6. Akad

2.7K 96 50
                                    

Sial, ternyata hanya ekspetasi.”


****

Setelah kelasnya selesai, Laras segera mengemasi buku-bukunya Lantaran mendapatkan pesan dari sang mama. Tanpa pamit dengan vara Laras langsung berlari ke luar kelas. Beruntung hari ini, pak Noe tidak mengajar kelasnya. Memang setiap hari Kamis, Noe tidak mengajar. Entah apa alasannya, Laras tidak tahu.

"Buru-buru amat. Mau kemana si ras!!." Teriak vara sembari mengejar Laras.

Laras menghentikan langkahnya. Balik kanan, menatap kedua manik sahabatnya lalu menghela nafas. "Nanti, jam 8 ke-rumah ya?, Sama Caca juga. Di suruh mama. " Ucap Laras dengan nada sedih.

"Gue duluan. Bye Ra." Lanjut Laras lalu segera masuk kedalam taksi online yang sudah ia pesan beberapa menit yang lalu.

****

Sampainya di rumah. Laras sudah tidak kaget lagi dengan pemandangan rumahnya. Beberapa dekorasi pelataran rumahnya sudah di buat semenarik mungkin oleh orang suruhan teri. Di tengah dekorasi itu ada sebuah meja yang di lingkari oleh beberapa kursi. Hiasan dinding sudah terlihat apik dengan bertuliskan 'Happy wedding', lagi dan lagi. Laras menghela nafas gusar.

Gadis itu akan resmi menjadi istri dosennya sendiri tepat pukul 8 malam nanti. Seharusnya, pernikahan akan di lakukan 1 Minggu lagi. Namun, karena sultan selalu menemukan Noe bersama keysha, pria setengah baya itu mempercepat pernikahan. Setelah 5 hari lamaran, tepat hari ke 7—malam nanti. Laras resmi menikah, baik menurut agama atupun negara.

Laras berjalan dengan lesu. Menaiki anak tangga sampai ke depan pintu kamarnya. Lagi dan lagi, Laras sudah tidak kaget lagi dengan keadaan kamarnya. Aneka make up sudah tertata rapih di meja riasnya. Gaun pernikahan berwarna putih tergantung di lemarinya.

Selang beberapa detik. Terdengar pintu kamar terbuka, Laras membalikkan tubuhnya. Menatap sang mama yang sedang menatapnya dengan senyum khasnya. "mama." Kata Laras.

Teri menghampiri Laras. Memeluk anak semata wayangnya dengan tulus. "Semua yang di berikan oleh mu, pasti itu yang terbaik ras." Kata teri.

Laras terdiam. Cewek itu tidak ingin menjawab kalimat mamanya.

Teri merenggangkan pelukannya. Menatap mata Laras yang sudah mulai memerah. "Terima dengan ikhlas pernikahan ini ya ras?." Kata teri lagi.

Sial. Sangat sial. Sudah susah payah Laras menahan agar tidak menangis. Namun, kalimat terakhir dari bibir teri berhasil membuat air matanya mengalir. Gadis itu tidak sanggup menahan air matanya. Ia segera memeluk mamanya kembali dengan Isak tangisnya.

Dari ambang pintu. Seorang wanita paruh baya menatap sepasang ibu dan anak itu dengan air matanya. Laras adalah cucu yang dia sayangi, walaupun sudah terbilang Laras sudah dewasa. tapi, ia selalu menganggap Laras adalah bayi yang masih menggemaskan.

Saat membaca wasiat dari anaknya pun, Kirana tidak mengira kalau Laras harus di jodohkan. "Oma yakin, Noe adalah anak yang baik dan bisa merawat kamu dengan baik." Gumamnya sebelum pergi meninggalkan kamar cucunya.

Teri merenggangkan pelukannya. Mengusap air mata yang menetes mengenai pipi sang anak. "Sudah, jangan menangis lagi." Ucap teri

Laras mengangguk.

"Jika belum sholat. Cepat lakukan, sebentar lagi waktu sholat ashar selesai." Ujar teri.

Laras kembali mengangguk.

****

"Beh, gila. Ini Laras mau ngapain. Rame amat nih rumah." Vara yang berada di samping Caca menjitak kepala gadis itu. "Udah masuk aja dulu." Kata vara.

MARRIED WITH DOSEN [Noe&Laras]Where stories live. Discover now