Bab 22: The Darkness Comes

Start from the beginning
                                    

Regulus memandang datar pemandangan di sekelilingnya. Rasa sakit mulai menyerangnya, dia melirik lengan kirinya dan beberapa bagian tubuhnya yang terkena serangan serigala. "Sial, aku terlalu sembrono tadi," gumamnya. Dia menyandarkan dirinya di pohon yang telah beku. "Aku harus memulihkan diriku sebelum ber-Apparate."

Suara crack tiba-tiba membuat Regulus langsung bangkit berdiri. Regulus mengernyit bingung begitu melihat orang yang baru saja ber-Apparate, itu adalah Evan Rosier dan tak lama kemudian Kreacher muncul.

"Apa yang kalian lakukan?" Regulus bertanya tidak mengerti.

Evan menatap sekeliling mereka sebelum berseru terkejut. "APA-APAAN INI?" tanyanya tidak percaya. Dia berjalan mendekati manusia serigala yang membeku, "mereka hidup?" tanyanya lagi.

"Iya," Regulus menjawab acuh, kembali mendudukkan dirinya.

"Kenapa mereka bisa membeku seperti ini?" Evan bertanya penasaran, dia berjalan mendekati Regulus.

"Aku menyihirnya."

"Ini sihir hitam?"

Regulus berdecak jengkel. "Bisakah kau berhenti bertanya? Kau tidak melihat semua lukaku?" sinisnya.

Evan mengangkat bahunya. "Bisakah kau sembuhkan luka tuanmu?" tanya Evan kepada Kreacher yang berdiri tak jauh dari mereka.

"Tentu saja jika Master Regulus mengijinkan Kreacher." Kreacher menarik-narik baju kusut yang dia kenakan.

"Tolong lakukan, Kreacher," ringis Regulus, luka-lukanya mulai terasa menyakitkan.

Evan mendudukkan dirinya didepan Regulus. Memandang Regulus dengan tatapan tak terbaca. "Hei, darimana kau mempelajari mantra ini? Ini sihir yang sangat hitam dan kuno, aku dapat merasakannya ketika aku menyentuhnya," Evan bertanya serius.

Regulus mendongak, menatap pemuda Rosier didepannya. "Seseorang yang tidak ingin aku sebut namanya," jawabnya singkat.

Helaan nafas terdengar, pemuda Rosier itu bangkit berdiri. "Bukan Pangeran Kegelapan, kan?" tanyanya memastikan. Regulus menggelengkan kepalanya sebagai jawaban. Evan mengangguk mengerti sebelum berjalan memeriksa sekeliling mereka.

"Serigala membeku itu mulai menyusut," Evan berujar memberitahu.

Regulus menatap sekelilingnya. "Biarkan saja, mereka akan terus menyusut sampai hancur," katanya.

"Pangeran Kegelapan tidak akan suka ini," sahut Evan memperingatkan.

"Aku hanya perlu berkata bahwa para sekumpulan manusia serigala itu menolak menyatakan kesetiaan kepadanya, jadi aku membunuh mereka semua," ujar Regulus acuh.

"Kenapa kau datang ke markas manusia serigala sendirian? Edellie akan memarahimu jika melihat semua lukamu, dan berkat kau juga, Dora menyuruhku untuk mencarimu malam-malam seperti ini," omel Evan kesal. Dia tengah menikmati malamnya yang menyenangkan ketika Pandora tiba-tiba saja menghubunginya lewat perapian.

"Menyingkir," Regulus berkata, dia mulai bangkit berdiri dan menarik tongkat sihirnya.

"Apa?" tanya Evan tidak mengerti.

"Aku harus memusnahkan mereka semua sebelum pergi," jawab Regulus. Dia mulai menggumamkan sesuatu sebelum mengarahkan tongkat sihirnya ke segala penjuru.

Es yang berisikan manusia serigala itu mulai hancur berkeping-keping. "Sial, mantra ini sangat menguras energiku," Regulus bergumam kecil.

"Menakjubkan," Evan berseru takjub.

"Itu tidaklah menakjubkan seperti yang kau lihat, mantra ini sangat rumit dan tidak bisa digunakan setiap saat," Regulus menjelaskan, dia berjalan menuju Kreacher. "Kreacher, bisakah kau bawa aku ke Hogsmeade?" tanyanya.

FLOWERSTAR - [Regulus Black]Where stories live. Discover now