Examination 2 : eyeglasses

40 16 3
                                    

Orang cerdas akan mengamati situasi, orang bodoh akan langsung bertindak.

***

"Hei, bukankah kau terlalu jahat padanya!" Suara gebrakan meja itu menarik perhatian seisi kelas, terlebih penampilan Erza yang mencolok dengan rambut keritingnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Hei, bukankah kau terlalu jahat padanya!" Suara gebrakan meja itu menarik perhatian seisi kelas, terlebih penampilan Erza yang mencolok dengan rambut keritingnya.

Video itu tersebar seusai ujian tengah semester usai. Entah siapa yang menyebarkan videonya, yang jelas Iria sudah mengetahui dengan betul pelakunya. Memangnya siapa lagi yang dapat mengetahui kejadian seperti itu selain orang yang melihat kejadiannya secara langsung.

Erza masih tetap berkutat untuk menanyakan alasan Iria mengunci Iana yang tergeletak pingsan di toilet. Kesabarannya yang bagaikan tissue dibelah dua itu meledak-meledak, membuatnya secara spontan menarik rambut Iria.

Keduanya menarik perhatian siswa-siswi. Dua, tiga siswa mengeluarkan ponselnya, sibuk merekam pertingkaian temannya, lalu disambung dengan siswa lain yang ikut merekam. Hingga semuanya berakhir sibuk merekam, tak ada yang meleraikan selain Iana.

Perkelahian itu terjadi dalam beberapa saat. Keduanya yang tak mau mengalah saling menusuk satu sama lain. Mereka saling menjambak hingga menarik seragam satu sama lain dan saling mencaci-maki.

"Namamu, Erza Antonina Trilioni, bukan? Aku akan mengingatmu sebagai salah satu orang paling bodoh sedunia."

"Heh, kamu hanya mengertak saja. Kamu pikir aku takut? Buka mata baik-baik, tak ada satupun yang berada di pihakmu. Pintar tanpa memiliki teman sama saja tak berarti!"

"I don't need them, I don't need any friend. Cuz I can't control 'em. Jadi kamu kira, semua orang berada di pihakmu dan bisa kamu kontrol untuk menyerangku?"

"Heh! Aku memang tak bisa, tapi Iana mampu melakukannya!"

"Orang bodoh tetaplah menjadi badut," balas Iria.

Perdebatan argumen antara keduanya tetap berlanjut dan semakin menarik perhatian banyak orang. Perdebatan yang berawal dari pembelaan yang dilakukan Erza untuk Iria, justru berganti arah dan saling mengkritik satu sama lain. Menjadi ajang kritik untuk menilai orang tapi hingga lupa cara untuk menilai diri sendiri.

Topiknya memang menjadi semakin menarik, dibandingkan membahas Iana melulu. Mereka lebih menarik dari pementasan kisah Romeo and Juliet atau Hamlet karya William Shakespeare yang ditunggu pertunjukan di atas panggung sandiwara; pertunjukan debat keduanya lebih menarik.

Pertunjukan, bukankah begitu? Semua yang terjadi dalam hidup seseorang selalu kita anggap pertunjukan-suatu hiburan semata. Sebuah komedi untuk bahan canda tawa dan menjadi topik di dalam perkumpulan pertemananmu.

IMPARTIALWhere stories live. Discover now