Part 45

41 12 1
                                    

Zee terkena hipotermia. Gadis itu kini dirawat inap di rumah sakit. Tubuhnya masih terasa lemas begitupun dengan muka cantiknya yang terlihat pucat.

Pagi ini Ganta datang lengkap dengan balutan seragam putih abu. Ia membawa kantong keresek berisi jajanan, menyimpannya di atas troli.

"Cepet sembuh jametnya gue, masa lemah sih?" Tangan kekarnya mengusap pelan pipi Zee yang tengah tertidur

"Gak usah pegang-pegang." Zee membuka kelopak mata, refleks membuat Ganta menarik tangannya.

"Nyari kesempatan lo mah," tukas gadis itu sembari bangkit dari tidur.

"Kurang baik apalagi? Gue udah bawain lo jajanan  seabreg, nih. Tapi malah dibilang kayak gitu. Yaudah deh gue bawa pulang aja jajanannya." Cowo itu mengulurkan tangan untuk mengambil keresek berwarna putih tersebut. Akan tetapi, Zee segera merebutnya.

"Lo niat ngasih gak sih? Masa dibawa lagi," kesalnya.

"Siapa yang mulai?" Ganta mengangkat sebelah alis. "Lo yang ngajak ribut duluan," sambungnya.

"Udah deh sana sekolah." Zee membuka kemasan snack kemudian memakannya.

"Ngusir?"

"Ngingetin. Ntar lo telat."

Ganta melirik jam yang melekat ditangannya. Detik berikutnya segera berlari ke arah pintu lantaran ia sudah sangat telat. Pasti gerbang sekolah telah tertutup rapat.

***
Benar saja, gerbang sekolah sudah terkunci. Tak kehabisan akal, pemuda itu bergegas menuju belakang sekolah. Ia melompati tembok, selanjutnya mendarat dengan aman.

Lekas bergegas menuju kelas, langkah kakinya terhenti kala tak sengaja mendengar sebuah percakapan. Dia menajamkan pendengarannya.

"Lo tenang aja. Gue gak bener-bener cinta sama dia. Setelah dia jatuh kedalam pelukan gue, saat itu juga kita akan culik dia dan lo tau apa yang akan terjadi selanjutnya, kan?"

Sepasang remaja tengah berdiri didekat toilet. Gadis dengan balutan sepatu sneaker putih itu tersenyum culas. "Siksa dia dan ambil berliannya," jawab sang gadis.

Ganta tidak bisa melihat jelas wajah gadis tersebut lantaran kepala gadis itu tertutup kupluk hoodie.

Rahang Ganta mengeras dengan tangan yang terkepal kuat. Detik berikutnya langsung menghajar dengan penuh amarah. Sedangkan si gadis langsung kabur lantaran takut ketauan.

"Anjing lo! Zeenata tulus cinta sama lo, dan lo cuma manfaatin dia doang?! Bangsat, sialan lo!"

Ganta terus memukul Gasta yang sudah terkapar. "Bangun lo, anjing!Gue bakal bongkar semua niat busuk lo!"

"Silahkan, dengan senang hati. Tapi apa Zeenata bakal percaya sama lo?" Gasta bertanya meremehkan seraya menyeka darah disudut bibirnya.

Seorang guru datang melerai. Langsung saja keduanya diamankan ke ruangan BK.

Setelah di interogasi oleh pak Susilo, Ganta langsung memasuki kelasnya. Ia mengikuti kbm dengan tidak fokus. Pikirannya hanya tertuju pada Zee seorang. Jika gadis itu tau Gasta telah mengkhianatinya, pasti ia akan sangat terpukul.

Detik, menit berlalu terasa lambat. Ganta mencengkeram kuat pulpen hitam ditangannya. Setelah bel istirahat berbunyi, ia bergegas tanpa sepatah katapun.

Mencari beberapa saat, ia akhirnya menemukan keberadaan Jiwa. Dia menjelaskan panjang lebar, tetapi sudah pasti Jiwa tidak akan mempercayainya. Secara Gasta adalah sahabatnya dari awal masuk SMA.

"Bang Jiwa, tolong percaya sama gue sekali ini aja," mohon Ganta.

"Ganta, lo ngelindur," balas Jiwa setengah kesal.

RECOGNIZED(END)Where stories live. Discover now