Prolog

8.6K 202 12
                                    

⚠️‼️‼️Lebih suka di panggil Vita dari pada Thorrr⚠️‼️

call me Vita, okey?.

Happy reading ✨

*****

Mungkin semua orang tidak menyukai prolog jika tanpa epilog."

*****

"Mau kemana ras?"

Gadis yang di panggil oleh ibunya itu menoleh—tepatnya menatap ke arah dapur, melihat sang ibu yang sedang menyiapkan makan malam.

"Mau ketemu Hans ma." Balas gadis itu.

"Hans Mulu, gak mau ikut makan malam sama kita" Dari meja makan, wanita paruh baya ikut bersuara. Wanita itu menatap cucu perempuannya dari atas sampai bawah. "Jangan pulang malam-malam ras, gak baik. Apa lagi gadis kaya kamu" Lanjutnya.

"Iya Oma. Gak akan pulang malam"

"Jangan malam-malam"

Gadis bernama lengkap Laras gartiana Mahendra itu mengangguk mantap, lalu kakinya mulai melangkah keluar rumah.

Memang, Laras selalu pulang malam jika sudah bersama Hans. Entah apa yang gadis itu lakukan bersama kekasihnya. Setiap pulang pasti sudah pukul 10 malam. Bahkan bisa sampai pukul 12 malam.

****

Sesampainya di cafe yang sudah menjadi tempat persetujuan bertemu, Laras berjalan ke arah meja bernomor 12. Duduk dengan tenang sembari memainkan handphone tanpa memesan makanan ataupun minuman.

1 jam kemudian.

"Hans di mana si?, Lama banget datengnya" Kesal Laras

Karena tidak memikirkan yang tidak-tidak, Laras kembali memainkan ponselnya. Sesekali matanya melirik ke seluruh penjuru cafe Untuk mencari kekasihnya. Namun nihil, kekasihnya yang bernama Hans belum kunjung datang juga, membuat Laras malu sendiri.

"Gak datang?, Masa sih?, Gak biasanya Hans ingkar janji" Ujar Laras lalu berdiri dari duduknya.

Gadis itu memutuskan untuk kembali ke rumahnya. Kesal?, Wajar, coba bayangkan, jika seorang perempuan yang notabenenya adalah pacar dari laki-laki yang mengajaknya bertemu di cafe, tapi malah laki-laki itu tidak datang.

Jika Hans mengabari Laras, mungkin Laras tidak akan marah. Tapi, tanpa chat dan telpon membuat Laras kesal ke lelaki itu. Memalukan!!

Laras mengerutkan keningnya, menyipitkan matanya ke arah depan agar bisa melihat jelas siapa laki-laki di depan sana. Melihat tubuh dan rambutnya yang sangat familiar. Gadis berkacamata itu berlari ke arah laki-laki yang berada 25 meter dari dirinya.

Plak..

Sebuah tamparan keras mendarat di pipi kiri laki-laki itu hingga membekas, cewek yang berada di sebelah laki-laki itu menatap Laras bingung. "Ada apa ya mba?" Tanyanya.

"Maksud kamu apa Hans, kenapa malah jalan sama cewek lain!!?" Tanya Laras tanpa menggubris pertanyaan dari cewek itu.

"Aku bisa jelasin ras" Kata Hans memohon.

"Gue gak butuh penjelasan dari Lo. Kita putus!!" satu tetes air mata berhasil melewati kelopak matanya. Laras berlari sekencang-kencangnya meninggalkan Hans dan perempuan itu.

Hans hendak mengejar Laras, namun pergelangan tangannya segera di genggam oleh gadis di sampingnya "Lo lebih sayang gue atau dia si?" Tanya gadis dengan dres hitam selutut nya.

"Pasti Lo lah." Balas Hans.

"Yaudah diem, gak usah ngejar cewek sialan itu!!." Ujar gadis itu.

Hans mengangguk.

Setelahnya, Gadis itu hanya terdiam sembari menatap punggung Laras yang kian menjauh karena berlari dengan kencang. Hingga manik kedua gadis itu melihat Laras menabrak laki-laki, bukannya membantu gadis itu malah tersenyum.

Bruk....

Tidak menoleh, Laras hendak berlari lagi tanpa menggubris pria yang tidak sengaja ia tabrak, namun tangannya berhasil di genggaman oleh laki-laki itu hingga membuat Laras meringgis kesakitan lantaran genggaman itu sangat kencang.

"Berani berbuat, berani bertanggung jawab." Kata laki-laki itu dengan tatapan dingin.

"Maaf mas, saya buru-buru." Balas Laras memberontak.

"Anda sudah membuat buku-buku saya jatuh dan basah karena genangan air, dan anda tidak mau bertanggung jawab!!?." Tanya laki-laki itu sedikit menaikan nada bicaranya.

"Oke"

Laras berjongkok, mengambil beberapa buku yang terjatuh dan terkena air. Sudah apes, malah tambah apes, pikirannya.

"Nih, sekali lagi saya minta maaf" Ucap Laras sembari menyodorkan buku itu.

Laki-laki yang belum Laras ketahui identitas nya itu tersenyum, dan menerima buku itu dengan ramah. "Terima kasih" balasnya lalu pergi begitu saja.

"Dasar, semua cowok sama aja!" Umpat laras kesal.

****

Sedikit aja, kan baru prolog.

Ramein min, biar saya tambah semangat nulis part part nya.

Ig: Wp.vitaajah_

MARRIED WITH DOSEN [Noe&Laras]Where stories live. Discover now