dia malah memilih untuk meringankan pekerja istana dengan memberi makan ikan-ikan dan juga burung-burung yang ada di taman ini. Belum lagi dia juga menyadari bahwa Vegas sudah lama tidak mengunjungi Pete. Seolah seperti dua orang ini saling menghindari satu sama lain.

Coping mechanism-nya jelek sekali.

"Sudah berapa lama? Dua minggu?" Gumam Tankhun, berpikir. "Tidak pernah aku melihat orang yang bahkan belum menikah bercerai sesering ini." Tankhun berdecak kesal sambil menyedot frappucino-nya kuat, meskipun selanjutnya dia harus memukul-mukul kepalanya yang terasa ikut membeku. Brain freeze.

Sedangkan seseorang yang sedang dibicarakan, yang kini tengah berjongkok dan memperhatikan ikan-ikan yang membuka mulut dan saling berebutan makan, hanya menghela nafas. Pandangannya terjatuh pada permukaan air yang memantulkan bayangannya, melihat bagaimana parasnya yang sekarang sedang sendu terlihat begitu mengenaskan.

Tidak lama kemudian, beberapa helai daun berwarna kuning dan oranye ikut jatuh diatas air tersebut, membuat Pete akhirnya menolehkan kepala ke atas dan melihat sebagian besar daun dan pohon-pohon di taman ini sudah menguning dan bahkan beberapa sudah gugur jatuh seperti daun yang tadi dia lihat.

Yang artinya, musim panas sudah berakhir dan sekarang musim gugur menyambutnya. Dua bulan sudah berlalu sejak royal conference yang mengumumkannya secara resmi sebagai calon pendamping putra mahkota. Namun dua bulan ini, semua yang dirasakan Pete bercampur aduk. Dua bulan berlalu, dan hubungan mereka tidak menunjukkan peningkatan, tapi malah kemunduran. Sekarang pun mereka sudah tidak bertegur sapa lagi. Vegas terlihat jelas seperti menghindarinya.

Tapi sebenarnya kalau berbicara tentang peningkatan hubungan, hal itu bukanlah sesuatu yang harus terjadi. Sejak awal, dia tau bahwa hubungan mereka hanyalah sandiwara, dan harusnya Pete mengerti itu hingga akhir. Tapi dirinya yang tidak tau diri ini malah berharap lebih hanya karena si pangeran memperlakukannya dengan baik.

Sejak awal, hubungan mereka tidak pernah benar-benar bisa dikatakan sebagai sebuah hubungan.

Satu helaan nafas dia hembuskan lagi. Bersamaan dengan Pete yang langsung berdiri dari posisi berjongkoknya sambil menepuk-nepuk celananya pelan.

"Hei Pete." Tepat setelah Pete berdiri dan ingin menyudahi kegiatannya sore ini, suara Porsche tiba-tiba terdengar. Alpha yang selalu menggunakan suit dan vest itu terlihat menghampirinya sambil membawa beberapa lembar kertas, membalik-baliknya pelan.

"Ayo ikut aku." Katanya.

"Kemana?"

"Fitting baju."

"Untuk?" Pete bertanya lagi sambil mengerutkan kening. Berpikir bahwa ajakan Porsche yang tanpa konteks ini mendadak sekali dan kadang membuatnya merasa resah.

"Kegiatan sosial besok, yang hadir kamu dan Prince Vegas."

Oh tidak, ini bukanlah saat yang tepat...

SERENAY [VegasPete]Where stories live. Discover now