(31) Final -(s)hadow

173 35 15
                                    

Dua gaun seputih tulang yang menjuntai di bagian bawahnya itu terlihat saling bersentuhan satu sama lain, ketika dua wanita yang memakainya nampak duduk bersebelahan dengan jarak terpaut hanya beberapa inci saja. Surai hitam yang sama panjangnya juga saling melambai; seolah saling terhubung karena tertiup udara keras yang entah asalnya dari mana.

Son Sehwa nampak mengayun-ayunkan kaki polosnya yang tak terbalut apapun. Lalu menengok ke samping di mana wanita satunya juga tengah melakukan hal yang sama dengannya. "Rasanya kaya lagi ngaca, ya?"

Mendengar itu si wanita tersebut tersenyum sampai gigi-giginya terlihat, "hmn, memang. Aku adalah dirimu dan begitupun juga sebaliknya. Hanya saja dari tahun yang berbeda."

"Aku pikir... kamu itu doppelganger dari diri aku"

"Kamu percaya dengan hal yang seperti itu, Son?"

"Eung... tentu," dia mengangguk, "percaya atau engga hal-hal kaya begitu pasti ada. Dunia ini luas, banget. Contohnya kita yang sekarang bisa ketemu, itu juga salah satu bukti kalo hal mustahil sekalipun bisa aja terjadi di dunia ini. Iya kan, Seon Sejeong?"

"Di dunia? Aku rasa bukan soal dunia lagi, tapi sudah menjurus ke alam semesta. Jika teori doppelganger yang kamu sebutkan tadi benar, apa itu artinya sebutan untuk dunia paralel juga nyata adanya?"

"Emm.. enggak tau. Kenapa emang?"

"Aku hanya penasaran dengan Sejeong yang ada di dunia lain sana. Bagaimana kehidupan mereka, apa mereka begitu menikmati hidupnya, apa mereka memiliki keluarga, pasangan, bahkan anak dan keturunannya. Tidak seperti diriku yang menjadi Sejeong menyedihkan seperti ini."

"Kalo kamu penasaran, ada satu Sejeong yang aku tau. Awalnya hidup dia emang serba susah karena dia ngga punya keluarga sama sekali. Tapi semenjak ketemu pria yang dia pilih buat di jadiin suaminya, kehidupan dia berubah total. Dia bahagia sekarang. Dia juga udah punya satu anak perempuan dan satu anak yang masih ada di kandungannya,"

"Apa itu dirimu?"

"Ya, itu aku," dia tersenyum. "Aku juga termasuk bagian dari diri kamu di dunia lainnya, kan?"

Lagi, Seon Sejeong dibuat tertawa dengan ujaran wanita yang begitu mirip dengannya ini. "Kamu itu keturunan aku, Son. Kita hidup di masa yang berbeda. Kamu hanya sedang melanjutkan kehidupanku dengan versi yang lebih baik lagi. Intinya, aku merasa seperti terlahir kembali menjadi Son Sehwa."

Hening sejenak, dua wanita yang hanya dibedakan oleh cara bicaranya ini menaruh atesi mereka ke depan sana; seperti sebuah tempat maha luas yang tak memiliki ujung yang siapapun bisa menjelajahinya.

"Ngomongin hal-hal yang tabu kaya tadi, aku jadi keinget sesuatu" Sehwa berujar.

"Apa?"

"Mesin waktu,"

"Memangnya apa yang akan kamu lakukan dengan benda itu?"

"Aku mau datang ke masa lalu, ke jaman goryeo lagi buat sadarin Jeong Sehun kalo sebenernya kamu itu ngga salah. Aku juga mau hajar abis-abisan si algojo yang udah hasut pacar kamu itu— eh, pacar kan ya? Kamu sama Sehun belum menikah kan?"

"Belum..."

"Nah itu! Tenang aja, nanti aku bakal temenin kamu nyuci baju di sungai juga supaya cepet selesai. Kira-kira jauh ngga jarak dari sungai ke rumah kamu yang apa tuh namanya?"

"Gyobang?"

"Ya, itu!"

"Ehm, jauh, sangat jauh."

"Jalan kaki? Ngga bisa naik kuda aja?"

"T-tidak," Sejeong meghela. Oh apa Sehwa lupa jika dirinya di masa lalu bukanlah seorang putri kerajaan melainkan seorang gisaeng? "Tapi jika menaikinya bersama Sehun.. aku sering melakukannya."

UNDER : REDWhere stories live. Discover now