"Tentu saja tidak, Cissy akan mengambilnya. Pangeran Kegelapan akan senang jika mendapat penyihir yang terampil pada sihir penyembuhan," Bellatrix berujar sombong, memberi Regulus tatapan mengejek.

Regulus tersentak, menatap Narcissa yang masih tidak bereaksi apapun dan hanya memandang kosong meja didepannya. "Kau gila! Kau bisa memilih Black yang lain tetapi kau memilih adikmu?" Regulus bertanya, menahan amarahnya.

"Mendapatkan tanda berarti keberuntungan, sepupu kecil. Dan, Cissy akan mendapatkan keberuntungan itu bukan kau," cemooh Bellatrix.

Regulus mengatupkan rahang, amarah berkobar di matanya. "Kau dan obsesi sialanmu itu. Lihat, Bella, apakah kau pikir Cissy menganggap itu keberuntungan juga? Gunakan matamu itu," Regulus berujar dingin, menunjuk Narcissa yang duduk disampingnya.

"KAU TIDAK MENGERTI APAPUN! KAU HANYALAH ANAK KECIL!" Bellatrix berteriak marah, berdiri mengarahkan tongkat sihir miliknya ke leher Regulus.

"Kau yang tidak mengerti apapun, Bella! Kau mengikuti orang yang bahkan tidak jelas asal-usulnya hanya karena dia peduli tentang kemurnian darah? Kau idiot dan bodoh, kau seorang Black dan kau mau diperintah oleh orang lain?" ejek Regulus, matanya menatap remeh Bellatrix yang tengah mencengkram erat tongkat miliknya.

"Expelliarmus," Arcturus terlihat tengah mengangkat tongkat sihirnya, ekspresi marah tercetak jelas di wajah lelah pria itu. "Tidak ada saling mengutuk, Bellatrix. duduklah," perintah Arcturus tegas.

Mata abu-abu kelam milik Regulus melirik Narcissa yang hanya diam semenjak tadi. "Aku tidak bisa menerima ini, Kakek. Jangan sepupuku Narcissa," Regulus berbicara, matanya menatap dingin Bellatrix yang terlihat ingin mengutuknya.

"Seolah kau punya hak," sahut Bellatrix kasar.

Arcturus menghela nafas, lalu berujar, "ini telah diputuskan, cucuku. Black muda hanya tersisa kau dan Narcissa, Bellatrix telah mengajukan Narcissa karena dia terampil dengan sihir penyembuhan, itu akan menguntungkan pihak Thomas Gaunt."

Regulus terdiam. Ramalan penyihir tua berputar di kepalanya, ramalan itu mengatakan keturunan sang ular akan membawa kegelapan dalam langkahnya. Mata abu-abu kelamnya beralih menatap Narcissa yang masih tetap seperti tadi. Regulus tidak bisa membiarkan itu, dia tidak mau melihat sepupunya yang berharga akan terus menampilkan ekspresi seperti itu sepanjang hidupnya.

"Aku akan mengambilnya," Regulus berujar mantap, "aku akan mengambil tanda itu, menggantikan Cissy."

"Reg," Narcissa berujar tercekat, mata birunya menatap Regulus berkaca-kaca, "kau tidak perlu melakukan itu, aku akan mengambil tandanya."

Tangan Regulus mengusap lembut surai pirang Narcissa. "Aku tidak bisa melakukannya, bukan? Melihat sepupu tersayangku melakukan sesuatu yang tidak dia inginkan," Regulus berkata, tersenyum kecil menatap Narcissa yang telah menangis. Regulus meraih gadis itu, memeluknya erat.

"Kau tidak keberataan, kurasa?" tanya Regulus, menatap tajam Bellatrix.

Bellatrix yang mendengar itu hanya menyeringai, meraih tongkat miliknya. "Besok pagi kau akan menerima tanda, aku akan menjemputmu," ucap Bellatrix, sebelum berlalu pergi. Keluarga Black lain juga mengikuti berlalu pergi, menyisakan Regulus, Narcissa dan satu wanita bersurai pirang.

"Oh nak, terimakasih." Seorang wanita dengan rambut pirang dan wajah yang terlihat mirip Narcissa tersenyum menatap Regulus. "Aku tidak bisa membayangkan Cissyku melakukan sesuatu yang tidak dia inginkan sepanjang hidupnya," katanya, mengelus surai pirang Narcissa yang masih berada di pelukan Regulus.

FLOWERSTAR - [Regulus Black]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora