Part 39

29 9 0
                                    

‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍"Pat, gue mau jujur sama lo. Tapi Lo harus percaya sama omongan gue." Zee berujar sambil menyuapkan bakso ukuran sedang kedalam mulut.

Ganta menaikkan alisnya, seakan bertanya 'apa' lalu menyedot es teh favoritnya.

Usai mengunyah bakso, Zee lantas menjawab, "Sebenernya Havika itu beneran nggak bisu. Sehari setelah pulang dari rumah sakit, gue denger pake telinga gue sendiri Havika lagi ngomong sama Priyanka. Menyusun skenario buat ngejauhin gue sama orang-orang terdekat gue."

Tatapan Ganta berubah datar. Ia menyimpan es tehnya sedikit kasar. "Berapa kali gue bilang, gue gak suka ada orang yang jelekin Havika. Apalagi sampe fitnah dia."

"Pat, plis kali ini aja percaya sama gue."

Ganta terlihat berfikir. Menimang-nimang apakah ia harus mempercayai Zee atau tidak. "Kalo gitu gue minta bukti."

Zee meminum teh hijaunya usai menandaskan kuah bakso. "Untuk saat ini gue emang nggak punya bukti. Tapi liat aja gue bakalan buktiin sama lo kalo Havika itu licik. Dia nggak sepolos yang Lo bayangin."

"Gue gak percaya tanpa adanya bukti."

Zee berdecak. Setelahnya tersenyum lebar seraya menjentikkan jari."Gue punya ide. Apa yang paling ditakutin sama adek lo?"

Ganta berfikir sejenak. "Ulat bulu. Dari kecil Havika takut banget sama ulat bulu."

"Good! Coba nanti pulang sekolah lo diem-diem taro ulat bulu mainan di kasurnya Havika. Dan lo liat reaksinya. Kalo dia teriak berarti apa yang gue bilang emang bener. Havika itu cuma pura-pura bisu."

"Oke. Tapi kalo ternyata apa yang lo bilang itu gak bener, gimana?"

"Lo boleh hukum gue. Gue bakalan terima apapun hukumannya."

***

Usai dari kamar mandi, Havika langsung membanting tubuhnya ke atas ranjang. Mata gadis itu membulat tatkala melihat hewan mungil berbulu hitam di atas kasurnya. Sontak saja ia berteriak histeris. "Mama!"

Havika langsung membekap mulutnya. Gadis itu mengumpat dalam hati sambil celingukan- berjaga-jaga takut jikalau Ganta mendengar teriakannya. Jika sampai itu terjadi pasti urusannya bisa berabe. Ia beringsut mundur lalu mengambil kemoceng untuk menyingkirkan ulat yang ternyata hanylah ulat mainan.

Di balik pintu, lutut Ganta mendadak lemah seiring dengan hatinya yang terpecah belah. Ia benar-benar tidak menyangka ternyata Havika hanya pura-pura bisu. Pemuda itu lantas mengambil langkah lebar menuju kamarnya.

Di tempat lain, Zee tengah mengambil foto dirinya didepan cermin. Zee itu jarang selfie. Namun sekalinya mengambil gambar pasti langsung menghabiskan memori.

Ia lalu duduk di tepi ranjang, lekas mengirimkan sebuah foto kepada moodbosternya.

Yakali gak kuy. Padahal udah cakep banget

 Padahal udah cakep banget

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
RECOGNIZED(END)Where stories live. Discover now