Part 26

43 12 0
                                    

_RECOGNIZED_

‍‍‍‍‍‍‍‍Zee membuka tirai matanya. Gadis itu menguap kecil lalu bangkit dan menyandarkan punggung di kepala ranjang.

Pagi Minggu yang cukup cerah. Hari ini ia bangun lebih siang. Gadis itu kemudian mengambil hp, berselancar sebentar di laman Instagram. Lalu, di berandanya muncul sebuah postingan dengan tagar:

#ChallengePapBangunTidur.

"Wah estetik," gumam Zee. Gadis itu kemudian membuka kamera. Niat hati ingin mengikuti challenge tersebut.

Namun, ketika melihat hasil jepretannya, Zee langsung berteriak. Ternyata, realita tak semanis ekspetasi. Pada akhirnya Zee menggagalkan rencananya untuk mengikuti challenge tersebut.

Ia membuka aplikasi room chat.

Patrick
(Online)

Pat, weekend kuy.

Gue lagi nemenin Havika ke pesta ulangtahun temennya.

Bibir Zee membentuk garis lurus. Ia tidak membalas, lalu kembali berselancar di Instagram. Senyumnya semakin menukik ke bawah kala sebuah postingan muncul di berandanya.

 Senyumnya semakin menukik ke bawah kala sebuah postingan muncul di berandanya

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Likes by. Caca and 650
View all coment_20
Havika Shaquil Algangga
Baru sadar ternyata kakak ku tinggi banget 😊❣️

"Sok cakep lo!" kesal Zee. Gadis itu mencengkeram kuat ponselnya, lalu memencet laman komentar dan mengetik sesuatu di sana.

Z
Bukan Ganta yang tinggi, tapi lo nya aja yang kependekan.

Zee tertawa sinis. Setelahnya pergi menuju kamar Jiwa.

Terlihat pemuda itu yang tengah berdiam diri di depan meja belajar sambil menggaruk kepalanya.

‍‍"Hyung?" panggil Zee sembari berjalan menghampiri Jiwa.

"Hyung naon anying?" tanya pemuda itu tak santai. Ia sedang pusing karena belum mengerjakan tugas matematika yang berhasil membuat otaknya ngebul dan adik laknatnya itu tiba-tiba datang. Pasti gadis itu akan mengganggunya. Jiwa yakin itu.

"Perasaan gue gak punya dosa apa-apa sama lo. Tapi kenapa lo kalo nyaut sewot mulu," celetuk Zee. Tatapan gadis itu meredup.

"Diem, Zee. Jangan ganggu gue, gue lagi pusing," balas Jiwa, terdapat sedikit rasa bersalah didalam nada bicaranya.

"‍Bang, kriteria adik idaman lo kayak gimana, sih?"

"Kenapa lo tiba-tiba nanya kayak gitu?" Bukannya menjawab, Jiwa malah balik bertanya.

"Bang, gue juga pengin di manja sama Abang, kayak cewek-cewek lainnya. Gue pengin di elus-elus rambutnya, terus di peluk-peluk. Perasaan dari orok gue kagak pernah dapet kasih sayang seorang Abang. Yang ada malah di nistai habis-habisan." Gadis itu terdiam sejenak mengingat kenangan masa lalunya. "Abang inget? Waktu SMP Abang pernah ngajakin anak-anak  sekelas buat ngebully gue? Heran gue, Lo punya masalah hidup apa sih?"

RECOGNIZED(END)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora