[Final - Bagian II] Tangisan Terakhir Merak Putih

Start from the beginning
                                    

JREBB!!

Yeo Kyung benar-benar tidak takut mati. Entah sejak kapan dia menyembunyikan sebuah belati di pinggangnya, ia kemudian menancapkan belati itu sebelum Wang Jae menyelesaikan kata-katanya. Yeo Kyung menusuk dada Wang Jae, Sang Raja Goryeo.

Wang Jae hanya berdiri dengan kaku di tempatnya, dia mengernyit, melirik ke arah dimana belati itu menancap hingga tak berapa lama darah merembes, keluar dari sana.

"YEO KYUNG!" Yeo Woon berteriak.

"K-kau... sudah gila?" Desis Wang Jae tajam.

Yeo Kyung semakin mendorong belati itu, menusuk lebih dalam, namun Wang Jae mencengkeram tangan Yeo Kyung, menekan ke arah sebaliknya. Dengan tangan bergetar sembari menangis, putri bungsu Goryeo itu benar-benar dikuasai amarahnya.

"Kau tidak pantas... disebut sebagai seorang Raja... seharusnya aku sadar sejak dulu jika kau tidak pernah menganggap kami sebagai saudaramu," suaranya benar-benar gemetar, Yeo Kyung menangis hingga tenggorokannya terasa sakit. "Bagaimana mungkin... selama ini kau menganggap saudaramu sebagai saingan?"

DUGKH!!

Dengan tenaganya yang lebih kuat, Wang Jae mendorong Yeo Kyung hingga adiknya itu terjerembab, lalu ia tatap si bungsu dengan nyalang.

"Bukankah sebaliknya? Memangnya kalian pernah menganggapku yang seorang anak haram ini saudara? Aib keluarga kerajaan, itulah yang kalian pikirkan tentangku. Yeo Kyung, kau pikir aku tidak tahu pikiran licik saudara-saudaramu itu?" Geramnya.

"APA KAU GILA?! MEMANGNYA MEREKA PERNAH BERBUAT JAHAT KEPADAMU?!" Yeo Kyung semakin berteriak, histeris dengan air matanya yang jatuh seperti hujan. "KENAPA? KENAPA KAU HARUS MEMBUNUH MEREKA?! MEREKA SELALU MELINDUNGIMU! MEREKA MENYAYANGI SATU SAMA LAIN! KAU PIKIR SIAPA YANG MEMBELAMU SAAT KAU DIHINA JIKA BUKAN MEREKA?!!"

"BERHENTI MENGARANG-NGARANG CERITA! AKU SUDAH SANGAT MUAK!!"

TRANG!!

Wang Jae mencabut belati itu dari dadanya, menghunuskannya kepada Yeo Kyung. Namun benar-benar beruntung karena Seon Jae Hyun sudah tiba lebih dulu untuk menangkis serangan itu dengan sembarang pedang yang bisa ia ambil. Dalam sekali sabet, Jae Hyun melemparkan belati di tangan Wang Jae.

"Jangan bertindak di luar batas, Pyeha!!" Marahnya, "Putri Yeo Kyung sekarang adalah calon permaisuri Kekaisaran Song! Anda tidak bisa menyentuhnya begitu saja!!"

"Minggir... Seon Jae Hyun..." Yeo Kyung menggeram marah. "Dia ingin membunuhku kan? Dia ingin menyingkirkan semua saudaranya tanpa sisa, biarkan dia melakukan itu...!"

"Yang Mulia anda harus kembali," Seon Jae Hyun menoleh ke belakang, "saya mohon..."

"Bagaimana bisa... aku kembali setelah ini? Kau ingin aku hidup dengan nyaman di kekaisaran Song setelah mengetahui semua yang terjadi?" Isakan perempuan itu terdengar semakin menyedihkan, "bagaimana mungkin... aku adalah satu-satunya yang tidak tahu, bagaimana mungkin... kalian menyembunyikan ini rapat-rapat dariku... BAGAIMANA KAU BISA MEMBIARKAN MEREKA SEMUA MATI, JAE HYUN!!"

Seon Jae Hyun hanya menurunkan pandangan, karena merasa jika sebentar lagi air matanya akan tumpah. Selama ini, Jae Hyun telah berhasil menahan seluruh air matanya agar tak tumpah. Namun begitu mendengar lolongan kesakitan putri bungsu Goryeo itu, Jae Hyun tak bisa lagi membendungnya.

Semenjak kematian Putri Ye Hwa, hingga kematian Raja serta Wang Yeol, Wang Jin, Wang Hun... Seon Jae Hyun berusaha keras untuk bertahan.

"Maafkan saya..."

Wang Jae hanya melirik kedua orang itu, sembari memegangi dadanya yang terluka cukup dalam. Sungguh berisik.

"Jiejie..." Wen Ren yang datang bersama Yeo Kyung, mendekat dan mengambil tangan wanita muda itu, menggenggamnya dengan erat. "Jiejie... ayo kita pergi."

[✔] 5. 真実 [TRUTH] : The PrologWhere stories live. Discover now