26. Love Letter

2.9K 475 125
                                    

"Kak, sampai kapan kamu akan mengabaikan Prince Vegas?"

Pagi itu seperti biasa Jin datang ke kamar Pete sambil membawakan satu nampan makanan yang lagi-lagi sebenarnya belum tentu akan Pete makan. Namun dia tetap masih melakukan kegiatan rutinnya itu karena siapa tau Pete bisa berubah pikiran kapanpun.

Dan seperti biasa, Pete yang masih bergelung dibawah selimut itu baru menegakkan badannya saat Jin datang. Dan kemudian merespon pertanyaannya dengan gelengan pelan. Tanda bahwa dia sendiri tidak tau sampai kapan. Atau mungkin memang tidak ingin untuk menanggapi Vegas sama sekali.

"Aku tidak tau harus mengatakan apalagi padamu." Gumam Jin lelah. Bukan, bukan dia muak pada Pete atau apa. Tapi dia memang heran dengan cara pikir Pete yang terus menerus menghindari Vegas dan menghindari masalahnya dengan Vegas.

Padahal kalau Pete mau, dia tinggal mengatakannya pada Vegas dan putra mahkota itu pasti akan langsung membantunya tanpa pikir panjang lagi.

Jin sendiri selama beberapa ini selalu diteror Vegas untuk menanyakan kondisi Pete setelah tempo hari Tankhun dan Macau berkunjung ke tempanya. Tapi dia sendiri tidak bisa berkata banyak dan hanya melaporkan kondisi harian Pete saja.

Semuanya tergantung pada keputusan Pete. Tapi kembali lagi, omega itu bahkan tidak terlihat berkeinginan untuk menyelamatkan dirinya sendiri atau membuat semua menjadi lebih baik. Jin tau, ini jadi hal yang sulit baik bagi Pete maupun bagi Vegas.

Dan SEHARUSNYA, seharusnya mereka berdua membicarakan permasalahan ini. Tapi memang sepertinya keadaan belum mengijinkan mereka untuk saling berbicara dan meluruskan hal yang seharusnya diluruskan.

Jin jadi tidak tau, yang salah dalam hal ini sebenarnya memang keadaan atau memang kedua orang itu sendiri. Tapi dia harus mengakui bahwa takdir memang memegang peranan besar dalam mempermainkan mereka.

"Aku mungkin memang lebih muda daripadamu, Kak. Tapi aku harap kamu tidak tersinggung kalau aku memberimu saran seperti ini." Jin mendudukkan dirinya di tepi ranjang Pete kemudian menarik selimut itu untuk terbuka. "Masalah ini tidak akan selesai jika kamu terus berlari menghindarinya. Aku tau alasanmu tidak berani untuk menghadapi ini, seperti katamu mungkin dibelakang orang ini ada banyak orang-orang berpengaruh besar. Tapi kamu punya pilihan untuk menghadapi hal ini. Kamu punya banyak sekali. Dan menjadi pengecut bukanlah hal tepat untuk dilakukan sekarang. Kamu harus tau bahwa kamu tidak lagi sendirian sekarang, Kak. Kamu punya aku, punya Prince Vegas. Paling tidak ada kami dan mungkin beberapa orang lainnya yang ada di pihakmu. Kamu sekarang tidak lagi berjuang untuk dirimu sendiri."

Jin tidak tau apakah deretan kalimat panjangnya tersebut membuat pengaruh bagi Pete. Tapi dia tau bahwa Pete mendengarkannya. Matanya sedikit bergerak liar setelah mendengarkan hal tersebut, dan Jin berharap itu adalah hal yang baik.

"Sekarang yang paling penting adalah makanlah terlebih dulu. Mau aku suapi?" Jin meraih mangkuk berisi sup jamur yang masih mengepul hangat, mengaduknya sebentar dan berusaha menyuapkan sup hangat tersebut untuk Pete. sayangnya Pete malah tetap mengatupkan mulutnya rapat dan melirik ke arah nampan, seperti mencari sesuatu disana.

"Makan ini dulu nanti aku berikan coklatnya." Jin paham bahwa Pete mencari batang coklat yang biasa dia berikan. Dan Jin menggunakan hal itu sebagai iming-iming untuk memberi Pete coklat. Dan sepertinya berhasil, Pete kini terlihat memperhatikan sup yang diaduk pelan oleh anak itu. Dan bahkan akhirnya membuka mulutnya saat Jin kembali mengangkat sendoknya mendekat ke mulut Pete.

Dan akhirnya, ini adalah makanan pertama yang masuk ke perut Pete setelah berhari-hari hanya menelan air dan beberapa coklat.

"Auhhh, ckckck good job, good job. Ayo makan lagi." Jin dengan semangat kembali menyuapi. Merasa begitu bahagia karena Pete akhirnya mau makan. Setidaknya, tubuh itu akan memiliki tenaga.

SERENAY [VegasPete]जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें