16. Kiss

4.1K 547 145
                                    

"He seems to really like wine." Vegas menoleh dan melihat seseorang yang mengatakan kalimat barusan adalah seorang pria paruh baya dengan jenggot tipis dan menggunakan setelan jas berwarna merah bata. Figurnya terlihat tinggi, masih sangat fit untuk pria seusianya yang Vegas perkirakan pasti tidak jauh dari usia Ayahnya, Caesar Gun.

Vegas bisa merasakan pergerakan para pengawalnya yang tersebar di seluruh ruangan begitu melihatnya didekati oleh orang asing. Dan itu langsung direspon Vegas dengan memberikan gestur bahwa dia baik-baik saja dan para pengawalnya tidak harus khawatir. Dia juga memberi gestur tambahan bahwa lebih baik mereka mengawasi Pete yang sedang mengobrol dengan banyak orang didepan sana sambil sesekali bergoyang menikmati musik, sementara dirinya akan berbicara dengan orang ini.

Acara wine tasting ini sudah dimulai sejak beberapa jam lalu. Tine, teman Vegas yang mengundangnya sudah menyambut mereka berdua tadi dan sekarang sudah kembali pergi untuk menyambut tamu yang lain. Meninggalkan Vegas dan Pete untuk menikmati acara mereka. Yang sepertinya, Pete benar-benar menikmati acara itu. Terlalu menikmati malah.

Kembali ke orang tersebut, Vegas tidak tau, tapi instingnya mengatakan bahwa orang ini menarik. Termasuk terkait keberaniannya untuk mendekat dan berbicara kepada seorang putra mahkota negeri Bulles.

"He is." Jawab Vegas sambil tersenyum kemudian menyambut jabatan tangan pria tersebut.

"Perkenalkan, saya Will." Pria itu menjabat tangan Vegas kemudian memberikan sebuah kartu nama berwarna hitam, yang Vegas sempat meliriknya sebentar tadi.

Will Rapeepong. Ah, pengusaha berlian. Gumam Vegas sambil mengangguk-angguk.

"Saya Vegas." Dan giliran Alpha itu memperkenalkan diri, namun ternyata hal itu justru mengundang tawa dari Will.

"Saya tau." Jawab Will setelah menghentikan tawanya "Saya tentu tau siapa Putra Mahkota negeri Bulles."

Vegas mengangguk paham. Dia kira tidak semua orang disini tau siapa dirinya. Bagaimanapun dia sekarang memang tidak sedang menghadiri acara kenegaraan, dan dia juga paham bahwa tidak semua orang disini harus tau siapa yang memegang jabatan apa. Tapi ternyata Will tau, dan itu sedikit membuatnya terkejut karena dia mengira pengusaha seperti Will di negara sebesar Lionne ini mungkin tidak perlu mengetahui urusan negeri lain.

"Saya dulu lahir, besar, dan sempat tinggal di Bulles." Will kembali melanjutkan seperti dia tau apa yang sedang dipikirkan oleh Vegas. Dan itu membuat Vegas akhirnya mengangguk paham.

"Apakah Anda kenal Ayah saya?" tanya Vegas yang entah karena apa, dia hanya tiba-tiba merasa ingin bertanya saja.

"Kalau kenal sebagai seorang Caesar, tentu saya kenal. Namun kalau kenal secara pribadi, saya rasa tidak terlalu." Jawabnya "Kami hanya sempat menghadiri pendidikan militer bersama."

Ah, Vegas mengangguk lagi. Berarti benar dugaannya bahwa Will ini seumuran dengan Ayahnya. Tapi, tunggu...

Kalau dia mengikuti pendidikan militer bersama ayahnya, harusnya pria ini juga termasuk bangsawan di negeri Bulles. Benar kan?

"Lionne pasti lebih indah daripada Bulles sehingga Anda memilih menetap disini." Vegas berbicara dan berusaha memancing percakapan mereka berlanjut, meskipun terkadang matanya juga masih mencuri-curi pandang melirik ke arah Pete yang juga masih terlihat masih bercengkrama dengan beberapa orang lain disana dan mencengkeram gelas wine yang Vegas sendiri sudah tidak tau berapa kali gelas itu sudah diisi ulang.

"Hmmm, tidak sepenuhnya benar." Vegas kembali mengalihkan atensinya pada Will dan memperhatikan pria itu yang pembawaannya memang terlihat begitu tenang dan berwibawa. Khas seorang bangsawan.

SERENAY [VegasPete]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن