Ujian 5: Iriana

24 7 0
                                    

"Udah aku duga, hasilnya beginilah lagi,"

"Aneh gak, sih?" tanya dengan penuh curiga.

"Sssttt ... jangan kenceng-kenceng kalo ngomong!"

 jangan kenceng-kenceng kalo ngomong!"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

.
.
.
.
.

Rasa iri dan kebencian adalah benalu yang mengerogoti induknya.

Iria berjalan menerjang kerumuman siswa. Papan peringkat telah mengumumkan hasilnya. Tak ada yang mengalami perubahan, masih menetap di posisi kedua. Raut wajahnya menunjukan ketidaksukaan, terpampang jelas.

 Raut wajahnya menunjukan ketidaksukaan, terpampang jelas

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kesal, menyebalkan rasanya.

Matanya mencari ke segala penjuru arah. Sosok gadis berkulit coklat matang yang eksotis tertangkap netranya. Sosoknya menarik perhatian Iria, membuatnya kembali membelah lautan siswa. Siapa lagi jika itu bukan Iana.

Namun, sekuat apapun tenaga yang dikerahkan Iria untuk keluar dari kerumunan, usahanya berbuah pahit. Bayangkan saja, satu orang berusaha melawan arus 700 orang. Bukannya berhasil keluar justru semakin terbawa arus.

Bangsat, just wait for it !

Sorot matanya menatap sinis sosok Iana yang perlahan mulai menjauh. Tatapan tajamnya itu seakan menyiratkan bahwa dia akan memastikan Iana terjatuh suatu saat nanti.

Iria berguman, begitu kesal rasanya. Hari ini, di pagi hari moodnya telah berubah 180° menjadi sangat buruk. Meskipun dia sudah menduga hasilnya akan seperti itu, tetap saja menyaksikannya dengan mata kepala langsung selalu membuat darahnya naik. Terlebih Iana yang seakan-akan tak peduli dengan pencapaiannya.

"Bangsat!" decis Iria. Satu kata hinaan itu langsung membuat para siswa disekitarnya membuat jalan baginya.

Mungkin dalam hati mereka semua pasti tengah mengutuk kelalaian mereka. Bagaimana bisa mereka tak sadar akan keberadaan Iria, terlebih sampai membuat dirinya mengumpat.

IMPARTIALWhere stories live. Discover now